LogoDIGINATION LOGO

Gandeng Pengrajin Lokal, Pemuda Ini Raup Omzet Puluhan Juta per Bulan. Apa Rahasianya?

author Oleh Desy Yuliastuti Rabu, 20 Desember 2017 | 11:17 WIB
Share
Indonesia memiliki banyak kayu berlimpah, tapi belum dimanfaatkan secara maksimal
Share

Indonesia memiliki banyak kayu berlimpah, tapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Banyak sisa yang masih besar-besar dibuang begitu saja. Di lain sisi, produksi kayu Indonesia masih kalah bersaing dengan pabrik-pabrik di luar negeri.

Peluang ini dibidik Ivan Yahya Adhi Teja yang menggandeng sederet pengrajin kayu yang berasal dari Tanah Jawa, khususnya Solo dan Jepara. Setelah mengenyam pendidikan strata satu desain produk di Australia, anak muda kelahiran 1987 ini memutuskan untuk kembali dan berkontribusi kepada tanah air dan membangun brand-nya, IZEMU.

“Saat ini, banyak pabrik kerajinan kayu lokal yang tutup karena kalah bersaing dengan produk luar negeri. Pengrajin di daerah pun akhirnya kehilangan mata pencaharian. IZEMU berangkat dari tantangan tersebut,” kata Ivan.

Tak hanya sekadar ingin produk kerajinan kayu lokalnya bisa lebih punya daya saing, tetapi Ivan juga punya misi. Dengan produk yang yang berdaya saing, otomatis kesejahteraan pengrajin lokal pun nantinya akan ikut terangkat.

Ivan menyatakan bahwa membangun bisnis itu sama persis dengan mengelola kayu, “Ada proses dan tahapan yang harus dijalani,” kata Ivan, sang pemilik merek lokal yang kini beromzet puluhan juta rupiah per bulannya.

Ia menceritakan banyak sekali pengalaman menarik selama berkecimpung di dunia kerajinan kayu ini, bisnisnya pun tak selalu berjalan mulus. Ivan pernah mendapatkan bahan baku kayu yang sudah berjamur karena terkena air hujan selama perjalanan ke workshop-nya.

-

Akibat terkena hujan, muncul bercak-bercak biru tua di kayu tersebut. Namun, tak lantas kecewa malah 'kecelakaan' itu justru mendatangkan ide baru untuk desain produk. “Kami menjelaskan yang sebenarnya kepada pembeli mengapa warna kayu tersebut tidak merata. Tidak disangka-sangka, ternyata ada saja peminatnya,” tambah Ivan.

Mengenalkan produk ke masyarakat juga tidak kalah menantang. Sebelum menjalani pemasaran online, Ivan mengikuti berbagai bazar atau pameran, sambil memikirkan cara distribusi online.

Dalam strategi pemasaran, ia mengatakan bahwa offline dan online marketing itu bisa bersinergi. “Dari online produk IZEMU bisa dijual ke berbagai kota tanpa harus membuka toko di kota-kota tersebut,” jelasnya.

Izemu memanfaatkan bahan-bahan kayu hingga potongan terkecil dan Ivan ingin pembelimendapat produk berkualitas dan memanfaatkannya sesuai kebutuhan mereka.

“Pembeli harus tahu kalau brand dan produk kami memang benar ada dan memilki kualitas yang mumpuni lewat jalur offline, bazar maupun pameran. Di sisi lain, pemasaran online, misal lewat marketplace seperti Tokopedia, menurut saya juga harus dilakukan untuk memperluas pasar dan memberikan kemudahan yang lebih kepada pembeli,” tutup Ivan.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE