
3 Skill Wajib untuk Berkembang di Dunia Kerja
Siap-siap ada beasiswa belajar data gratis!
Jumat, 25 April 2025 | 17:36 WIB
Perusahaan startup di bidang teknologi properti (proptech) di Asia Pasifik telah melampaui rekan mereka di Eropa dan Amerika Serikat dengan jumlah total 179 startup yang telah berhasil mengumpulkan dana investasi sekitar US$ 4,8 miliar atau kisaran Rp 64,9 miliar sejak 2013.
Menurut laporan baru dari Jones Lang LaSalle (JLL), perusahaan finansial dan profesional dalam bidang real estate, investasi ini mewakili lebih dari 60% investasi proptech di seluruh dunia.
Salah satu konsultan properti international, Clicks and Mortar merilis temuan barunya bertajuk Pengaruh Perkembangan Proptech. Rilis ini menganalisis keadaan proptech dan potensi pertumbuhannya di 13 pasar di seluruh Asia Pasifik.
Dikeluarkan oleh JLL dan ditulis oleh Tech In Asia, laporan tersebut juga mengungkapkan perkiraan pertumbuhan proptech di kawasan Asia Pasifik, dan memperkirakan jumlah dana investasi pada tahun 2020 akan mencapai US$ 4,5 miliar per tahunnya atau setara Rp 60,8 miliar.
Proptech merupakan perpaduan antara kata properti dan teknologi yang mengacu pada penerapan teknologi untuk menghadapi tantangan di industri real estate.
“Teknologi dan real estate bersatu dengan cara yang menarik. Kami sudah melihat potensi analisis data, kecerdasan buatan, the Internet of Things, Virtual Reality, dan blockchain yang dapat mengubah cara kita berinvestasi dan menempati real estate di masa depan,” kata Anthony Couse, CEO, JLL Asia Pacific.
Hasil laporan tersebut menunjukkan bahwa terdapat banyak potensi untuk proptech di Asia Pasifik. Dengan berkembangnya generasi muda, pertumbuhan urbanisasi, dan pola pikir 'mobile first'. Kondisi-kondisi ini dapat mempercepat pertumbuhan sektor baru dan membawa peningkatan efisiensi dan pengalaman yang lebih baik bagi para pengguna teknologi.
Menariknya, laporan tersebut menunjukkan Cina dan India muncul sebagai dua pasar terbesar untuk startup proptech berdasarkan pada nilai pendanaan dan total jumlah transaksi. Mereka yang berada di Cina mengumpulkan dana investasi terbanyak, yaitu sekitar US$ 3,02 miliar atau kisaran Rp 40,8 miliar, lebih dari 60% dari total dana di Asia Pasifik dengan 34 transaksi.
India memiliki jumlah startup proptech tertinggi di Asia Pasifik dengan 77 transaksi dengan total nilai pendanaan US$ 928 juta atau sekitar Rp 12,5 miliar.
Laporan ini mengungkapkan bahwa proptech di Asia Pasifik telah berkembang secara signifikan sejak pertama kali muncul di tahun 2007 dengan listing startup properti residensial. Dengan keadaan ini, proptech akan mulai melayani kebutuhan perusahaan besar dan sektor real estate komersial.
Proptech melayani empat pasar utama, yaitu Brokerage dan Leasing, Investasi dan pendanaan, Pengembangan Proyek dan Manajemen Properti. Lebih dari setengah atau 52% startup yang telah mengumpulkan dana sejak tahun 2013 berasal dari kategori brokerage dan leasing, di mana mereka berfungsi sebagai marketplace untuk para broker, pemilik dan pembeli properti.
Anthony Couse juga mengatakan bahwa yang menarik bagi perusahaan seperti JLL adalah semakin banyak perusahaan startup yang bermunculan dan dapat memiliki solusi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan-perusahan besar.
“Begitu kita mulai melihat penerapan teknologi seperti pencetakan 3D, robotika, dan drone bersamaan dengan pertumbuhan Smart City di Asia, maka hal ini dapat mentransformasi industri real estate," tambahnya.
