Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo mendirikan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif. "Tugasnya memfasilitasi, mendukung, bahkan membiayai terciptanya akselerasi nilai tambah dari 16 sektor kreatif, diantaranya adalah kuliner yang menjadi sektor kreatif nomor 1 paling berpengaruh terhadap PDB," jelas Ricky Joseph Pesik, Wakil Kepala Bekraf dalam #DigitalksID bertajuk “Rahasia Sukses Produk Lokal di Era Digital”, Sabtu (1/9).
Ricky menambahkan bahwa Bekraf juga memiliki tugas untuk menghadirkan atau memperkuat ekosistem industri kreatif, meskipun kreativitas di setiap daerah di Indonesia sudah lama menjadi “jiwa” yang dimiliki oleh bangsa ini. Dengan kata lain, SDM atau sumber kreativitas di Indonesia tidak akan kalah saing dengan negara lain karena keberagaman yang dimilikinya.
Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam sektor ekonomi kreatif menurutnya adalah bagaimana meningkatkan nilai tambah melalui kreativitas pada bidang bisnis dan bukan hanya pada produknya saja. Sebagai contoh, Kayuh Wooden Bike dengan kreatifitas dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang telah dimilikinya dapat melipatgandakan nilai tambah produk tersebut.
Baca juga: Pemuda Ini "Balas Dendam" dengan Bikin Sepeda Kayu
Antusiasme peserta diskusi (dok. DigitalksID)
Ekosistem yang mendukung industri kreatif di Indonesia menjadi lebih baik agar produk-produk kreatif Indonesia dapat bersaing di kancah global juga masih menjadi tantangan. "Beberapa regulasi yang sedang dikaji ulang oleh Bekraf diantaranya adalah regulasi ekspor yang berbelit dan pemberian insentif yang masih parah untuk mendukung produk-produk ekonomi kreatif," sambungnya.
Selain tantangan, mantan aktivis Periklanan ini juga menyampaikan peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan pada sektor ekonomi kreatif, seperti hadirnya ekonomi digital yang mengubah pola distribusi secara total dan dapat mematikan bisnis perantara. Dengan meniadakan perantara, produsen dapat langsung berhubungan dengan konsumen dan nilai tambah yang diterima produsen akan semakin besar. Peluang lainnya adalah lisensi HAKI yang dimiliki dapat mendatangkan royalti.
Kedepannya, Bekraf akan terus membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mengakselerasi ekonomi kreatif, baik terkait ekosistem ekonomi kreatif maupun strategi agar ekspor produk-produk kreatif dipermudah sehingga dapat bersaing di pasar global.
Baca juga: Masuki Pasar Global, Bekraf Kirim 6 Startup ke Pameran Teknologi di Taiwan
- Editor: Dikdik Taufik Hidayat