LogoDIGINATION LOGO

Tips Mengubah Makanan Kaki Lima jadi Restoran Kekinian ala Penyetan Cok

author Oleh Nur Shinta Dewi Senin, 8 November 2021 | 23:50 WIB
Share
Share

Kelezatan kuliner Indonesia telah lama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keanekaragaman budaya nusantara.

Memahami besarnya potensi kuliner tanah air, pemain lokal seperti Penyetan Cok memilih untuk mempopulerkan makanan tradisional Indonesia ke level yang lebih tinggi. Gerai makanan yang hadir sejak 2014 ini sukses mengangkat menu penyetan yang umumnya dijumpai di tenda kuliner kaki lima, “naik kelas” menjadi restoran berskala nasional.

Berpusat di kota Surabaya, kini Penyetan Cok telah tersebar di lebih dari 50 cabang kota Jabodetabek, Sidoarjo, Gresik, Semarang, dan Solo. 

“Penyetan Cok sebagai brand lokal asli Surabaya ingin mengangkat kekayaan lokal melalui nikmatnya kuliner asli nusantara. Dimulai dari mimpi sederhana untuk membawa menu penyetan “naik kelas”, kami memberikan sentuhan modern dengan cita rasa legendaris. Kualitas rasa selalu menjadi komitmen nomor satu," ungkap Julius Putranto Komang, Founder & Owner Penyetan Cok.

Di samping itu, Julius juga tidak pernah berhenti untuk melakukan inovasi agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan pelanggan, mulai dari jenis menu, interior restoran, hingga kemudahan pelanggan dalam bertransaksi melalui adopsi pembayaran digital,

Kesuksesan yang direngkuh oleh Julius tentunya tak lepas dari perumusan strategi praktis yang tepat seperti yang terangkum berikut ini:

Jangan hanya berpaku pada tren, temukan potensi di sekitar

Enggan mengikuti arus tren viral yang umumnya hanya sesaat, Penyetan Cok justru mengawali bisnis kuliner dengan memaksimalkan bahan makanan tradisional, yakni cabai dan rempah-rempah pilihan. Menurut Julius, kunci dari bisnis kuliner yang langgeng adalah menyediakan makanan andalan yang dapat bertahan lintas zaman, serta cocok dengan selera seluruh masyarakat Indonesia.

“Tren hanya akan bertahan dalam jangka waktu yang relatif pendek. Sebagai orang Indonesia, hidangan nasi dan sambal itu sudah menjadi identitas. Banyak yang bilang, gak nendang kalau gak makan pakai sambal. Berangkat dari hal tersebut, kami mulai dengan sesuatu yang simple tapi everlasting seperti penyetan,” tutur Julius. 

Baca juga : Ciri-ciri Entrepreneur Sukses

Jalin keakraban dengan pelanggan

Julius percaya bahwa pelayanan after sales penting dalam membangun loyalitas pelanggan. Ia menanamkan mindset bahwa Penyetan Cok lebih dari sekadar menjual produk, namun memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya. Untuk itu, ia selalu mengajak para karyawan untuk menjalin keakraban dengan pelanggan agar mereka merasa nyaman setiap kali mengunjungi gerai.

“Kami terus mencari tahu apa yang disukai pelanggan sehingga mampu membuat program promosi untuk mendorong pelanggan berkunjung kembali yang termasuk voucher, produk gratis, hingga cashback menarik dari pembayaran digital seperti ShopeePay. Hal-hal seperti ini penting untuk menjaga relasi yang baik dengan pelanggan setia.”

Fokus pada pondasi bisnis dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) 

Dalam memulai sebuah bisnis, diperlukan pondasi yang kokoh agar dapat menciptakan bisnis yang berumur panjang. Mulai dari pengelolaan modal dan pengeluaran, perancangan promosi yang kreatif, serta optimalisasi pengembangan sumber daya manusia. Sudah selayaknya para karyawan mendapatkan perhatian lebih pada pengembangan soft skill dan hard skill. Sebab, karyawan juga merupakan aset terpenting yang akan berperan pada perkembangan bisnis kedepannya.

“Pelatihan baik dari internal dan eksternal juga sangat bermanfaat agar karyawan bisa menghasilkan output yang konsisten. Itulah alasan mengapa hingga kini kami belum menerapkan sistem franchise karena kami ingin memastikan kualitas produk dan layanan yang konsisten di seluruh cabang demi kepuasan pelanggan,” lanjut Julius. 

Baca juga : 5 Keuntungan Menjadi Reseller atau Agen Penjualan

Lakukan inovasi dengan kearifan lokal untuk menghadirkan pengalaman unik bagi pelanggan

Situasi di industri F&B selalu bergerak secara dinamis mengikuti ragam perubahan pada tren masyarakat. Untuk itu, pelaku bisnis perlu mengedepankan adaptasi dan inovasi agar tidak tertinggal. Julius menjelaskan bahwa Penyetan Cok selalu berkreasi menghadirkan menu-menu khas nusantara yang tengah menjadi favorit masyarakat Indonesia, seperti Ayam Geprek, Se’i Sapi, dan lainnya. Hingga saat ini, Penyetan Cok memiliki 50 menu bernuansa lokal dan 20 jenis sambal yang menjadi favorit banyak orang. 

Selain menu, kearifan lokal juga dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman unik pada pelanggan. ”Dalam waktu dekat, Penyetan Cok akan menawarkan sensasi makan yang semakin seru. Layaknya tradisi ‘uleg’ sambal khas ibu-ibu Indonesia, para pelanggan bisa menikmati berbagai menu Penyetan Cok sambil mengulek sambalnya sendiri. Kami akan menyediakan cobek dan cabe rawit segar agar pelanggan bisa menyesuaikan level pedas sesuai selera masing-masing.”

Eksplorasi ekosistem digital untuk meningkatkan peluang

Di tengah masa pandemi, optimalisasi platform digital menjadi kunci bagi banyak bisnis untuk dapat bertahan dan berkembang. Mulai dari media sosial, layanan pesan antar makanan, hingga pembayaran digital. Diakui oleh Julius, Penyetan Cok secara berkelanjutan memperkuat digital presence dari berbagai sisi, termasuk dengan mengadopsi ShopeePay sebagai layanan pembayaran digital di seluruh gerai. Tak cukup di situ, Penyetan Cok juga berpartisipasi pada kampanye-kampanye tematik ShopeePay.

“Tak hanya bermanfaat bagi pelanggan yang dapat merasakan keuntungan cashback, kampanye tanggal cantik yang rutin diselenggarakan oleh ShopeePay juga sangat menguntungkan pelaku usaha seperti kami. Berkaca dari kampanye tanggal cantik ShopeePay sebelumnya, transaksi menggunakan ShopeePay di gerai kami bisa meningkat hingga lebih dari 2x lipat,” tutup Julius. 

  • Editor: Nur Shinta Dewi
TAGS
LATEST ARTICLE