Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan startup semakin menjamur. 137.000 bisnis baru lahir setiap hari. Ada yang bisa bertahan dan sukses, namun tak sedikit yang harus gulung tikar sebelum mencapai tujuan. Bahkan menurut riset, 90 persen di antaranya gagal.
Bukan rahasia lagi, membangun startup akan penuh tantangan dan risiko. Permasalahan klasik seperti modal, tim, produk menjadi batu kerikil yang harus dilalui para founder di masa awal mengembangkan startupnya.
Rintangan akan selalu ada, baik di awal, tengah atau bahkan ujung jalan. Hal yang lebih penting adalah mengenali dan menyadari kesulitan tersebut lebih awal. Perlu strategi khusus untuk mengatasinya. Terapkan tiga langkah ini untuk memperbesar peluang startupmu meluncur lebih tinggi.
1. Rencanakan untuk tiga tahun ke depan
Banyak founder yang menyiapkan rencana masa depan startupnya jauh bertahun-tahun ke depan, biasanya lima hingga sepuluh tahun yang akan datang.
Sebagai catatan, situasi dan keadaan bisa berubah begitu cepat. Masa tiga tahun perencanaan adalah waktu yang paling tepat untuk menyusun target.
Tulis three-year planmu dimulai dari tujuan akhir yang ingin kamu capai. Apa yang ingin kamu dapat dalam tiga tahun? Bisa berupa keuntungan atau jumlah klien yang didapat.
Perlu diingat selalu bahwa target harus selaras dengan usaha dan ambisi yang kamu miliki.
Selanjutnya, susun strategi dan langkah-langkah dengan roadmap. Bagi per 90 hari, sebagai pengingat sekaligus catatan atas pencapaian yang telah digapai untuk tiga tahun ke depan.
Baca juga: Hey Startup, Inisiatif Itu Kadang Dimulai dari Kesendirian
Ilustrasi startup(shutterstock)
2. Temukan lokasi yang tepat untuk startupmu
Langkah selanjutnya dalam membangun startup adalah mencari lokasi kantor. Sebelum berangkat melakukan pencarian, hal yang perlu dicatat adalah pilih lokasi sesuai keperluan startupmu.
Seperti industri pertambangan yang selalu memilih daerah Kalimantan atau Papua yang penuh potensi tambang. Hal ini juga harus kamu terapkan dalam mendirikan startup.
Buat daftar hal-hal apa saja yang bisa menunjang pertumbuhan startupmu, seperti dekat dengan pemodal, berada di ekosistem startup yang kolaboratif, infrastruktur dan fasilitas yang mendukung serta harga sewa sesuai bujet.
Baca juga: Mau Kerja Sambil Liburan? Kunjungi 7 Lokasi Ini
Ilustrasi startup(shutterstock)
3. Terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat kerja
Dibutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit dalam membangun startup, namun ini bukan berarti bahwa kamu harus mengorbankan segala yang ada dalam hidupmu.
Pada titik tertentu, menghabiskan terlalu banyak waktu dan tenaga tanpa henti, justru bisa menjadi bumerang untuk keberhasilan startupmu. Hati-hati burn out!
Semangat untuk menumbuhkan startup sering membuat entrepreneur kelelahan hingga sakit, yang kemudian malah menghancurkan rencana pengembangan startupnya sendiri. Data dari American Institute of Stress memperkirakan burn out bisa menghabiskan USD 300 miliar setiap tahun.
Untuk menghindarinya, susun jadwalmu mulai sekarang. Atur waktu secara seimbang untuk bekerja, keluarga, rekreasi dan istirahat. Temukan work-life balance yang menyehatkan.
Baca juga: 3 Tips Bekerja Maksimal di Coworking Space
Sarah Chrisp, pendiri Wholesale Ted mengatakan bahwa ada tiga hal untuk mengatasi burn out: "Pertama, buat tujuan dan harapan lebih realistis. Selaras dengan beban kerja harian. Dengan ini kamu dapat melihat progress dan pencapaian yang kamu dapat setiap hari."
"Jangan pernah mengorbankan waktu tidur untuk menyelesaikan pekerjaan. Riset menemukan bahwa kelelahan dapat mengganggu proses pengambilan keputusan dan menurunkan performa kerja. Lebih jauh, kelelahan kronis dapat berisiko pada depresi atau PTSD," lanjutnya.
Meluncurkan startup terdengar menarik dan menantang. Buat rencana dengan matang, tentukan lokasi dan jalankan sesuai jadwal, mulai sekarang! Semoga berhasil!
Baca juga: Cegah Karyawan Hangus dengan Metode Ini
- Editor: Wicak Hidayat
- Sumber: Entrepreneur, Failory