LogoDIGINATION LOGO

Teknologi AI dan Cloud Jadi Kunci Indonesia Go Digital 2020

author Oleh Desy Yuliastuti Rabu, 6 Desember 2017 | 09:39 WIB
Share
Indonesia berambisi menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di dunia pada 2020 mendatang, sesuai dengan kampanye Go Digital Vision tahun 2020 yang diluncurkan pada tahun 2015 lalu
Share

Indonesia berambisi menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di dunia pada 2020 mendatang, sesuai dengan kampanye Go Digital Vision tahun 2020 yang diluncurkan pada tahun 2015 lalu. Dalam kampanye tersebut digaungkan tiga tujuan utama, yakni mendukung delapan juta UKM agar mampu bersaing secara digital, membantu satu juta petani go digital, dan menargetkan 200 startup teknologi hingga 2020.

Vice President & Managing Director Sage Software Asia, Robin Chao, mengatakan apabila Indonesia mulai go digital secara masif hingga saat ini maka visi tersebut bisa terwujud. Dampaknya pun sangat besar bagi kesejahteraan negara dan warga negara Indonesia.

“Kepentingan ekonomis di dalam go digital tidak dapat dilebih-lebihkan, dan kabar terbaiknya adalah bahwa Indonesia berada pada posisi yang baik untuk menuai berbagai keuntungan,” ungkap Chao.

Chao juga membeberkan tiga potensi yang dimiliki Indonesia dan menjadi pondasi kuat untuk go digital. Pertama, Indonesia memiliki populasi usia kerja yang akan mencapai 280 pada tahun 2030 dan kini jumlahnya sudah mencapai 175 juta. Tren ini mampu memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi 2,4% per tahun sampai 2030.

Kedua, angka pengguna internet di Indonesia terus tumbuh,  pada Mei 2016, jumlah pengguna internet di Indonesia berhasil menjangkau 100 juta pengguna internet, menjadikannya populasi internet terbesar kelima di dunia, menyusul China, India, Amerika Serikat dan Brasil. Pada 2020 pengguna internet Indonesia akan mencapai 215 juta dan menjadikannya populasi internet terbesar keempat di seluruh dunia.

Potensi ketiga, menurut Chao, meningkatnya konsumsi kelas menengah yang membeli barang secara online. Ini menjadi pendorong Indonesia menjadi pasar e-commerce terbesar pada tahun 2025 dengan nilai USD 46 miliar atau kisaran Rp 622 juta.

“Untuk mengoptimalkan potensi ini maka sektor publik dan swasta harus fokus berinvestasi pada teknplogi Cloud (komputasi awan) dan Artificial Intelligence (AI) yang akan berkontribusi paling besar mendorong implementasi digital dalam berbagai aspek,” kata Chao.

UKM Perlu Manfaatkan AI dan Cloud

Menurut Chao, semua bisnis termasuk UKM dapat terhubung dengan siapa pun dalam siklus pembayaran; baik pemasok (supplier), mitra bisnis, dan klien. Untuk melakukannya, mereka memerlukan platform terbuka yang terintegrasi dengan solusi yang ada dan mendorong kolaborasi.

“Cloud memungkinkan bisnis skala kecil untuk memperoleh manfaat dari Anything as a Service (XaaS). Bisnis yang lebih kecil mendapatkan akses ke infrastruktur, platform, perangkat lunak dan bahkan keamanan sebagai layanan, mengurangi kebutuhan akan hosting, dan menyesuaikan layanan ini sesuai permintaan,” papar Chao.

Artificial Intelligence (AI) menjadi lebih penting lagi karena mampu meningkatkan produktivitas secatra dramatis. Teknologi AI mungkin memiliki dampak besar terhadap ekonomi dalam sebuah kawasan dan para pekerjanya.

Chao menegaskan, selama ini para pelaku bisnis mungkin masih memiliki kesalahpahaman bahwa AI hanya dapat digunakan oleh perusahaan besar, atau oleh mereka yang memiliki pengetahuan teknologi terkini. AI juga tidak akan menggeser pekerjaan manusia, tapi membantu bisa membantu manusia lebih produktif.

“AI menawarkan perusahaan alat-alat baru untuk bekerja secara lebih cerdas dan membantu mengurangi waktu yang dihabiskan untuk proses manual. Dengan kemajuan di AI, proses memasukkan data akan lebih cepat dan akan ada lebih banyak waktu bagi mendapatkan kecerdasan dan wawasan berharga dari layanan yang digunakan,” jelasnya.

Untuk mendorong langkah transformasi digital dan menyukseskan bisnis, Chao mengatakan para pelaku UKM harus mencari mitra teknologi sesegera mungkin.  Jika para pelaku bisnis berpikir bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk memanfaatkan AI atau Cloud dalam 10 tahun ke depan, mereka akan kehilangan pertarungan dengan mereka yang telah melihat lebih jauh ke depan.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE