![](https://assets.digination.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2024/12/18/526876889.jpg)
10 Tools AI Paling Populer Tahun 2024, Mana Andalan Kamu?
Ingin tahu apa tools AI yang banyak digunakan oleh para pebisnis dan kreator? Berikut peringkat AI terpopuler tahun 2024 dan apa yang menjadi keandalannya.
Rabu, 18 Desember 2024 | 17:01 WIB
Data kini sudah menjadi sebuah sumber daya berharga yang dapat digunakan untuk mendukung berbagai sektor. Dalam bukunya Intelijen di Era Digital, Ngasiman Djoyonegoro menyampaikan seiring perkembangan teknologi, ancaman muncul dalam bentuk baru, seperti cyber war, cyber terrorism, cyber espionage, dan lain sebagainya.
Sudah waktunya melakukan transformasi dari human intelijen ke intelijen berbasis teknologi. Secara teori, big data maupun data science dapat membantu memahami perilaku terduga aksi terorisme. Di antaranya, sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi, melacak, dan menghindari ancaman terorisme. Demikian dilansir dari studi lembaga pendidikan dan pengembangan data science, Algoritma.
Di sejumlah negara maju, big data sudah mulai banyak diaplikasikan oleh pemerintah, militer, maupun badan intelijen. Data yang dikumpulkan seputar terduga teroris dapat mengungkap latar belakang dan motivasi aksi mereka. Bahkan, data tersebut dapat mengungkap tentang jaringan mereka, siapa saja informannya, siapa saja yang mendanai mereka, dan lain sebagainya.
Menurut Samuel Chan, Course Producer dan Co-Founder dari Algoritma Data Science Education Center, tindakan melawan terorisme untuk jangka panjang bukan hanya menjadi kewajiban negara. Namun juga melibatkan sektor publik dan swasta.
Samuel menjelaskan, ada banyak hal yang dapat dilakukan negara untuk mendukung upaya ini. Di antaranya melalui pembiayaan atau kampanye yang terorganisir. Namun yang paling penting, negara perlu membuka diri terhadap inovasi-inovasi tersebut.
“Perlu dipahami bahwa di fase awal implementasinya mungkin tidak sempurna, tapi perlu adanya komitmen untuk mengadopsi inovasi tersebut agar dapat berhasil dalam jangka panjang. Kita harus kritis, namun dalam masa trial-and-error, kita perlu memberikan ruang bagi teknologi ini untuk berkembang,” ujar Samuel.
Baca juga: Kecerdasan Kota
“Apabila kita amati saat ini, mulai banyak perusahaan swasta yang bekerja untuk membangun lingkungan yang lebih aman. Lingkungan yang terhindar dari aksi terorisme, hate speech, illegal trafficking, dan lain sebagainya,” ujar Sam.
Samuel juga menyebutkan, raksasa media sosial Facebook ikut turut tangan dalam menangani isu ini. Di antaranya dengan mengembangkan sebuah teknologi analisis teks untuk mendeteksi kata-kata yang mungkin mengandung unsur propaganda teroris.
“Teknologi lainnya yang dapat digunakan adalah image recognition, computer vision, bahkan biometrics mining. Ini adalah upaya penelitian yang membutuhkan komitmen tertentu baik dari sektor publik maupun swasta,” tambahnya.
Di Indonesia sendiri, upaya pencegahan tindak kriminal di ranah digital kerap digalakkan. Salah satu contohnya adalah melalui platform aduan konten yang ada di bawah bendera Menkominfo. Situs tersebut bertujuan untuk menerima laporan konten bersifat negatif, hoaks, bahkan yang mengandung unsur terorisme.
Walaupun data science dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam pengawasan dan tindak pencegahan aksi terorisme, di sisi lain hal ini turut menimbulkan pro-kontra di sejumlah kalangan.
Penggunaan data untuk mengawasi tindak tanduk warga terduga pelaku terorisme dikhawatirkan dapat memunculkan adanya penyalahgunaan data. Selain itu, ada juga pihak-pihak yang meragukan keakuratan informasi akibat sumber data maupun algoritma yang bias. Isu privasi sendiri adalah topik panas yang cukup sering diperdebatkan.
“Saya pribadi mendukung adanya regulasi untuk hal ini, apalagi jika regulasi tersebut dapat membantu kita untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari hate speech maupun propaganda,” jelas Samuel.
“Kuncinya adalah, regulasi harus diaplikasikan secara adil dan tanpa diskriminasi. Pada pelaksanannya harus dilakukan secara obyektif.”
Baca juga: Geliat Pasar Pusat Data di Indonesia. Berapa Besar Potensinya?
AI berkembang sangat pesat dalam segala sisi penekanan tindak kriminal. Platform yang dulunya merupakan lahan hijau untuk terorisme kini justru menjadi area yang sulit bagi mereka untuk bergerak.
Samuel sendiri memiliki prediksi yang menarik tentang bagaimana AI akan berkembang di masa depan. Menurutnya, jika AI semakin mampu menghentikan aksi kriminal sebelum terjadi, alih-alih hanya melacak pelaku setelah terjadinya tindak kriminal, maka kamu akan jarang melihat beritanya di televisi.
“Ini adalah inovasi yang akan jarang terdengar di media. Karena, kamu hanya akan mendengar adanya kejahatan setelah terjadi, bukan karena itu belum terjadi.
Jadi, jika AI dan machine learning betul-betul bekerja dengan baik, perannya akan lebih banyak sebagai pahlawan di balik layar yang menghentikan kejahatan sebelum kejahatan terjadi di tengah masyarakat,” pungkas Samuel.
