LogoDIGINATION LOGO

Mau Transaksi E-commerce Aman Cybercrime? Lakukan Tips Ini

author Oleh Ana Fauziyah Jumat, 8 September 2017 | 10:08 WIB
Share
Microsoft Asia Pasifik merilis temuan regional dari Security Intelligence Report (SIR) Volume 22 yang menemukan bahwa negara berkembang di wilayah Asia Pasifik paling terekspos oleh program berbahaya
Share

Microsoft Asia Pasifik merilis temuan regional dari Security Intelligence Report (SIR) Volume 22 yang menemukan bahwa negara berkembang di wilayah Asia Pasifik paling terekspos oleh program berbahaya. Laporan tersebut memaparkan data terhadap lanskap ancaman global, secara spesifik kepada kerentanan perangkat lunak, eksploitasi, malware dan serangan berbasis web.

Indonesia menjadi negara ketiga paling rentan ancaman cybercrime di kawasan Asia Pasifik setelah Bangladesh dan Vietnam. Tercatat sekitar satu dari empat komputer di Indonesia yang menjalankan produk keamanan real time Microsoft melaporkan adanya serangan malware Januari sampai Maret 2017.

Data dan aset digital yang tersimpan di cloud  menjadi target penjahat dunia maya. Sebagian besar serangan terhadap akun konsumen dan perusahaan yang dikelola pada cloud diakibatkan oleh kata kunci yang lemah dan pengelolaan kata sandi yang buruk, diikuti serangan phishing yang ditargetkan dan pelanggaran layanan pihak ketiga.

 

Agar transaksi e-commerce Anda aman dari serangan cybercrime dan meminimalisir resiko cyber, berikut adalah empat tips yang direkomendasikan Microsoft dikutip dari siaran presnya hari Kamis (8/9).

  1. Jangan bekerja di hotspot Wi-Fi umum tempat penyerang dapat “mengintip” komunikasi digital, menangkap detil login dan kata sandi, serta mengakses data pribadi.
  2. Teratur memperbarui sistem operasi dan program perangkat lunak lainnya untuk memastikan patch terbaru telah diinstal. Hal ini dapat mengurangi risiko eksploitasi kerentanan.
  3. Mengurangi risiko kompromi kredensial dengan mendidik pengguna tentang mengapa mereka harus menghindari kata kunci sederhana dan menerapkan metode otentikasi multi faktor, seperti satu dari Azure Multi-Factor Authentication (MFA).
  4. Terapkan kebijakan keamanan yang mengontrol akses kepada data sensitif dan membatasi akses jaringan perusahaan ke pengguna, lokasi, perangkat, dan sistem operasi yang sesuai. Kebijakan ini dapat secara otomatis memblokir pengguna tanpa otorisasi yang tepat atau menawarkan saran yang mencakup pengaturan ulang kata sandi dan penegakan autentikasi multi-faktor.
  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE