LogoDIGINATION LOGO

Persiapan 5G di Indonesia

author Oleh Nur Shinta Dewi Senin, 21 Desember 2020 | 14:56 WIB
Share
Share

Pandemi COVID-19 tidak hanya mendorong percepatan akselerasi digital, tapi adopsi teknologi untuk menopang aktivitas bisnis/ekonomi dan koneksi keseharian menjadi lebih efisien.

Permintaan koneksi internet yang lebih cepat dan latensi yang rendah pun, membuat jaringan 5G diharap dapat segera diakses oleh publik di masa pemulihan.

Webinar bertajuk “Indonesia Telecommunications Industry Update:  5G, Mobile Economy, Digital Transformation” yang diselenggarakan oleh Forest Interactive memberi gambaran bagaimana proyeksi 5G dan industri telekomunikasi di Indonesia kedepannya.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemeterian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Widodo Muktiyo menjelaskan hingga tahun 2022, prioritas pemerintah masih fokus menyelesaikan pemasangan infrastruktur jaringan 4G di seluruh wilayah Indonesia.

Mengingat masih ada 12.548 desa yang belum terjangkau layanan ini. Termasuk, membangun infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T, membangun BTS, menyediakan 7.634 titik lokasi internet gratis bagi UMKM untuk mendorong transformasi transaksi dari konvensional menjadi daring, serta menyediakan aplikasi daring khusus pelaku UMKM.

“Meski demikian, Indonesia tetap mempersiapkan infrastruktur 5G,” kata Widodo.

Kesungguhan menghadirkan jaringan 5G itu, menurut Widodo, tak bisa dibantah karena sudah bagian dari tuntutan peradaban. Komitmen pemerintah ini dibuktikan dengan melakukan lima langkah percepatan transformasi digital.

Terdiri dari, percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital dan layanan internet, roadmap (peta jalan) transformasi digital, integrasi Pusat Data Nasional, persiapan regulasi termasuk undang-undang perlindungan data pribadi, skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital, hingga menyiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

Tahun ini, Kemenkominfo juga telah membentuk Gugus Tugas 5G (5G Task Force). Kabar terakhir, ada tiga operator yang lolos seleksi penggunaan pita frekuensi radio 2,3 Ghz rentang 2.360 – 2.390 Mhz. Mereka adalah PT Smart Telecom Tbk (Smartfren), kedua adalah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri).

Widodo tak memugkiri, butuh lompatan besar untuk menghadirkan jaringan 5G. Meski begitu ia memastikan masyarakat sudah dapat menikmati teknologi generasi kelima ini ini tahun 2024. Apalagi jika peluncuran satelit SATRIA 1 terlaksana tepat waktu tahun 2023. Kondisi ini nantinya diyakini akan mempercepat ekskalasi spektrum 5G.

Selain 5G, menurut CEO Forest Interactive Johary Mustapha pandemi Covid-19 juga telah melahirkan tren pasar baru di industri telekomunikasi tahun 2021.

Dari Whitepaper Forest Interactive bertajuk “Telecommunications Industry Roundup 2020”, tren pasar itu meliputi peningkatan permintaan terhadap solusi mulai dari entertainment, rumah yang terhubung dengan IoT, gaming, aktivitas sosial, kesehatan, hingga edukasi digital.

Untuk sektor operator seluler, investasi teknologi 5G dan upaya mengembangkan ekosistem digital yang kuat akan tetap menjadi prioritas.

Meskipun demikian, perubahan perilaku konsumen akibat pandemi tetap menjadi buah pikiran para pelaku industri. Kondisi ini memberikan peluang baru bagi industri untuk memperat dan mengembangkan hubungan dengan konsumen. Terutama, dalam menghadirkan produk dan layanan yang andal serta mampu memberikan solusi digital yang inovatif dan ramah terhadap era pandemi maupun pascapandemi.

“Intinya, seluruh pelaku penyedia layanan digital harus memaksimalkan keahlian mereka untuk menjadi mitra utama bagi konsumen dalam dalam mewujudkan tujuan transformasi digital,” kata Johary.

Sementara di fase penerapan, scalable platforms dengan integrasi layanan yang disederhanakan akan membantu mempercepat digitalisasi melalui otomasi pekerjaan yang kompleks, memangkas waktu penetrasi ke pasar, dan meningkatkan kualitas penerapan layanan.

Namun, kata Johary, potensi besar teknologi seluler ini tidak dapat direalisasikan tanpa didukung oleh partisipasi aktif dari pemerintah, regulator, dan penyedia solusi digital.

“Kami sebagai pelaku industri perlu bekerja sama dengan lintas sektor untuk mewujudkan pasar yang dinamis, kompetitif serta ekosistem digital yang dibutuhkan dunia,” tutupnya.

  • Editor: Rommy Rustami
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE