LogoDIGINATION LOGO

Ini dia! Aspek Penting Membuat Konten Banjir Engagement

author Oleh Nur Shinta Dewi Kamis, 28 April 2022 | 16:22 WIB
Share
Share

 

Ramadan menjadi bulan yang tepat bagi kamu meraup audience dengan konten yang menarik. Namun persaingan konten didalam digital juga menjadi tantangan tersendiri bagi content creator dan pemilik brand. 

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu telah meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang. 

Melihat trennya, jumlah pengguna media sosial di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, tentu tidak mudah membuat konten menjadi viral. Selain kamu harus membuat sesuatu yang “beda” kamu juga harus cermat terhadap tren konten. 

Tidak hanya bagi content creator, pelaku usaha dan pemilik brand juga harus mengetahui perilaku konsumen di dalam dunia digital agar tepat sasaran. Hal ini bertujuan agar konten yang disajikan lebih dekat dengan audience. Lalu apakah benar content creator harus membuat konten sesuai moment? Apakah ini masih berlaku di era sosial media saat ini?

Kris Moerwanto - Pengamat Perkembangan Media, Marketing dan Behavioural Science dalam live Digital DNA, mengungkap ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan konten di era saat ini berikut penjelasannya: 

1. Partisipasi

Menurut Kris, konten tidak dikonsumsi seperti sebelum-sebelumnya (Share, komen, dan like) tapi konten dapat disebut berhasil jika dapat membawa audience untuk ikut berpartisipasi. Seperti mengutip konten yang dibuat, atau bahkan menjadikan konten kita sebagai referensi konten yang akan mereka buat selanjutnya. 

Kris mengatakan, “pada saat ini konten tidak dikonsumsi dengan cara sebelumnya, tapi ada kebutuhan untuk audience ikut berpartisipasi. Audience menjadi bagian dalam partisipasi membuat konten baru dari konten yang dibaca sebelumnya,”

Baca juga : Tren Perilaku Konsumen di Masa Ramadan

2. Representatif

Konten yang dibutuhkan saat ini tidak sekedar konten yang memiliki identitas, namun juga representatif atau mewakili audience. Kamu harus tau apa yang mewakili audience mu agar konten yang kamu buat semakin dekat dengan audience.

“Dulu kalau di bulan ramadan kita sering mengaitkan kebersamaan dan connected sebagai identitas, nah sekarang bergeser menjadi representatif. Jadi konten itu dituntut mewakili, untuk mereka bisa ikut dan berpartisipasi menyebarluaskan ke kelompok mereka,” kata Kris.

3. Relevansi

Audience membutuhkan konten yang relevan dengan mereka. Kamu bisa menjangkau orang lebih banyak melalui awareness dari konten, isu atau manfaat yang lebih dalam pada produk tertentu.

“Konten yang memiliki influence yang jauh dan coveragenya luas, itu semakin bagus dan akan lebih baik. Namun pergeserannya adalah influence itu dituntut lebih relevan dibandingkan harus membangun jangkauan audience yang luas,” kata Kris.

Baca juga : Potensi Jualan Online Saat Ramadan dan Lebaran

Jika dirangkum ada aspek partisipasi, representasi dan relevansi, yang menjadi tuntutan baru seorang content creator atau pemilik brand agar konten memiliki engagement dan viral yang tinggi.

Khairina Diar, Educator & Content Creator pun memberi pengalamannya. Ia mengungkap, audience itu bisa terbentuk dari content creator yang masih mencari tahu arah konten yang tepat dan paling relevan di dirinya, maupun audiencenya. Ketika sudah banyak konten yang dibuat audience itu akan terfilter dengan sendirinya, nah disitulah seorang konten kreator dapat melanjutkan konten sesuai identitas dan relevansinya.

“Orang justru aneh kalau misalnya kita buat konten-konten yang sebelumnya nggak pernah kita buat, tapi kita harus buat karena ada moment tertentu misalnya, kayak konten hijab, aku nggak berhijab tapi buat tips hijab karena ramadan, itu aneh. Tapi misalnya aku buat konten cara penulisan yang benar pada istilah-istilah Ramadan, nah itulah yang mereka suka, karena audience ku sudah terbentuk mereka yang suka di edukasi dan itu relevan dengan mereka,” kata Khairina Diar, yang akrab dipanggil Irin.

Irin pun memberi formula agar konten tetap relevan dan engagement. Pertama, caption harus related dengan isi kontennya, dan informatif. Dimana caption bisa membuat orang mau menyimpan isi konten karena merasa caption yang dibuat bermanfaat dan akan dilihat di kemudian hari. Dan yang kedua, isi konten yang bermanfaat tapi juga entertain, jadi audience tidak akan bosan menerima konten edukasi jika dibungkus dengan sajian yang tren dan seru.

  • Editor: Nur Shinta Dewi
TAGS
LATEST ARTICLE