LogoDIGINATION LOGO

Investor dari China Berharap Indonesia Lahirkan The Next Jack Ma

author Oleh Ana Fauziyah Rabu, 1 November 2017 | 12:42 WIB
Share
Gelaran Tech in Asia 2017 di hari pertamanya (Rabu, 01/11) menghadirkan banyak pembicara, termasuk beberapa investor dari negara tirai bambu China
Share

Gelaran Tech in Asia 2017 di hari pertamanya (Rabu, 01/11) menghadirkan banyak pembicara, termasuk beberapa investor dari negara tirai bambu China. Keempat investor dihadirkan dalam sesi bertajuk China <3 Indonesia, yaitu Adrian Li Managing Partner Convergence Ventures, Ian Goh Founder 01 VC, Joseph Chan Partner App Works, dan Tony Qu Founder BAT/ATM Capital.

Sebagai investor, mereka melihat Indonesia merupakan pasar yang besar bagi mereka untuk mengembangkan investasi. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki banyak kelebihan antara lain negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, penetrasi internet yang semakin tinggi, dan transformasi digital yang semakin memasuki setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia.

Dalam talkshow yang dimoderatori oleh Sudhir Syal CEO Bookmyshow tersebut, Tony Qu menyatakan bahwa kehadirannya di Indonesia karena ia melihat banyak kesempatan dan potensi. “Kami datang membawa teknologi, pengalaman, dan talent untuk membantu perkembangan industri digital Indonesia,” ujarnya.

Adrian Li melihat bahwa iklim startup Indonesia yang semakin menguat tidak dibarengi dengan ketersediaan dana. “Startup Indonesia kekurangan dana untuk tumbuh. Jadi makin banyak investor China yang tertarik dan datang ke Indonesia untuk menanamkan modalnya,” jelas Li.

Sementara Joseph Chan mengatakan bahwa mereka melihat Indonesia saat ini sama seperti yang pernah mereka saksikan sebelumnya di China pada tahun 2004 dan di India pada tahun 2007. “Kami yakin Indonesia akan tumbuh menjadi salah satu pemain besar dalam industri digital di tahun-tahun mendatang seperti yang telah terjadi di China dan India sekarang ini,” ungkap Chan.

Menurut Ian Goh, Indonesia mempunyai karakteristik yang mirip dengan China dan India. Populasi penduduk yang melimpah, perilaku konsumen, pola pikir mereka kurang lebih sama. “Indonesia itu seperti percampuran antara China dan India. Tapi kita tidak bisa menyamakannya karena konsumen Indonesia memiliki budaya yang unik. Jadi kita harus menentukan langkah mana yang tepat untuk Indonesia.”

“Di sinilah kami hadir sebagai investor untuk menggairahkan iklim investasi industri digital. Investor China makin aktif merambah pasar Indonesia karena melihat tren positif di pasar Indonesia,” lanjut Goh lagi.

Sebagai penutup sesi dialog tersebut, Tony Qu berharap akan banyak entrepreneur lokal yang bisa mereka bantu untuk tumbuh dengan menanamkan modalnya. “Saya berharap ada The Next Jack Ma dari Indonesia,” ucap Tony Qu yang disambut tepuk tangan dari pengunjung.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE