LogoDIGINATION LOGO

Ini 10 Atlet ESport Terkaya di Dunia!

author Oleh Alfhatin Pratama Minggu, 20 Januari 2019 | 08:30 WIB
Share
Ilustrasi eSport mendatangkan uang banyak (shutterstock)
Share

ESport telah menempuh perjalanan yang sangat panjang sejak mulai dikenal masyarakat tahun 1972. Mulai dari turnamen yang hanya diadakan oleh komunitas tertentu, lalu mulai menjadi kompetisi online tahun 1990-an. Kemudian dianggap sebagai permainan yang membuat orang malas, hingga menjadi olahraga yang populer sejak tahun 2000-an.

Beberapa tahun terakhir, pendapatan industri eSport di dunia dan popularitas eSport itu sendiri kian meningkat. Setiap satu acara eSport yang besar dapat menjual banyak tiket menonton langsung di arena atau stadion eSport kepada penggemarnya. eSport juga menyediakan peluang usaha dan investasi dan memberikan jutaan dolar kepada para penyelenggara, manajemen tim, dan atletnya. Bahkan, eSport memiliki atlet bintang seperti olahraga sepakbola, bulutangkis, atau bela diri. 

Atlet eSport bintang? Serius?

Jangan salah, atletnya pun tidak kalah saing dengan atlet olahraga tradisional pada umumnya.

Berikut ini adalah 10 atlet eSport terkaya di dunia tahun 2018 yang dikutip dari Fox Sports AsiaMereka berasal dari dua tim eSport, OG dan PSG.LGDyang berlaga di babak Final turnamen Dota 2 bernama The Internation 2018 (TI8).

Baca juga: Ini Dia Peluang Karier di Industri Game

Dota 2 The International 2018

Turnamen yang dimenangkan OG atas PSG.LGD dengan skor 3-2 itu berhasil memecahkan rekor sebagai turnamen eSport dengan total hadiah terbanyak dalam sejarah, yaitu USD 25,5 Juta. Mengalahkan Daytona 500 tahun 2018, kejuaraan dunia NASCAR, dan 2018 U.S Open Championship, kejuaraan dunia golf.  

Oleh karena itu, kesepuluh pemain itu menjadi atlet eSport sepanjang tahun 2018 yang mendapatkan penghasilan tertinggi dari turnamen.

Siapa saja mereka? Berikut ini adalah daftarnya.

10. Yang "Chalice" Shenyi

Laki-laki berusia 20 tahun ini adalah pemain  PSG.LGD yang memiliki posisi sebagai offlaner. Ia hanya memiliki sedikit, bahkan tidak ada pengalaman mengikuti kompetisi besar sebelum direkrut oleh salah satu tim eSport ternama di Tiongkok.

Meskipun kurangnya pengalaman dibanding dengan rekan-rekan satu timnya, laki-laki asal Tiongkok ini dengan cepat membuktikan dirinya mampu membantu PSG.LGD menjadi runner-up di TI8. Yang tercatat mendapatkan USD 1.091.935 dan total penghasilannya dari turnamen di 2018 adalah USD 1.098.635.

9. Jian Wei "xNova" Yap

Laki-laki berusia 21 tahun ini telah mengikuti pertandingan Dota 2 sejak 2013. Tetapi, sebagian besar turnamen atau liga yang diikutinya sebatas di tanah airnya, Malaysia atau lingkup kawasan Asia Tenggara. Tahun 2018 ia bergabung dengan dengan PSG.LGD sebagai pemain yang memiliki posisi support player.

Sejak saat itu pula Jian mendapat pengakuan sebagai salah satu support player di Dota 2 yang terbaik di dunia. Kepekaannya terhadap peta permainan menjadi salah satu keahliannya yang ditakuti lawan. Ia mendapatkan nominal yang sama dengan "Chalice" dari TI8 dan total penghasilannya dari turnamen di 2018 adalah USD 1.132.528.

Baca juga: TCG Berbasis Blockchain Dukung Pemain eSport

8. Wang "Ame" Chunyu

Laki-laki asal Tiongkok ini menerima total pendapatan dari turnamen tahun 2018 sebesar USD 1.529.508. Sebelum menjadi pemain andalan di PSG.LGD, ia bermain untuk CDEC Youth tahun 2015. Wang bergabung dengan PSG.LGD menjelang akhir 2016. Sejak saat itu keahliannya terus berkembang menjadi salah satu pemain Dota 2 dengan posisi carry paling mencolok di Tiongkok. 

7. Xu "fy" Linsen

Tahun 2018, Xu mendapatkan total penghasilan sebesar USD 2.144.733 dari turnamen yang diikuti . Atlet dengan nama id user "fy" ini menjadi salah satu alasan terbesar PSG.LGD sebagai favorit juara TI8. Ia disebut-sebut sebagai salah satu dari 10 pemain berposisi support player terbaik dalam sejarah permainan Dota. Hingga sekarang, laki-laki berusia 23 tahun ini adalah kapten tim di PSG.LGD.

6. Lu "Somnus丶M" Yao

Atlet yang telah berkarir secara profesional di PSG.LGD sejak tahun 2014 ini menerima total pendapatan dari turnamen tahun 2018 sebesar USD 2.247.924. Di tahap awal kariernya, ia sempat diejek karena permainannya yang tidak konsisten. Tetapi, pemain berposisi solo middle atau semi-carry ini berhasil membuktikan dirinya. Lu terus berkembang dan menjadi salah satu pemain paling berbakat di Tiongkok maupun di dunia.