Berdasarkan matriks analisis The Total Investasi Real Estate Universe yang dikembangkan secara khusus oleh JLL dan Digital Savviness yang ditetapkan oleh World Economic Forum’s Networked Readiness Index, Tech in Asia memproyeksikan bahwa negara-negara dengan potensi tertinggi untuk memiliki unicorn—atau yang disebut dengan miliar dollar startup—di Asia Pasifik, yaitu terdapat di Cina dan Jepang.
“Kami telah memperhatikan bahwa Cina telah memiliki unicorn proptech, khususnya di wilayah Lianjia yang berhasil mendapatkan dana dari investor sebesar US$ 1,69 miliar untuk bisnis brokerage yang berbasis teknologi. Dengan antusiasnya Cina dalam mengadopsi fintech dan pembayaran via mobile, pertumbuhan proptech diprediksi akan lebih banyak di Cina,” kata Terence Lee, Managing Editor Tech in Asia.
Selain Cina, Jepang sudah mempunyai pondasi untuk menciptakan miliaran dolar startup yang sukses karena keinginan yang tinggi untuk mengadopsi blockchain.
Sementara itu, di tengah banyak startup yang bergerak di bidang e-commerce dan gaming, diprediksi proptech berpotensi dan menjadi salah satu sektor kunci yang harus kita perhatikan dalam tiga sampai lima tahun ke depan.
Siap-siap ada beasiswa belajar data gratis!
Jumat, 25 April 2025 | 17:36 WIBSelain tanpa antre, berikut beberapa manfaat membeli emas digital:
Rabu, 16 April 2025 | 14:46 WIBBerikut 4 kontribusi open-source yang bisa mengubah lanskap bisnis di Indonesia:
Senin, 7 April 2025 | 21:04 WIBUntuk pertama kalinya di dunia, deteksi kanker kulit dapat dilakukan dalam waktu kilat menggunakan teknologi AI.
Senin, 7 April 2025 | 10:00 WIBDalam sepuluh tahun ke depan, AI akan semakin mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi. Beberapa pekerjaan akan hilang, tetapi yang lain akan muncul.
Jumat, 28 Maret 2025 | 14:58 WIBPelatihan data analitik ini dirancang untuk pemula yang ingin mulai memahami dasar-dasar data science.
Selasa, 25 Maret 2025 | 12:50 WIBBulan Ramadan identik dengan peningkatan aktivitas belanja. Bagi pelaku bisnis, coba strategi flash sale agar jualan kamu makin untung selama Ramadan.
Senin, 24 Maret 2025 | 14:10 WIBBerikut beberapa tips mudik hemat buat kamu yang merantau:
Selasa, 11 Maret 2025 | 17:27 WIBApa saja situsnya? Berikut situs yang bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak untuk lapor SPT dan pajak online.
Jumat, 7 Maret 2025 | 11:00 WIBBayangkan kamu sedang mencari dokumen lama di tumpukan folder kerja yang penuh. DeepSeek membantu menemukan dokumen yang kamu butuhkan dengan cepat dan akurat.
Senin, 17 Februari 2025 | 12:35 WIBIngin tahu apa tools AI yang banyak digunakan oleh para pebisnis dan kreator? Berikut peringkat AI terpopuler tahun 2024 dan apa yang menjadi keandalannya.
Rabu, 18 Desember 2024 | 17:01 WIBLelang tanaman hias sendiri merupakan rangkaian program dari FLOII Expo 2024 sejak pertama kali diadakan. Acara ini selalu memikat para kolektor dan pecinta tanaman hias dari dalam maupun luar negeri.
Rabu, 11 Desember 2024 | 10:49 WIBMengusung tema "Evolutionary & Revolutionary Elegance: The Beauty of Genetic Diversity in Floriculture", FLOII Expo 2024 dibuka secara langsung oleh Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono. Turut hadir pula Direktur Buah dan Florikultur
Jumat, 6 Desember 2024 | 16:03 WIBBerikut manfaat Fitur Gemini pada Youtube:
Selasa, 29 Oktober 2024 | 17:26 WIBBerikut step by step buat mention temanmu di status:
Jumat, 25 Oktober 2024 | 11:57 WIB