Baru saja pemerintah membentuk gugus tugas pembangunan 5G di Indonesia, penyedia jaringan asal Perancis Sigfox Indonesia memiliki jaringan Zero G atau 0G, untuk perkembangan teknologi digital di Indonesia. Lalu apa itu 0G?
Sebenarnya, teknologi ini sudah dikenalkan sejak akhir tahun 2019 di Indonesia. Ekosistem 0G ini dibuat untuk mendukung program pemerintah 'Making Indonesia 4.0' dan meningkatkan daya saing di era industri 4.0.
Pandemi COVID-19, membuat peluang semakin nyata, Sigfox Indonesia akan membangun jaringan 0G low powered IoT yang dapat menjangkau seluruh daerah di Indonesia hingga ke pelosok daerah.
Lalu apa yang membedakan 0G dan 5G?
Perlu digaris bawahi, teknologi 0G adalah jaringan yang difungsikan untuk perkembangan IoT di Indonesia.
Menjawab tantangan IoT di Indonesia, Sigfox menggunakan utilisasi perangkat sensor dan jaringan yang berdaya rendah namun memiliki jangkauan luas, teknologi yang sederhana serta biaya pemeliharaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Kurnijanto Sanggono CMO Sigfox Indonesia, mengungkap kebutuhan IoT yang dibutuhkan sangat banyak salah satunya monitoring. Kebutuhan ini bisa diatasi dengan low bandwidth dan low speed, karena hal itulah jaringan ini disebut 0G.
“Kebutuhan IoT sangat banyak, ini bisa diatasi dengan low bandwidth dan low speed, karena hal itu jaringan ini disebut 0G yang dianggap seperti kembali ke basic sebelumnya,” kata Kurnijanto Sanggono.
Jaringan IoT berbasis Zero G memiliki ciri khasnya tersendiri dibandingkan dengan 5G. Contohnya, 0G hanya mampu mengirim data sebesar 12 bites. Meskipun begitu, proses transfer data antar bts ini diklaim tak akan terganggu dengan big data lainnya.
Pasalnya, Sigfox membangun jaringannya sendiri, tanpa internet dan operator seluler.
Sedangkan 5G sendiri, kecepatan data lebih tinggi karena menggunakan gelombang milimeter. Kecepatan jaringan 5G diperkirakan bisa mencapai 800 Gbps per detik.
Dua jaringan ini memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda sebab itu 5G dibuat dengan kecepatan tinggi, sehingga pengguna internet bisa download sekitar 33 film dengan kualitas HD (high definition) dalam hitungan detik.
Jadi, jaringan ini 0G memang sudah dibuat sesuai karakteristik dan kebutuhan solusi IoT, tidak untuk kebutuhan lain seperti layanan jaringan pada umumnya.
Pengaplikasian 0G di Indonesia
Banyak solusi yang bisa ditemukan melalui jaringan 0G, termasuk sensor monitoring dan sensor tracing. Kurnijanto Sanggono CMO Sigfox Indonesia mengungkap solusi seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat namun memang tidak membutuhkan speed yang tinggi.
Saat ini ada beberapa solusi 0G Sigfox Indonesia yang sedang di aplikasikan salah satunya berkaitan dengan tracking. Dengan tracking ini, masyarakat dapat mendeteksi posisi kendaraan atau aset yang ada.
Beberapa lainnya seperti solusi penggunaan sensor monitoring yang digunakan di perkebunan atau pertanian. Sensor ini digunakan untuk memonitor keadaan sekitar dan masih di uji coba hingga saat ini.
Solusi lainnya seperti untuk mendeteksi orang yang terjangkit virus COVID-19, menggunakan sensor monitoring akan mendeteksi kemana saja mereka pergi sebelumnya. Sehingga antisipasi akan lebih efektif dan tidak perlu lockdown seluruh gedung karena cluster akan terdeteksi sejak dini melalui solusi IoT.
Banyak solusi yang dikembangkan dengan kecanggihan teknologi IoT, Sigfox Indonesia sendiri berusaha memulai ekspansinya untuk mengembangkan 0G di seluruh pulau Jawa, dan Bali.