Baca juga: Masuk Ke eSport, SAP SE Siap Dukung Tim Liquid

5. Anathan "ana" Pham

Laki-laki kelahiran Australia ini pindah ke Shanghai, Tiongkok bulan Desember 2015 untuk mengejar karier sebagai pemain eSport profesional. Ia bergabung dengan Invictus Gaming dan berkompetisi di liga eSport Tiongkok. Setelah mengikuti turnamen The International 2016 (TI6), laki-laki kelahiran 19 tahun silam ini bergabung dengan OG untuk menggantikan posisi solo middle atau semi-carry yang sebelumnya diisi salah satu bintang tim, Amer "Miracle-" al-Barkawi

Tahun 2017, ia sempat beristirahat dari dunia eSport karena permainannya yang kurang memuaskan. Setelah kembali membela OG di 2018, timnya berhasil merebut juara pertama. Karena kemenangan timnya di TI8, Anathan mendapatkan uang senilai USD 2.249.136 dan total pendapatannya dari turnamen di 2018 adalah USD 2.853.875.

Baca juga: Wow, Pemerintah Tokyo Gelontorkan 50 Juta Yen Untuk Turnamen eSport!

4. Topias "Topson" Taavitsainen

Laki-laki asal Finlandia ini telah bermain Dota sejak berusia delapan tahun. Topias dikenal sebagai pemain pubstar yang tidak jarang bergabung dengan kompetisi kecil. Kemudian ia direkrut oleh OG untuk membantu mengisi formasi pemain mereka yang kosong setelah beberapa mantan pemain tim pergi sebelum TI8 berlangsung.

Meskipun menjadi pemain yang relatif tidak dikenal selama turnamen, "Topson" berhasil menunjukkan kecakapannya sebagai pemain dengan posisi solo middle atau semi-carry. Sebelum OG memenangkan turnamen, pendapatannya dari turnamen sebagai pemain pubstar di 2018 sebesar USD 3.790. Setelah menyabet gelar juara, total pendapatannya dari turnamen TI8 menjadi USD 2.249.841. 

3. Sébastien "7ckngMad" Debs

Laki-laki asal Perancis ini telah melancong di dunia Dota sejak tahun 2011. Ia bangkit dari satu tim ke tim lainnya tanpa mencapai banyak keberhasilan. Tahun 2016, laki-laki yang berusia 26 tahun ini bergabung dengan OG bukan sebagai pemain tapi pelatih.

Tidak ingin OG gagal di TI8, laki-laki yang dikenal dengan user id Dota 2 bernama "Ceb" ini terpaksa kembali bermain karena timnya kekurangan pemain. Meskipun di awal turnamen banyak yang meragukannya, ia berhasil menjalankan tugasnya sebagai pemain berposisi offlaner dan membawa OG menjuarai TI8. Tercatat, sebagai atlet eSport di 2018 Sébastien menerima penghasilan dari turnamen sebesar USD 2.325.596.

Baca juga: eSports Raup Rp 13 Triliun dari Indonesia, Kamu Sudah Main?

2. Johan "N0tail" Sundstein

Johan memulai karier profesionalnya ketika menjadi salah satu pemain termuda di Heroes of Newerth, game sejenis Dota 1. Tahun 2012, ia beralih ke Dota 2 bersama teman lama dan rekan satu timnya bernama Tal "Fly" Aizik ke tim Fnatic. Keduanya terus berpindah dari satu tim ke tim lainnya tanpa hasil yang memuaskan. Akhirnya, tahun 2015 keduanya mengepalai terbentuknya tim OG.

Melalui kepemimpinan mereka berdua, OG kemudian menjadi salah satu tim Dota 2 yang paling ditakuti. Namun, semua berubah ketika "Fly" memilih meninggalkan OG. Tetapi, ketika T18 berlangsung, ia dan timnya dapat membuktikan keahliannya. Bahkan, laki-laki asal Denmark ini masuk ke dalam daftar 30 Under 30 dari Forbes tahun 2019. Total pendapatan yang ia dapat selama turnamen di 2018 sebesar USD 3.735.055.

1. Jesse "JerAx" Vainikka 

Sebelum berkarir di OG, Jesse bermain dengan tim-tim Finlandia di awal mula kariernya tahun 2013. Selalu menghirup kekecewaan, laki-laki kelahiran Finlandia ini sering pindah dari satu tim ke tim yang lainnya. Tahun 2015, ia pergi ke Korea Selatan untuk bergabung dengan tim MVP HOT6ix. Timnya ikut serta dalam The International tahun itu tetapi tersingkir di babak pertama.

"JerAx" sempat bergabung dengan Tim Liquid tahun 2016 tanpa hasil yang memuaskan. Sejak tahun 2017 bergabung dengan OG walaupun tim dalam kesulitan yang cukup hebat. Dalam TI8, laki-laki berusia 26 tahun ini berhasil membuktikan kecakapannya sebagai salah satu supporter player terbaik di dunia.

Kemenangan OG dalam TI8 mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain Dota terbaik sepanjang masa. Ia juga menjadi atlet eSport berpenghasilan tertinggi dari turnamen tahun 2018 sebesar USD 3.306.463.

Wow, menggiurkan banget, ya! Kamu mau jadi atlet eSport?

Baca juga: Nih, Peluang Investasi Baru: eSport! 

 

  • Editor: Wicak Hidayat
  • Sumber: The Washington Post, Fox Sports Asia
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE