LogoDIGINATION LOGO

5 Risiko Investasi Bitcoin yang Perlu Diwaspadai

author Oleh Desy Yuliastuti Rabu, 3 Januari 2018 | 09:50 WIB
Share
Selain Bitcoin, ternyata ada banyak mata uang digital alias cryptocurrency yang dilirik menjadi produk untuk berinvestasi di dunia maya, seperti Etherium, Litecoin, Ripple, dan sebagainya
Share

Selain Bitcoin, ternyata ada banyak mata uang digital alias cryptocurrency yang dilirik menjadi produk untuk berinvestasi di dunia maya, seperti Etherium, Litecoin, Ripple, dan sebagainya. Namun, sejak 2009 Bitcoin dikenal karena menjadi mata uang digital pertama yang terdesentralisasi.

Bitcoin pula yang yang pertama kali memperkenalkan teknologi blockchain yang memungkinkan investasi mata uang digital terus tumbuh. Teknologi ini kemudian diikuti oleh mata uang digital lain dengan terobosannya masing-masing. CoinMarketCap, sebuah situs bursa kripto mencatat hingga kini ada 903 mata uang virtual lain termasuk Bitcoin.

Investasi mata uang virtual seperti Bitcoin dan sejenisnya memang diminati karena fluktuasi harga yang terus meningkat, bahkan bisa membuat orang kaya mendadak. Meskipun begitu, mata uang virtual tidak diatur dalam aturan bank sentral dan statusnya illegal.

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, juga mengimbau masyarakat tidak berinvestasi atau bertransaksi dengan mata uang digital karena berisiko tinggi dan bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Nah, bagi masyarakat yang masih berminat menginvestasikan kekayaannya, sebaiknya kenali dahulu 5 risiko berinvestasi dengan mata uang virtual.

Kemananan Penyimpanan Bitcoin Masih Diragukan

Bitcoin dan mata uang virtual sejenisnya merupakan mata uang internasional yang unik, Transaksi atau perdagannya dilakukan secara diam-diam antarindividu sehingga membebaskan para investor dari biaya, seperti pajak.

Namun, mata uang ini tidak dijamin oleh pemerintah karena bukan dikeluarkan oleh bank sentral. Berbeda dengan investasi lainnya yang dananya dijamin oleh negara. Jika, tidak paham seluk beluk Bitcoin, bisa saja investor terjebak dalam kasus penipuan dan uang amblas dalam sekejap.

Rawan Kejahatan Virtual

Meskipun banyak yang meraup kekayaan dari investasi mata uang digital, kenyataannya Bitcoin juga menjadi ancaman. Mata uang virtual berpotensi jadi sasaran empuk tindakan kriminal seperti pencucian uang. Mengapa?

Bitcoin disimpan dalam file digital atau wallet file dengan penomoran virtual sehingga jika suatu saat server atau hardisk penyimpan data mengalami kerusakan, ‘dompet’ beserta isinya bisa hilang begitu saja.

Apalagi jika terkena malware atau diretas oleh orang tak bertanggung jawab, tidak bisa ditelusuri siapa yang mencuri. Contohnya seperti kasus yang pernah terjadi di pasar Bitcoin Jepang MtGix yang telah diretas oleh “cybermalfrats” beberapa tahun lalu. Perusahaan ini telah kehilangan 750 ribu Bitcoin sejak saat itu.

Penggunaan yang Terbatas

Mata uang Bitcoin tidak terpengaruh oleh inflasi dan situasi politik mana pun. Hal ini membuat Bitcoin laris menjadi alat pembayaran, terutama untuk belanja online seperti membeli item game virtual, online poker, space iklan, dan transaksi di situs komersial lainnya.

Namun, mata uang virtual tak bisa digunakan untuk membeli produk tertentu, seperti kendaraan, pakaian, dan property. Pasalnya, para penjual atau merchant belum sepenuhnya percaya dengan Bitcoin.

Waspada Fluktuasi Nilai Mata Uang

Meskipun tak terpengaruh inflasi, di lain sisi mata uang virtual berpotensi menghadapi ketidakstabilan nilai mata uang yang ekstrem. Nilainya bisa saja sewaktu-waktu naik drastis dan sebaliknua, nilainya bisa menurun drastis jika ada isu negative atau ancaman.

Isu global sangat mempengaruhi nilai Bitcoin dan hingga kini tidak ada yang bisa memperkirakan nilainya ke depan. Misalnya saat krisis ekonomi dalam investasi Bitcoin terjadi pertama kali tahun 2013 dimana nilai mata uangnya menurun drastis dari US$ 266 menjadi US$ 125 pada akhir tahun.

Mata Uang Virtual Merugikan Negara

Transaksi bebas dengan mata uang virtual membahayakan perekonomian negara. Transaksi tanpa pajak bisa menyebabkan fluktuasi yang besar.

Beberapa negara sangat bergantung pada penerimaan pajak sehingga berkurangnya pendapatan dari pajak dapat mengganggu sirkulasi keuangan. Dampaknya tentu saja berpengaruh pada anggaran yang digunakan untuk membiayai kebutuhan negara.

Di lain sisi, memang ada negara yang mengizinkan penggunaan Bitcoin secara bebas. Namun, tetap saja takkan terhindar dari ancaman pergeseran nilai mata uang yang mengancam laju perekonomian.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE