LogoDIGINATION LOGO

Mau Jadi Fashionpreneur? Ini Tips dari Medina Zein

author Oleh Desy Yuliastuti Minggu, 22 Juli 2018 | 07:47 WIB
Share
Industri fesyen tak pernah berhenti membuat perubahan setiap waktunya
Share

Industri fesyen tak pernah berhenti membuat perubahan setiap waktunya. Banyak peluang tercipta bagi para fashionpreneur atau calon desainer untuk unjuk gigi membuat karya.

Perkembangan zaman dan teknologi pun memberi keleluasaan bagi fashionpreneur mengandalkan dunia maya sebagai etalase digital untuk melakukan jual beli koleksi busananya.

“Sekarang fashionpreneur di Indonesia sudah berkembang pesat apalagi ada acara seperti  Modest Fashion Week. Jadi, ini bagus banget untuk dan fesyen di Indonesia yang bakal makin berkembang. Kualitas jahitan pakaian dari konveksi lokal yang dijual di online shop pun sudah lumayan oke dan bisa bersaing,” ujar entrepreneur muda Medina Zein yang ditemui Digination.id, di kawasan Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lantas, bagaimana dengan keberadaan toko offline atau butik saat ini? Sebagai fashionpreneur, manakah yang sebaiknya dilakukan, buka butik dahulu atau cukup memasarkan via online?

Wanita yang juga pemilik butik hijab, Medina Zein Boutique ini menyarankan, bagi pemula mengenal passion dan konsep bisnis sangat penting untuk memutuskan langkah yang akan diambil selanjutnya.

“Menurutku pemula start di jualan online dulu karena kita biasanya kalau bisnis harus tahu passion-nya dulu kan, kalau kita sudah merasa passion-nya di dunia fesyen pasti ke depannya sudah mulai serius dong,” ujar Medina.

Baca juga: Bukan 2020, Jakarta Akan Jadi Pusat Fesyen Dunia Sekarang!

Medina melanjutkan, “Misalnya, aku sebenarnya punya passion di dunia kecantikan, fesyen ini sebenarnya dunia baru aku karena dulu awalnya aku online shop dan sekarang aku sudah mulai merambah fesyen dan karena aku suka juga di dunia fesyen jadi akhirnya mencoba untuk lebih grow up lagi.”

Meskipun penjualan online di e-commerce saat sangat potensial, bukan berarti pemula tak bisa mendirikan butik. Namun, untuk mengurangi risiko investasi gagal Medina menyarankan seorang fashionpreneur harus memiliki konsep yang matang.

“Kalau sekarang jujur online menarik, kalau offline itu untuk lebih ke branding. Kalau misalnya kita butuh branding dan punya offline store orang lebih kepercayaannya lebih besar. Di awal coba buka butik berbarengan, misal satu butik ada 10 atau 15 brand, itu bagus untuk startup yang baru mau mulai usaha  daripada buka butik satu brand sendiri dengan modal yang sangat besar,” jelas Medina.

Namun, Medina menekankan hal terpenting harus optimis, terus termotivasi, dan tidak cepat puas. Risiko dalam bisnis akan selalu ada.

“Jangan takut untuk mencoba, kalau kita merasa bisnis dan passion kita di dunia fesyen, ya kita harus banyak belajar, banyak mencoba untuk di dunia online . Awali di dunia online shop dulu, kalau kita sudah merasa di online shop sudah berkembang kita coba untuk kolaborasi, mulai untuk buka butik sendiri,” tutup wanita kelahiran Bandung ini.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE