Sedang mencari pekerjaan? Pasti sering dengar saran ini, “Bekerjalah sesuai passion!” Katanya jika bekerja sesuai passion, akan terasa seolah sedang menjalani hobi dan enjoy. Ada yang mengatakan juga, jika bekerja sesuai passion, jalan sukses akan terbentang lebar. Ah, masa iya?
Realitanya, mencari pekerjaan yang sesuai passion itu seperti mencari belahan jiwa. Ada yang baru pertama kali bertemu langsung jatuh cinta seolah muncul emoji love di bola mata. Tapi ada juga yang harus melewati proses yang sangat panjang dan melelahkan.
Mendapatkan pekerjaan yang sesuai hati nyatanya juga butuh proses, lho. Bisa dibilang tak semua orang beruntung menemukan pekerjaan sesuai passion-nya sejak awal. Hal ini bisa dikarenakan faktor kondisi, minat yang inheren alias terus berubah, juga keinginan untuk terus tumbuh dan mengeksplorasi.
Karena minat yang terus berubah dan hasrat untuk mengeksplorasi selalu ada, ini artinya kamu tak bisa terlalu idealis dalam mencari pekerjaan, apalagi untuk pekerjaan pertama. Kalau keukeuh mencari pekerjaan idaman sesuai passion, bisa-bisa kamu akan menghabiskan waktu dalam pencarian dan nggak kerja-kerja. Nah, lho!
Baca juga: Baru Lulus Kuliah? Ini Tips Dapatkan Pekerjaan Impianmu!
Bekerja dengan hati. (Foto: Pexels)
Harry Briggs, seorang Venture Capitalist dan mantan
partner di BGF Ventures, mengatakan, “Jika hanya ingin mengejar sesuatu yang kamu nikmati, itu mungkin lebih merupakan tanda kemalasan daripada
passion sejati,” ujarnya, dikutip dari
Forbes, Jumat (15/2).
Menurut Paul O’Keefe, seorang psikolog dan profesor di Yale-NUS College di Singapura, semboyan “Bekerjalah sesuai passion!” ini terkesan membodohi dan berisi pesan yang sangat pasif. “Ini seolah mengatakan pekerjaan idamanmu menunggu di luar sana. Pasti kamu akan menemukannya sendiri,” katanya, dikutip dari Medium, Jumat (15/2).
Menemukan passion ini, kata O'Keefe, membutuhkan proses panjang. Ibaratnya seperti menemukan belahan jiwa. Kamu mungkin bisa jatuh cinta secepat kilat dengan seseorang. Tapi untuk bisa menikah dan hidup bersama sampai menua membutuhkan proses mencocokkan diri terus menerus sepanjang usia pernikahan.
Sama halnya dengan pekerjaan. Kamu mungkin awalnya terpaksa mengambil pekerjaan karena terdesak faktor ekonomi dan menemukan dirimu terjebak dalam rutinitas dan tak menikmatinya. Kalau begitu, apakah artinya kamu tidak bekerja sesuai passion? Haruskah langsung menyerah, resign, dan mencari pekerjaan baru?
Baca juga: Mungkin Resign Lebih Baik Kalau Kamu Mengalami Hal Ini
Ilustrasi pekerja freelance. (Foto: Pexels)
O’Keefe mengingatkan bahwa proses mencocokkan diri memang tidak mudah dan jelas membutuhkan waktu. Lagi-lagi ia mengibaratkan seperti pernikahan yang tidak selamanya berjalan mulus. Bukan berarti jika bertengkar dengan pasangan, kalian tidak berjodoh. Bukan berarti jika tidak menikmati pekerjaan, karier tersebut bukan
passionmu.
“Seseorang yang percaya dengan teori pertumbuhan tidak pernah berharap semuanya itu mudah. Mereka percaya bahwa dalam prosesnya pasti akan mengalami kesulitan dari waktu ke waktu. Jadi jika kadang-kadang terasa sulit, itu tidak berarti sinyal bahwa ini bukan passion mereka,” tuturnya.
Lebih jauh lagi soal mendapatkan pekerjaan yang memuaskan, Cal Newport, penulis buku So Good They Can’t Ignore You menyarankan untuk mengembangkan keterampilan berharga yang mengarah pada kepuasan karier. “Keterampilan ini harus bisa membuatmu stabil secara finansial dan memberi kendali atas waktumu. Ketahui bagaimana kamu ingin hidup dan sesuaikan karier di sekitar visi itu,” saran Cal.
So, resepnya adalah carilah pekerjaan yang memberikanmu ruang untuk bertumbuh dan berkembang. Baik itu peningkatan dalam segi karier dan gaji, kebebasan berkreativitas, sarana untuk berinovasi, dan dikelilingi oleh orang-orang yang berpikiran terbuka, adaptif serta inspiratif.
Selamat menikmati pekerjaanmu, ya!
Baca juga: Kerja dengan Gembira? Begini Caranya!
- Editor: Dikdik Taufik Hidayat
- Sumber: Forbes, Medium, The Muse