LogoDIGINATION LOGO

Kata Siapa Wayang Ketinggalan Zaman?

author Oleh Alfhatin Pratama Sabtu, 22 September 2018 | 09:10 WIB
Share
ilustrasi wayang (Shutterstock)
Share

Berbagai tantangan global muncul seiring dengan terus berkembangnya teknologi dan digital. Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, Indonesia memiliki visi kedepan. Salah satu visinya adalah visi ekonomi yang ditargetkan pada tahun 2020. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) lah sebagai salah satu kementerian yang fokus untuk mewujudkan visi itu, yaitu "The Digital Energy of Asia".

"The Digital Energy of Asia" disambut baik oleh banyak pihak, contohnya adalah Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi). Dalam acara konferensi pers gerakan "Dalang Go Digital" dan Festival Dalang Muda Tingkat Nasional ke-IX, 18 September 2018, Kondang Sutrisno, Ketua Umum Pepadi Pusat, mengatakan "Wayang merupakan tradisi yang bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sekarang, menonton wayang tinggal "klik" saja di internet. Banyak yang telah melakukan digitalisasi pertunjukan wayang, seperti live streaming, pengunggahan naskah pertunjukan, dan informasi lain yang berkaitan dengan wayang. Penggemar bisa menikmati dari mana saja dan kapan saja”.

Nanang H. Pulung, Seniman dan Dalang Senior, mengatakan "Dahulu menjadi dalang caranya diwariskan lewat lisan. Kemudian zaman berkembang, tulisan dalam naskah mulai diproduksi untuk disebarkan. Dapat dipentaskan dengan naskah yang sama oleh dalang yang berbeda. Sekitar tahun 1970-1980an, mulai lah perekaman pertunjukan wayang lewat kaset dan teknologi-teknologi yang pada saat itu dikatakan modern. Sekarang, semua teknologi sudah tersedia. Yang ingin menjadi dalang dan penikmat pertunjukan wayang bisa menontonnya di internet. Sehingga ruang maya saat ini sudah menjadi ruang main dunia pedalangan". 

Baca juga: Menkominfo Paparkan Strategi untuk Capai Potensi Ekonomi Digital 2020

Nanang H. Pulung, Seniman dan Dalang Senior (Foto: Alfhatin)

Menurut Nanang, kebudayaan dan kesenian, seperti wayang, blangkon, beskap, di era digital tidak hanya memiliki nilai guna dan nilai keindahan. Ketika sudah masuk ke mekanisme pasar dapat menjadi nilai jual.

Dengan adanya gerakan "Dalang Go Digital", Pepadi berharap dapat terus mendekatkan dunia pedalangan dan pewayangan kepada masyarakat. Pepadi juga mengkritisi adanya potensi penjilplakan sebuah karya ketika kegiatan pedalangan dan pewayangan sudah didigitalisasi. Selain itu, dikhawatirkan juga dapat mematikan kreativitas pedalangan dan pewayangan. Ke depannya, Pepadi dan Kemkominfo akan terus bekerjasama untuk benar-benar mewujudkan gerakan ini. Salah satunya adalah dengan cara melindungi karya-karya dalang dengan sertifikasi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

Bersamaan dengan peresmian Gerakan "Dalang Go Digital", Pepadi Pusat meresmikan acara Festival Dalang Bocah dan Festival Dalang Muda Tingkat Nasional Tahun 2018. Festival ini akan diselenggarakan di Pelataran Candi Bentar Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Tepatnya pada tanggal 20 s.d. 23 September 2018.

Baca juga: Menkominfo Imbau Media Sosial Digunakan untuk Promosi Ekonomi Daerah

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
RECOMMENDATION

Target 8 Juta UMKM Go Online, Upayakan Visi Digital Energy of Asia 2020

Sebagai salah satu langkah untuk mewujudkan visi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai “Digital Energy of Asia”, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM serta stakeholders t

Rabu, 15 November 2017 | 04:47 WIB
LATEST ARTICLE