LogoDIGINATION LOGO

Hapus Dominasi Produk Impor, Target e-Smart IKM Meningkat

author Oleh Sukindar Senin, 2 Juli 2018 | 02:39 WIB
Share
Tidak ingin marketplace didominasi oleh produk yang berasal dari luar negeri, pemerintah telah mencanangkan program e-Smart IKM (Industri Kecil dan Menengah) pada tahun 2017
Share

Tidak ingin marketplace didominasi oleh produk yang berasal dari luar negeri, pemerintah telah mencanangkan program e-Smart IKM (Industri Kecil dan Menengah) pada tahun 2017.

Program  ini merupakan  upaya pemerintah dalam mendorong daya saing IKM dalam memasarkan produknya menggunakan basis data.

Pada tahun 2017 lalu, program dari Kementerian Perindustrian tersebut telah diikuti oleh 2.730 IKM, dan diharapkan dapat meningkat tahun 2018 ini dengan target sebanyak 4000 IKM .

Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menyebutkan, “Kami terus memacu IKM kita agar mampu memasarkan produknya di marketplace melalui program e-Smart IKM yang berbasis data yang dapat menyajikan berupa profil, sentra, dan produk IKM.”

Sejak diluncurkan, pemerintah telah menggandeng beberapa marketplace dalam negeri, seperti Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Shopee, dan Blanja.com.

Bersama dengan beberapa marketplace tersebut, pemerintah berharap dapat memberikan jaminan terhadap produk, keamanan dan standarisasi terhadap para pelaku IKM.

Baca Juga:
Keberhasilan e-smart IKM Didominasi Sektor Logam

Sementara itu, untuk mendukung implementasi program e-Smart IKM, pemerintah juga melaksanakan lokakarya yang selaras dengan program tersebut.

Melalui pelatihan tersebut, para pelaku IKM akan dibekali pengetahuan untuk peningkatan daya saing dan produktivitas usahanya, serta mendapatkan sosialisasi terkait pemberian fasilitas dari pemerintah.

“Konsep pembinaan yang kami lakukan di dalam program ini yaitu kita balik dari hilir ke hulu, karena kita ingin mengetahui dahulu pasarnya, baru kita mengetahui apa yang diproduksi,” papar Gati.

Sampai dengan saat ini, Kementerian Perindustrian mencatat nilai transaksi dalam program tersebut telah mencapai angka Rp601 juta yang didominasi oleh komoditas logam, fesyen, makanan dan minuman.

“Komoditas logam menguasai 48,26% penjualan dengan nilai transaksi sebesar Rp290 juta, kemudian fesyen 30,72% atau Rp184 juta, serta makanan dan minuman 14,01% atau Rp84 juta,” jelas Gati.

Baca juga:
IKM Dapat Tumbuh Dengan PPh Final 0,5%

  • Editor: Wicak Hidayat
  • Sumber: Kemenperin
TAGS
LATEST ARTICLE