Flow, film animasi yang menang Piala Oscar 2025 untuk kategori Best Animated Film, memukau dunia dengan visualnya yang canggih. Namun siapa yang menyangka, film produksi bersama Latvia, Perancis, dan Belgia, ini ternyata dibuat pakai software gratis!
Para animatornya menggunakan Blender, software animasi open-source yang bisa di-download siapa saja tanpa keluar uang sepeser pun!
Bayangkan, di tengah deretan film-film animasi dengan budget raksasa, Flow datang dengan modal “cuma” 3,5 juta dollar AS. Jika dirupiahkan, nilainya memang besar. Tetapi kalau dibandingkan dengan Inside Out 2 yang budget-nya sampai 200 juta dollar, angka itu jadi terkesan receh.
Baca juga: Cara Dapatkan Cuan dari YouTube, TikTok, Facebook Pro, dan Platform Lain
Namun dengan budget “receh” tersebut, Flow berhasil membawa pulang Piala Oscar 2025!
Software Gratisan yang Powerful
Flow bercerita tentang seekor kucing hitam, yang bersama hewan-hewan lain, berjuang untuk bertahan hidup di dunia yang sudah tenggelam karena banjir besar. Tema lingkungan hidup, bencana, dan perjuangan bertahan hidup sangat terasa, tetapi dibawakan dengan cara yang halus dan emosional.
Gints Zilbalodis, sutradara Latvia sekaligus otak di balik film ini, mulai proyek Flow hanya dari sebuah sketsa sederhana.
"Itu hanya sketsa untuk memulai, dan seluruh dunia dirancang dan dimodelkan langsung dalam 3D. Lebih cepat dan mudah untuk melakukannya dengan cara ini," kata Gints, yang semula menggarap Flow seorang diri pada tahun 2019.
Setelah punya ide awal, semua elemen dunia Flow langsung digarap dalam 3D sehingga hemat waktu dan lebih fokus ke emosi ceritanya.
Nah, bagian yang mengagumkan adalah semua bagian film dikerjakan dengan software Blender. Kalau kamu pernah iseng buka Blender, pasti tahu se-powerful apa software ini. Tetapi jujur saja, siapa yang menyangka kalau software gratisan ini bisa melahirkan karya sekelas Oscar?
Baca juga: Skystar Youngpreneur Competition 2025 Jadi Ajang Kenalkan Entrepreneurial Mindset Sejak Dini
Salah satu alasan Gints memilih software Blender adalah fitur real-time renderer EEVEE yang supercepat.
“Kecepatan rendering dan bahkan kecepatan membuka file-nya menghemat banyak waktu dan mengurangi rasa frustrasi," jelas Gints. Kebayang kan, kalau bekerja di proyek film panjang, setiap detik waktu yang bisa dihemat akan sangat berarti.
Tim Kecil, tapi Solid
Pada tahun 2021, Gints mulai mengajak rigger (spesialis yang membuat kerangka digital untuk karakter 3D) dan developer untuk membuat custom scripts. Jadi workflow mereka semakin efisien.
Gints biasanya membuat scene dasar, lalu tim set-dressing menambahkan detail-detail kecil seperti tanaman, properti, dan suasana lingkungan. Ada Mārtiņš Upītis yang membuat add-on khusus untuk efek air di Blender, mengingat air merupakan elemen sentral di cerita Flow.
Selain itu juga Konstantīns Višņevskis, yang menangani simulasi yang lebih kecil, seperti percikan dan teknik penelitian untuk bulu dan helaian rambut. Ia pun mengerjakan pencahayaan, tekstur, hingga warna, menggunakan shader.
Selanjutnya pada 2022, datanglah co-producers dari Belgia dan Perancis, Take Five dan Sacrableu Productions. Ini titik balik yang penting bagi Gints.
Baca juga: Tips Mudik Hemat Buat Anak Rantau
"Memperluas tim dengan TD (Technical Director) karakter dengan alur kerja yang berpengalaman, serta animator yang bekerja dalam proses yang terstruktur dengan baik, sangat penting untuk menangani kompleksitas yang dibutuhkan oleh film. Ini adalah produksi bersama yang benar-benar internasional," ujarnya.
Jadi, dari yang awalnya proyek “kecil” di Latvia, tiba-tiba Flow jadi kolaborasi internasional!
Passion, Kreativitas, dan Alat yang Tepat
Selama produksi, tim ini terus meng-upgrade dari Blender 2.8 alpha sampai ke versi 4.6. Sebelum tiap update, mereka selalu menguji file-file untuk memastikan workflow-nya tetap aman.
Mereka juga memakai berbagai add-on, misalnya GeoScatter untuk menyebarkan elemen-elemen lingkungan, Animation Layers untuk menambahkan efek kamera shaky yang terasa natural, sampai FLIP Fluids untuk detail efek air. Semua dikerjakan dengan sangat teliti.
Hasil akhirnya adalah sebuah film yang tidak hanya cantik secara visual, tetapi juga sangat menyentuh. Penonton, kritikus, sampai juri Oscar sepakat: Flow punya jiwa yang jarang banget kita temukan.
Baca juga: 3 Platform untuk Lapor SPT dan Bayar Pajak Online
Buat kita yang masih sering berpikir, “Ah, software gratisan mah nggak bakal bisa lawan yang premium,” Flow membuktikan sebaliknya. Passion, kreativitas, dan alat yang tepat bisa menghasilkan karya luar biasa.
Kemenangan Flow bukan hanya kemenangan untuk Gints atau timnya, tapi juga untuk semua kreator independen di luar sana.
So, buat kamu yang masih ragu mau memulai proyek besar karena merasa tidak punya budget besar atau software mahal, coba ingat cerita Flow ini. Kadang yang kita butuhkan hanya ide, semangat, dan keberanian untuk memulai.
- Editor: Dini Adica
- Sumber: Tribune.com, Yahoo! Entertainment