LogoDIGINATION LOGO

OTT Dorong Perkembangan Industri Film dan Konten Lokal 

author Oleh Nur Shinta Dewi Kamis, 21 Oktober 2021 | 11:50 WIB
Share
Share

Setelah dilakukan pembatasan sosial dan ditutupnya bioskop, over the top (OTT) tidak hanya menjadi angin segar bagi pecinta film, namun juga bagi industri perfilman. OTT telah membawa perubahan dalam dunia hiburan dan potensi baru bagi kreator konten. 

Riset tentang tren konsumsi OTT yang dilakukan oleh Kantar dan The Trade Desk tahun 2020 menemukan, sekitar 57% pengguna OTT mengatakan bahwa mereka lebih banyak melakukan streaming konten OTT selama pandemi dan 73% masyarakat berencana tetap mempertahankan atau meningkatkan kebiasaan mengonsumsi konten OTT bahkan setelah masa pandemi berakhir.

Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara yang paling banyak menghabiskan waktu untuk mengakses layanan OTT dengan total sekitar 3 miliar jam per bulannya. Dari total 66 juta masyarakat Indonesia yang mengakses layanan OTT, 70% di antaranya menghabiskan waktu lebih dari satu jam per hari. 

Senada dengan riset di atas, hasil live polling saat Live Talkshow Digital DNA: Potensi Video OTT untuk Industri Film dan Konten Lokal pada Jumat, 8 Oktober 2021, menunjukkan sebanyak 81% audience menonton lebih dari 5 kali sebulan di platform OTT, sementara 19% lainnya menonton film sebanyak 1-2 kali.

Hermawan Sutanto, Deputy CEO & COO Vidio membenarkan jika platform OTT memang sedang menjadi favorit masyarakat saat ini. Tercatat pada Vidio sendiri 2 tahun berturut-turut mengalami double minutes duration yang menjadikan platform OTT menjadi platform yang banyak diakses.

“Data di internal Vidio kita itu mengalami double minutes duration dari sebelum pandemi 2019-2020 hingga saat, jika dihitung year to date selama 8 bulan 2020 yang sudah double dengan perbandingan 8 bulan pada tahun ini hasilnya semakin double lagi. Jadi, nggak heran dengan hasil polling tadi, bahwa 80% orang addict menonton film di platform OTT,” kata Hermawan.

Baca juga : 3 Alasan OTT Menjadi Platform yang Tepat untuk Konten Kreatif

Saat ditanya mengenai potensi platform OTT, Ajeng Parameswari, President of Digital Business Visinema menjawab platform OTT memiliki potensi yang besar bagi kreator Indonesia.

Menurut Ajeng, jika platform OTT menjadi wadah yang terbuka bagi segala konten, karena di Indonesia memiliki populasi yang besar dan memiliki segmen tersendiri, sehingga kreator atau sineas di Indonesia dapat menemukan di mana segmen dan market mereka berada.

“Kalau kita lihat penetrasi internet di Indonesia sudah sangat besar angkanya, termasuk orang yang mengakses video lewat platform OTT, jadi jika bicara mengenai behavior dan market OTT besar banget. Apalagi Indonesia memiliki populasi yang besar, kita punya 200 jutaan penduduk jadi marketnya beda-beda, segment-nya beda-beda sehingga di sini masih punya segment dan market mereka sendiri, dan yang pasti opportunity-nya besar,” ungkap Ajeng.

Sementara menurut Hermawan, konten lokal juga memiliki penonton yang lebih banyak.

“Konten Lokal itu Buy Fun di Vidio. Satu, penontonnya lebih banyak. Dua, mereka spent minute duration-nya lebih panjang. Ketiga, mereka lebih addicted dengan konten-konten lokal, jadi itu akan menjadi value proposition kenapa Vidio ada di Indonesia karena kita akan menyajikan quality local content,” kata Hermawan.

Melalui satu platform audience bisa mendapatkan banyak tontonan yang bisa mereka lihat baik itu drama, animasi, sport dan lainnya. Hal ini bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi para kreator untuk bisa menuangkan karya mereka pada platform OTT.

Baca juga : 3 Rekomendasi Tools Broadcast untuk Live Streaming di Layanan OTT

Ada satu pergeseran yang menjadikan platform OTT menjadi idaman tersendiri bagi audience. Ketika pandemi Covid-19 membuat akselerasi platform OTT semakin buas, di sisi lain, platform OTT dianggap memiliki nilai plus tersendiri bagi audience karena sifatnya yang lebih privacy.

“Ketika kita riset, selain mereka bisa menemukan cara baru selain nonton di TV, mereka jadi memiliki privacy saat menonton melalui mobile phone. Jadi bayangkan di mana orang-orang terpaksa harus di rumah saja, kesukaan konten berbeda-beda, TV-nya satu tapi semuanya punya smartphone dan ternyata demografiknya (orang) muda-muda, jadi teredukasi menikmati konten itu tidak harus lewat TV, tidak harus lewat bioskop, tapi lewat device mereka bisa lebih personalize,” ungkapnya.

Karena OTT adalah fenomena yang relatif baru, dan memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar maka media ini dikira tepat untuk mulai diinvestasikan dan lebih banyak memanfaatkan platform OTT.

“Kita memiliki Generasi yang sangat-sangat muda dan sangat Tech Savvy, baru lahir langsung kenal dengan internet berada diangka 45% itu sangatlah besar, dan akan terus tumbuh” kata Hermawan.

  • Editor: Tri Wahono
TAGS
LATEST ARTICLE