LogoDIGINATION LOGO

Mau Jualanmu Laku? Ikuti Maunya Generasi Z!

author Oleh Ana Fauziyah Senin, 4 Februari 2019 | 11:15 WIB
Share
Ilustrasi pekerja Generasi Z. (Foto: Pexels)
Share

Generasi Z ternyata memiliki definisi rentang umur yang beragam. Badan Statistik Kanada mendefinisikan Generasi Z sebagai anak-anak yang lahir mulai tahun 1993 sampai dengan 2011. Lain halnya dengan McCrindle Research Centre di Australia yang menghitung rentang umur Generasi Z yaitu kelahiran tahun 1995 sampai 2010. Sementara The Asia Business Unit of Corporate Direction menyebut generasi tersebut sebagai orang-orang yang lahir antara tahun 2001 sampai 2015.

Yap, terlepas dari berbagai perbedaan definisi rentang umur di atas, kebanyakan peneliti sepakat bahwa Generasi Z adalah orang-orang yang sejak lahir jebret ke dunia sudah lekat dengan teknologi dan internet. Mereka tumbuh dengan cara yang hampir terus menerus terhubung dengan ponsel dan terbiasa melakukan banyak hal secara online.

Generasi Z, akrab disebut Gen Z ini lebih mengerti teknologi daripada generasi milenial. Mereka juga memiliki perspektif yang berbeda dalam pekerjaan, seperti menginginkan fleksibilitas, pekerjaan remote, dan ingin banyak traveling. Gen Z juga berpikiran jauh lebih terbuka mengenai perbedaan ras, agama, orientasi seksual, politik dan sebagainya.

Berbeda dengan pendahulunya yang memandang wirausaha sebagai sebuah pilihan, tampaknya menjadi seorang entrepreneur merupakan profesi idaman bagi kebanyakan generasi ini. Hal ini terbukti dengan studi yang dilakukan oleh Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada 2017 sampai 2018.

Melansir Entrepreneur, Jumat (1/2), terdapat sekitar 41% responden Gen Z mengaku berencana menjadi wirausaha, dan hampir setengahnya percaya akan menciptakan sesuatu yang mengubah dunia.

Oke, siap-siap! Generasi Z angkatan awal sudah mulai memasuki usia produktif. Pendahulunya yaitu Generasi Y atau Milenial memang telah mengenalkan cara kerja dan budaya baru dalam dunia usaha. Namun Generasi Z ini diyakini akan merombak total dunia kerja, termasuk nilai-nilai dan budaya di dunia kewirausahaan. Wah, seperti apa ya?

Disarikan dari Startups.co, Jumat (1/2), berikut 5 cara bagaimana Generasi Z mempengaruhi dan merombak dunia usaha.

Baca juga: Katanya Jiwa Entrepreneur Gen Z Lebih Tinggi daripada Gen Y

Gen Z lebih perhatian terhadap isu global. (Foto: Pexels)
Lebih perhatian terhadap isu global

Generasi Z mungkin menjadi generasi pertama yang menangani masalah global berskala besar seperti perubahan iklim dengan serius. Demam Instagram, YouTube dan Netflix mengajarkan kepada kaum muda bahwa pesan apa pun dapat menyebar seperti api.

Masalah-masalah global ini penting bagi mereka dan mereka terpapar lebih banyak konten mengenai isu-isu tersebut daripada Milenial. Sikap itu terbawa pula ke dalam bisnis. Gen Z merasa bahwa brand harus bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Karenanya, bisnis-bisnis yang lebih banyak berkembang adalah bisnis yang memiliki misi terhadap isu-isu global.

Lebih terbuka terhadap keberagaman

Generasi Z tumbuh di pasar global. Generasi ini berteman dengan semua jenis manusia dari seluruh dunia melalui jejaring sosial dan game online yang beragam. Pekerja angkatan baru ini berharap bisa bekerja bersama orang-orang dari semua kepercayaan dan warna.

Penelitian baru menemukan bahwa anggota Gen Z percaya kesetaraan rasial adalah masalah paling penting di zaman sekarang. Hal ini berarti perusahaan harus lebih perhatian pada isu-isu keberagaman dan brand harus merangkul isu-isu tersebut agar dilirik oleh Gen Z.

Baca juga: 3 Cara Unik Rangkul Gen Z

Gen Z lebih memilih clean food daripada fast food. (Foto: Pexels)
Clean food menggeser fast food

Generasi Z banyak terpapar oleh tontonan dan konten-konten yang menyebutkan bahaya fast food pada kesehatan. Kaum muda ini mempertimbangkan kebiasaan makan mereka dan memilih apa saja asupan yang masuk ke perut mereka. Akibatnya, banyak perusahaan makanan menyesuaikan selera mereka dan menyediakan menu sehat.

Blockchain menjadi keharusan

Blockchain saat ini sudah populer di kalangan startup, dan akan semakin populer di masa yang akan datang. Gen Z mengharapkan perusahaan-perusahaan menerapkan kepraktisan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mendorong adopsi dan inovasi cryptocurrency di semua industri, sehingga mau tidak mau perusahaan harus mengadopsi blockchain.

Sharing economy akan tumbuh pesat

Gen Z tidak peduli dengan kepemilikan. Kaum muda lebih menginginkan pengalaman dan kebebasan daripada aset. Hal ini menyebabkan bentuk-bentuk sharing economy seperti Go-Jek atau Grab akan semakin tumbuh pesat. Nantinya akan semakin banyak model sharing economy yang bermunculan.

Di antara 5 poin di atas, mana yang menurutmu paling populer di kalangan Gen Z?

Baca juga: Pikat Generasi Z dengan Ini!

  • Editor: Dikdik Taufik Hidayat
  • Sumber: Entrepreneur, Wikipedia Indonesia, Startups.co
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE

10 Keunggulan Gemini AI yang Perlu Kamu Ketahui!

Fitur unggulan Gemini AI adalah kemampuannya dalam memecahkan masalah dengan teks, gambar, video, audio, dan kode. Kecanggihan fitur ini dapat memberikan respon yang orisinal dengan mencantumkan sumber kutipan terbaru dan terpercaya. Gemini AI mampu

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:41 WIB

Mengenal Apa itu Gemini AI dan Cara Penggunaannya!

Gemini AI adalah model kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh Google sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Dalam artian sederhana, inovasi dari teknologi ini bisa menjadi mempermudah berbagai tugas maupun data pen

Senin, 14 Oktober 2024 | 11:41 WIB

Bahayanya Dampak dari Kecanduan Pornografi!

Pornografi, memberi efek domino pada kejahatan remaja. Hal ini dikarenakan di masa ini, remaja mengalami perubahan emosional, kognitif, dan psikis. Salah satu perubahan yang tidak bisa dihindari adalah motivasi dan rasa keingintahuan yang tinggi terh

Rabu, 2 Oktober 2024 | 15:02 WIB

Efek Negatif dan Positif dari Deepfake yang Perlu Kamu Ketahui!

Saat ini deepfake menjadi fokus utama teknologi yang berkembang seputar keamanan dan privasi, mengingat deepfake dapat berpotensi untuk menyebarkan informasi palsu atau merusak reputasi seseorang secara signifikan. Pengguna internet dihimbau untuk le

Rabu, 11 September 2024 | 13:04 WIB