Menyongsong revolusi industri 4.0, Indonesia harus bersiap. Perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup yang semakin digital tidak dapat dielakkan. Masyarakat pun dituntut terus beradaptasi dan menguasai teknologi digital.
Menanggapi kebutuhan ini, Binar Academy mulai mengembangkan sayapnya. Setelah berhasil melahirkan 400 talenta digital di Yogyakarta, sekolah coding binaan tokoh startup ini, kini ada di BSD City, Tangerang Selatan (TangSel).
"Kita hadir di sini untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam menghadapi era digital," kata Alamanda Shantika, pendiri Binar Academy di The Breeze, BSD City, TangSel minggu lalu. "Melihat kebutuhan startup-startup digital di Jakarta yang sulit mendapatkan talenta digital, kami ingin berperan aktif dengan menyediakan talenta digital berkualitas."
Baca juga: Ikutan Sekolah Coding Gratis, Yuk!
Foto Alamanda Shantika, CEO Binar Academy (Aulia Annaisabiru E)
Berbeda dari kelas di kota Jogja yang memberikan kelas gratis dengan beasiswa penuh, Binar Academy di BSD City menawarkan kelas baru yaitu Binar Plus dan Binar Masterclass (untuk profesional). Keduanya adalah kelas berbayar sebagai wadah peminat yang tidak lolos program beasiswa karena standardisasi yang tinggi.
"Kita punya Masterclass, program berbayar yang ikut mensubsidi program scholarship kita. Jadi ini menyasar golongan profesional," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Irawan Harahap selaku Digital Hub Project Leader Sinar Mas Land menjelaskan rencananya menjadikan BSD City sebagai Silicon Valley Indonesia. Guna mewujudkannya perlu dibangun sebuah ekosistem seperti Binar Academy.
Baca juga: Hidup Tanpa Digital? Mungkin, Gitu?
Foto dari kiri ke kanan, Samuel Pangerapan/ Direktur Jenderal Aplikasi Informatika; Alamanda Shantik
"BSD City ingin menjadi
the next Silicon Valley. Tapi sebelumnya harus ada
talent pool, jadi Binar disini memenuhi
role untuk sediakan
talent pool itu," kata perempuan yang sering dipanggil Ala ini.
Hadirnya kampus baru Binar ini mendapat sambutan positif dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Hal ini tak lepas dari agenda mengembangkan talenta-talenta digital untuk mendorong Indonesia lebih maju di revolusi industri 4.0.
“Cara agar bisa menang adalah dengan meningkatkan skill. Kalau kita punya ide tidak perlu lagi ke luar, semua ada di Indonesia,” ujar Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, menutup acara.
Baca juga: Gini Lho, Cara IoT Merevolusi Industri Logistik
- Editor: Dikdik Taufik Hidayat