LogoDIGINATION LOGO

Teknologi, Virus Corona, dan Social Distancing

author Oleh Nur Shinta Dewi Selasa, 24 Maret 2020 | 13:37 WIB
Share
Share

Perkembangan teknologi sejatinya adalah untuk mempermudah hidup manusia, dan sepertinya hal tersebut sangat dirasakan fungsinya saat ini, ketika Virus Corona mulai menyebar ke seluruh pelosok dan anjuran social distancing digaungkan.

Beragam inisiasi banyak bermunculan untuk menyiasati social distancing ini, seperti yang baru dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Grab, dan Good Doctor untuk menyediakan jasa kesehatan berbasis daring dan apotik berbasis daring, dimana pasien dapat membeli obat melalui aplikasi ini dan langsung diantar menggunakan armada Grab.

Aplikasi ini diharapkan dapat memutuskan tali penyebaran pandemikk corona dengan upaya social distancing tanpa pergi kerumah sakit untuk berobat.

Lalu ada juga Tokopedia yang meluncurkan layanan terbarunya: Tokopedia Belajar untuk mempermudah masyarakat mendapatkan akses lebih luas dan terjangkau untuk pendidikan serta pelatihan vokasi.

Tokopedia Belajar menggandeng 100 lembaga pendidikan untuk menyediakan beragam pilihan pelatihan daring (online) atau luring (offline) dalam bentuk voucher digital. Jenis lembaga pun beragam, mulai dari Informasi dan Teknologi (IT), bahasa, kepemimpinan dan profesional, fotografi, bisnis, desain dan multimedia, hingga pemasaran digital.

Seperti Tokopedia, startup penyedia layanan pendidikan berbasis teknologi Ruangguru juga menyajikan kelas online gratis Skill Academy by Ruangguru; sebuah platform pelatihan online & offline bersertifikat yang digratiskan selama 14 hari.

Ada juga Waze, aplikasi navigasi berbasis komunitas, yang telah menambahkan titik-titik pusat pemeriksaan medis dan rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia pada petanya. Pengguna Waze dapat memasukkan kata kunci seperti “COVID”, “covid”, “coronavirus”, “corona virus”, dan “rumah sakit corona” untuk menemukan lokasi-lokasi pusat pemeriksaan terdekat.

Tapi disisi lain, social distancing ini juga membawa pengaruh yang tidak mengenakkan bagi frontliner aplikasi ojek online. Ketua Umum Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) menyatakan adanya penurunan permintaan layanan hingga 50%.

Penurunan terbesar terjadi pada layanan transportasi atau berbagi tumpangan (ride hailing). Sedangkan pesan-antar makanan (food delivery) seperti GoFood dan GrabFood meningkat sekitar 10%.

Hal ini senada dengan kajian yang dilakukan oleh perusahaan atribusi marketing mobile AppsFlyer yang menunjukkan bahwa unduhan aplikasi makanan dan minuman meningkat 23 % dan pertumbuhan pengguna menjadi 17%. Kajian ini dilakukan selama rentang waktu 1-31 Januari dan 1 Februari sampai 2 Maret.

  • Editor: Rommy Rustami
TAGS
LATEST ARTICLE