Pernah nggak, sih kamu menebus resep dokter secara online (daring/ dalam jaringan)? Bukan hanya obat-obatan, mungkin juga membeli alat-alat kesehatan semacam kacamata, alat bantu dengar, atau produk kesehatan lainnya di marketplace (pasar daring). Yap, ternyata perkembangan perdagangan daring telah merambah ke banyak sektor, tak terkecuali industri kesehatan.
Menurut Goldman Sachs, industri kesehatan diperkirakan menghabiskan sekitar USD 32 miliar untuk mengembangkan teknologi e-commerce (perdagangan daring) setiap tahunnya. Dilansir dari Proshipinc, Senin (12/11), belanja konsumen melalui jalur pesan antar untuk obat-obatan dan peralatan medis seperti kacamata dan alat bantu dengar ternyata juga menunjukkan tren peningkatan.
“Industri kesehatan sedang melakukan transformasi digital dengan sangat cepat, dan konsumen juga semakin nyaman berbelanja produk kesehatan, berkonsultasi dengan dokter, membayar tagihan dan lain-lain secara daring. Ada peluang besar bagi pebisnis di bidang kesehatan untuk sukses di perdagangan daring,” ujar Amy Madonia, founder dan CEO Madonia Consulting, perusahaan e-commerce B2C yang berbasis di New York, dikutip dari Proshipinc.
Dengan semakin berkembangnya platform yang memberikan kemudahan berbelanja bagi konsumen, industri kesehatan mempunyai peluang besar untuk masuk ke bisnis ini. Apalagi mempertimbangkan faktor-faktor pendukung lainnya semisal gaya hidup dan demografi, e-commerce diyakini akan semakin mengubah industri kesehatan. Berikut tren yang menunjukkan dampak e-commerce pada industri kesehatan dan kebugaran.
Baca juga: 5 Perusahaan Digihealth yang Mengubah Dunia
Kaum milenial lebih memilih gaya hidup sehat
Banyak penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar kaum milenial menghabiskan uang mereka untuk mempertahankan gaya hidup yang sehat. Untuk mendukung gaya hidup tersebut, mereka menikmati makanan sehat dan berulang kali membeli keanggotaan gym. Pilihan gaya hidup sehat ini juga mempengaruhi cara mereka berbelanja.
Dilansir dari Entrepreneur, Senin (12/11), Organic Trade Association atau Asosiasi Perdagangan Organik melaporkan 52% konsumen makanan, sayruan dan buah-buahan organik adalah kalangan milenial. Lebih jauh lagi, generasi millenial mengonsumsi 52% lebih banyak sayuran daripada generasi sebelum mereka.
Preferensi kaum milienial ini harus dipertimbangkan para pebisnis kesehatan yang ingin menyasar kaum muda. Upaya untuk merangkul mereka harus mempertimbangkan pesan gaya hidup sehat. Kampanye gaya hidup ini merupakan peluang besar bagi pengusaha zaman now untuk menjaring konsumen milenial.
Baca juga: 5 Hal Ini Bisa Digihealth Lakukan
ilustrasi digihealth (shutterstock)
Bukan lagi pembeli, tapi review telah menjadi ‘Raja’
Tentu kita masih sering mendengar semboyan “Pembeli adalah Raja”, namun dalam dunia perdagangan daring, pemilik gelar tersebut telah bergeser menjadi review atau ulasan dari konsumen.
Keputusan untuk membeli saat ini sering didasarkan pada ulasan produk tersebut. Mereka lebih memercayai rekomendasi dari teman-teman di media sosial dan mempertimbangkan ulasan produk. Karenanya, tidak salah jika menyatakan bahwa review adalah raja.
Karena itu, merek yang baik harus menggambarkan kejelasan, jaminan dan konsistensi. Para pengusaha di industri kesehatan dan kebugaran harus mengambil keuntungan dari perilaku terbaru konsumen tersebut dengan cara memberikan pencitraan yang tepat untuk produk mereka, sehingga konsumen akan percaya.
Kalau menurutmu seperti apa?
Baca juga: Digihealth, Bisa Cek Menstruasi Sampai Atur Kehamilan
- Editor: Dikdik Taufik Hidayat
- Sumber: Entrepreneur, Proshipinc