LogoDIGINATION LOGO

IMF-WBG Luncurkan Digital Economy for All

author Oleh Alfhatin Pratama Senin, 15 Oktober 2018 | 16:20 WIB
Share
Ilustrasi Fintech (shutterstock)
Share

Bulan April lalu, International Monetary Fund (IMF) dan The World Bank Group (WBG) telah sukses meluncurkan inisiatif Digital Economy for Africa (DE4A) dalam 2018 Spring Meeting di Washington DC, Amerika Serikat. Kali ini, dalam 2018 Annual Meeting IMF-WBG di Nusa Dua, Bali, mereka meluncurkan inisiatif Digital Economy for All (DE4All) karena ekonomi digital dianggap sangat penting di tengah masifnya perkembangan teknologi.

Selain membahas DE4All, demi memajukan ekonomi digital dan stabilitas keuangan di era digital, 2018 Annual Meeting IMF-WBG juga mengadakan forum bertajuk "Disruptive Technology and Inclusive Development - What Works?", "Harnessing Technology for Inclusive Growth", dan "The Bali Fintech Agenda".

Salah satu target yang ingin dicapai dalam forum internasional ini adalah menjadikan fintech dan layanan keuangan digital lainnya sebagai kunci bagi penginklusian ekonomi digital. Dengan adanya digitalisasi ekonomi, percepatan realisasi Universal Financial Access 2020 dan United Nations Sustainable Development Goals 2030 dapat terlaksana.

Menurut Vishal Tulsian, Managing Director PT Amar Bank Indonesia, peluncuran inisiatif DE4All merupakan langkah tepat, khususnya bagi kemajuan ekonomi Indonesia, karena dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan menumbuhkan kepercayaan diri bangsa terhadap perubahan teknologi global. Selain itu, inisiasi global ini dapat menjembatani kerja sama antara pihak pemerintah, industri, dan yang lainnya dalam pengembangan teknologi dan pembangunan 5 landasan ekonomi digital. Kelimanya yaitu infrastruktur, layanan keuangan digital, inovasi dalam kewirausahaan, ekosistem digital, dan literasi digital.

Baca juga: Inklusivitas Penting di Ekonomi Digital

Ilustrasi peminjaman online (shutterstock)

"Berdasarkan penelitian World Bank, tahun 2016 ekonomi digital dunia mencapai USD 11,5 triliun. Angka ini senilai dengan 15,5% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Dalam waktu kurang dari satu dekade ke depan, angka ini diperkirakan akan tumbuh mencapai 25%," ujar Vishal. Ia juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang sangat menghargai kepedulian global terhadap terciptanya fondasi ekonomi digital dalam pengembangan suatu negara.

Dalam pertemuan internasional di Bali ini, Amar Bank memperkenalkan Tunaiku sebagai produk pionir perbankan digital milik mereka. Sejak diluncurkan tahun 2014, Tunaiku telah memberikan akses kredit kepada orang yang tidak memiliki akses memadai terhadap layanan keuangan utama dan produk yang ditawarkan oleh bank (underbanked) hingga orang yang tidak memiliki rekening bank (unbanked).

"Sampai kuartal ketiga tahun 2018, lebih dari 120.000 orang di Indonesia melakukan pinjaman melalui Tunaiku dengan total distribusi mencapai Rp 1,25 Triliun," tambahnya. Melalui produk digitalnya ini, Amar Bank disebut sebagai Fintech Bank pertama yang hadir di Indonesia. Melalui Tunaiku, pelanggan dapat meminjam mulai dari Rp2 juta hingga Rp20 juta dalam jangka waktu 6 - 20 bulan.

Baca juga: Fintech Memang Perlu, Tapi Harus Hati-hati

  • Editor: Dikdik Taufik Hidayat
  • Sumber: Press Release Kennedy, Voice & Berliner
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE