LogoDIGINATION LOGO

Hati-hati, Startup Rentan Penipuan!

author Oleh Aulia Annaisabiru Ermadi Minggu, 14 Oktober 2018 | 17:05 WIB
Share
ilustrasi penipuan (Shutterstock)
Share

Kalau kamu sedang membuat usaha rintisan baru, mau itu digital atau konvensional, sebaiknya selalu waspada. Sebuah studi menunjukkan, orang lebih cenderung melakukan penipuan pada usaha rintisan.

Hal ini yang terungkap dalam studi yang dilakukan oleh Christian Schlereth, WHU – Otto Beisheim School of Management, dan Craig R Carter, Arizona State University. Seperti disampaikan oleh Lutz Kaufman, profesor di WHU – Otto Beisheim School dalam artikelnya di Harvard Business Review.

Eksperimen itu memberikan kesempatan pada peserta untuk menjawab pertanyaan dalam sebuah negosiasi bisnis. Di antara pilihan jawaban peserta ada yang sepenuhnya jujur dan ada yang berusaha mengelabui.

Saat peserta bernegosiasi dengan perusahaan yang sudah lebih mapan, kecenderungan untuk mengelabui lawan bicara mencapai kurang-lebih 50%. Namun saat bernegosiasi dengan usaha rintisan alias startup, kecenderungan itu naik hingga sekitar 66%.

Agaknya, saat berhadapan dengan bisnis yang masih baru, ada kecenderungan untuk berusaha mengelabui. Bisa jadi ini karena lawan bicara dianggap kurang pengalaman dan masih belum tahu apa-apa.

Baca juga: 5 Risiko Investasi Bitcoin yang Perlu Diwaspadai

ilustrasi penipuan (Shutterstock)

Lalu, Startup Kudu Piye?

Kaufman mengatakan, untuk mengurangi efek ini, startup perlu melakukan upaya lebih untuk menunjukkan keahlian mereka. Bagaimana? Misalnya, dengan merekrut pakar di industri di jajaran manajemen mereka.

Di sisi lain, pakar yang berpengalaman tersebut menurut Kauffman juga akan kehilangan sebagian kredibilitas saat bergabung dengan sebuah usaha rintisan. Hal ini pelan-pelan akan pulih seiring startup itu tumbuh jadi pemain penting di industri.

Hal berikutnya yang bisa dilakukan startup, tulis Kaufman, adalah memiliki kontrak bisnis yang kuat. Artinya, hal-hal terkait legalitas dan hukum tidak boleh diabaikan. Siapkan kontrak yang kuat, lengkap dengan pengaman-pengaman yang dibutuhkan.

Sesungguhnya, risiko tipu-menipu dan kibul-mengibuli akan selalu ada di dunia bisnis. Perusahaan rintisan, pebisnis pemula, punya risiko lebih tinggi akibat kurang pengalaman ataupun sikap “tergesa-gesa” yang jadi norma dunia startup.

Jadi, waspadalah!

  • Editor: Wicak Hidayat
  • Sumber: Harvard Business Review
TAGS
RECOMMENDATION

Fintech Memang Perlu, Tapi Harus Hati-hati

Belum bankable tapi feasible. Tidak bisa mendapatkan kredit dari perbankan akan tetapi mempunyai usaha. SIapa yang bisa melayaninya? Fintech salah satunya...

Senin, 10 September 2018 | 11:30 WIB

Salah Cari Partner Bisnis? Awas Bubar di Tengah Jalan

"Partner harus sangat tahu ide dan visi kamu itu seperti apa. Karena banyak kejadian saat partner dapat salah visi, salah komunikasi di tengah jalan, bubar," kata Christian Sugiono.

Sabtu, 13 Oktober 2018 | 08:50 WIB
LATEST ARTICLE