Lalu, sejauh apa pemanfaatan data dalam melawan terorisme di sejumlah negara maju? Kami telah merangkum beberapa contoh menarik yang bisa kamu temukan di sini.
Membaca Pola Lama
Ada beberapa institusi yang bersedia menjelaskan bagaimana tepatnya data science dapat digunakan untuk menanggulangi aksi terorisme. Di antaranya adalah NEPAR (Networked Pattern Recognition) Framework, yang dikembangkan oleh peneliti di Universitas Binghamton, New York, sekitar tahun 2017.
Mereka mengumpulkan 150.000 serangan teroris sepanjang 1970 hingga 2015. Kemudian, membaca pola penyerangan untuk memahami perilaku, menganalisis pola, dan hubungannya dengan aktivitas terorisme. Dengan begitu, mereka mampu memprediksi pergerakan teroris kemudian mendeteksi dan mencegah kemungkinan adanya aksi terorisme. Metode tersebut diklaim memiliki tingkat akurasi sebesar 90 persen.
Berburu Teroris Lewat Media Sosial
Sebuah proyek besar data mining yang dilakukan oleh Qatar Computing Research Institute di Doha pada tahun 2015, menganalisis data dari media sosial untuk menemukan asal para pendukung ISIS.
Para peneliti mempelajari tiga juta tweet yang dipost dalam periode tiga bulan. Mereka lalu menargetkan pola kunci dan karakteristik atau isi cuitan tersebut. Mereka kemudian dapat menciptakan algoritma yang mampu mengelompokkan pengguna Twitter tersebut, apakah mereka anti atau pro ISIS dengan tingkat akurasi sebesar 87 persen. Dengan kemampuan tersebut, alat ini akan berguna dalam membatasi pertumbuhan kelompok penyebar aksi terorisme.
Andalkan Drone Ala Militer AS
Selain memanfaatkan data dari media sosial dan data dari serangan terorisme sebelumnya, salah satu cara lainnya adalah dengan memanfaatkan drone atau pesawat tanpa awak. Drone tersebut akan beroperasi dan mengintai daerah yang dinilai berpotensi timbul aktivitas mencurigakan.
Data tersebut ditampilkan secara real time, kemudian akan digabungkan dengan data dari sumber dan regu lainnya. Setelah terkumpul semua, kemudian data-data tersebut kemudian digunakan untuk mengidentifikasi di mana para teroris berada dan ke mana mereka akan bergerak.
Baca juga: Kecerdasan Buatan Akan Bantu Manusia Berbelanja. Yakin Cara Tersebut Lebih Baik?
Ingin tahu apa tools AI yang banyak digunakan oleh para pebisnis dan kreator? Berikut peringkat AI terpopuler tahun 2024 dan apa yang menjadi keandalannya.
Rabu, 18 Desember 2024 | 17:01 WIBLelang tanaman hias sendiri merupakan rangkaian program dari FLOII Expo 2024 sejak pertama kali diadakan. Acara ini selalu memikat para kolektor dan pecinta tanaman hias dari dalam maupun luar negeri.
Rabu, 11 Desember 2024 | 10:49 WIBMengusung tema "Evolutionary & Revolutionary Elegance: The Beauty of Genetic Diversity in Floriculture", FLOII Expo 2024 dibuka secara langsung oleh Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono. Turut hadir pula Direktur Buah dan Florikultur
Jumat, 6 Desember 2024 | 16:03 WIBBerikut manfaat Fitur Gemini pada Youtube:
Selasa, 29 Oktober 2024 | 17:26 WIBBerikut step by step buat mention temanmu di status:
Jumat, 25 Oktober 2024 | 11:57 WIBData Science adalah bidang ilmu yang memadukan statistik, matematika, dan ilmu komputer untuk mengolah serta menganalisis data dalam jumlah besar. Tujuan utama Data Science adalah mendapatkan wawasan yang dapat membantu perusahaan dalam pengambilan k
Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:51 WIBJika kamu menemukan lagu yang seru di Instagram dan ingin menyimpannya dengan lagu lain, sekarang kamu bisa langsung menambahkannya ke playlist Spotify.
Senin, 21 Oktober 2024 | 15:45 WIBIni keterampilan AI yang banyak dibutuhkan:
Senin, 21 Oktober 2024 | 14:33 WIBJangan baper duluan kalau lamaran kerja kamu tidak pernah direspons rekruter. Sebab, CV kamu akan diseleksi otomatis oleh Applicant Tracking Systems lebih dulu.
Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:00 WIBBerikut langkah menggunakan SnapTik untuk mengunduh video TikTok:
Jumat, 11 Oktober 2024 | 10:54 WIBAI bawa efisiensi yang lebih besar dalam berbagai sektor industri.
Selasa, 8 Oktober 2024 | 19:34 WIBAI bawa efisiensi yang lebih besar dalam berbagai sektor industri.
Senin, 7 Oktober 2024 | 19:00 WIBSangat penting buat kamu untuk segera menyelematkan konten kamu di fitur Archive. Begini caranya!
Jumat, 27 September 2024 | 16:20 WIBJobstreet by SEEK luncurkan gerakan #NextMillionJobs ciptakan satu juta peluang kerja baru
Selasa, 17 September 2024 | 18:00 WIBBerikut teknologi terbaru dari Toyota Kijang Innova Zenix yang menjadikan peforma mobil ini nyaman dan berkelas:
Jumat, 6 September 2024 | 17:00 WIB