Kamu mungkin tersinggung jika dipanggil dengan nama binatang tertentu seperti anjing, monyet atau babi. Tapi bisa juga tersanjung, kalau nama binatangnya memang identik dengan sifat yang disukai seperti kelinci atau panda.
Binatang memang jadi salah satu perumpamaan yang memudahkan dalam menjelaskan hal tertentu, seperti hinaan atau pujian tadi. Demikian juga di dunia entrepreneur, tak sedikit binatang yang dijadikan perumpamaan.
Berikut adalah beberapa binatang yang kerap dijadikan pelajaran:
Unicorn
Binatang mitologi ini memiliki wujud seperti kuda namun bertanduk satu. Binatang ini jadi perumpamaan bagi usaha rintisan yang memiliki valuasi 1 Miliar Dollar AS. Istilah ini dipilih karena awalnya usaha rintisan yang bernilai sebesar itu dianggap hanya mitos belaka.
Kecoak
Tak lama setelah demam unicorn, muncul istilah kecoak. Istilah ini merujuk pada usaha rintisan atau entrepreneur yang sanggup bertahan dalam waktu yang lama dan mungkin ukurannya juga kecil saja. Kecoak, konon, telah hidup jutaan tahun di bumi dan bisa bertahan bahkan jika ada bencana nuklir.
ilustrasi (Shutterstock)
Landak
Binatang ini muncul ke permukaan lewat buku bacaan para pebisnis. "Good to Great"-nya Jim Collins (2001) menggunakan istilah landak untuk menyebut mentalitas penuh disiplin dan fokus. Kenapa landak, alasannya terkait dengan binatang berikutnya: rubah.
Rubah
Kebalikan dengan landak, rubah jadi perumpamaan pebisnis yang tahu banyak hal alias berwawasan luas. Istilah landak dan rubah ini diambil Collins dari buku filosofi Isaiah Berlin "The Hedgehog and The Fox" (1953) yang sesungguhnya terinspirasi dari potongan kalimat penyair Yunani Kuno, Archilochus: the fox knows many things, but the hedgehog knows one big thing.
ilustrasi (Shutterstock)
Semua perumpamaan itu sah-sah saja untuk digunakan. Bahkan kalau mau membuat istilah sendiri pun tidak apa-apa juga. Hanya satu hal yang agaknya perlu dicatat: jangan terjebak pada satu label saja.
Misalnya istilah unicorn, banyak juga yang mengatakan valuasi startup unicorn itu sejujurnya sangat berlebihan. Pada akhirnya, unicorn sungguhan yang memang layak dapat valuasi gila-gilaan memang bagaikan hewan mitologi.
Sedangkan mentalitas kecoak, meski kecil dan "kotor" mungkin dibutuhkan di saat-saat tertentu. Terutama saat bisnis kamu sedang butuh untuk bertahan hidup.
Chris Myers salah satu rekanan di BT Ventures menulis di Forbes soal landak dan rubah itu. Menurutnya, dalam perjalanannya seorang entrepreneur harus bisa memilih kapan jadi landak dan kapan jadi rubah.
Yap, kisah binatang dalam dunia entrepreneur itu memang menarik sebagai perumpamaan. Namun pada akhirnya kita juga harus paham, yang terbaik adalah menjadi manusia.