LogoDIGINATION LOGO

Blockchain Bisa Dukung Perbankan Hingga Smart City

author Oleh Desy Yuliastuti Rabu, 11 April 2018 | 10:22 WIB
Share
Teknologi blockchain atau rantai blok mulai dilirik perbankan
Share

Teknologi blockchain atau rantai blok mulai dilirik perbankan. Akan tetapi, bank sentral masih mendalami teknologi blockchain agar bisa diimplementasikan secara tepat untuk mengetahui bisnis seperti apa yang bisa digunakan dengan blockchain.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Imaduddin Sahabat mengatakan kajian BI mengenai blockchain sudah dilakukan sejak 2016.

"Kajian sudah lama, sejak 2016 kami mempelajarinya,” ujar Imaduddin di Jakarta, dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (10/4/2018).

Keunggulan blockchain ada pada data yang terdesentralisasi sehingga menjaga kepercayaan semua pihak. Pencatatan data antarkomputer saling terhubung sehingga history transaksi tercatat dengan baik.

Dengan desentralisasi maka apabila server diretas, sistem akan memberitahukan kalau ada yang mengubah datanya (tempered). Inilah salah satu keuntungan yang dilirik oleh sektor perbankan.

Baca juga: Blockchain, Teknologi di Balik Bitcoin yang Dilirik Banyak Industri

Richo Usthavia Frans, Manajer Direktur Digital Banking dan Teknologi PT Bank Mandiri, mengatakan, pihaknya mulai mempertimbangkan penggunaan teknologi itu. Namun, pihaknya masih harus memastikan sarana dan prasarana di perusahaannya agar blockchain bisa diterapkan.

”Keamanan data dan efisiensi yang diberikan teknologi itu akan menguntungkan kami. Tetapi, kami harus memastikan kesiapan kami terhadap teknologi itu,” kata Richo saat ditemui di CTI IT Infrastructure Summit bertajuk “Blockchain: The Next Digital Revolution in Every Industry” beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Presiden Direktur PT CIMB Niaga, Tigor M. Siahaan, mengakui keunggulan blockchain. Meskipun untuk penerapannya masih dieksplorasi sejauh mana blockchain menguntungkan perusahaannya.

”Di perbankan, teknologi ini membantu kita untuk lebih efisien dan mengamankan data. Masalahnya, bagaimana kita bisa mengintegrasikan ekosistem karena tidak bisa kita saja. Ini berhubungan dengan trade, ekspor-impor, dan semua yang terlibat dalam bisnis itu,” kata Tigor.

Cegah Penyelewengan

Senior Executive Vice President Teknologi Informasi PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk., Dadang Setiabudi mengatakan, perkembangan teknologi sekarang sudah sangat cepat. Blockchain adalah keniscayaan, tapi integrasi masih menjadi tantangan.

“Tantangannya adalah bagaimana membangun ekosistemnya agar bisa berjalan baik di sektor perbankan,” kata Dadang.

Ia menambahkan, tantangan lainnya adalah membangun lingkungan kerja yang kondusif. Seluruh proses digital dalam perbankan, sumber daya manusia, dan teknologi harus bekerja secara sinergis.

Sementara dari sisi pemerintahan, Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City, Setiaji mengatakan, pihaknya telah mempelajari teknologi itu setahun belakangan. Ia juga tertarik pada mengadopsi blockchain untuk sektor pelayanan publik.

Baca juga: Tantangan Adopsi Blockchain, dari Teknologi Hingga Kematangan Digital

“Kita sedang mengeksplor dan bekerja sama dengan komunitas blockchain untuk mengembangkan berbagai macam sistem blockchain. Contoh untuk transaksi jual beli tanah, orang selama ini kan tidak tahu riwayat tanah. Dalam hal medical record rumah sakit, kita gak tahu historical-nya dan sebagainya. Kalau data itu tersebar ke semua kita bisa dapat informasi yang clear,” ujarnya.

Ia menambahkan, blockchain bisa sangat berguna untuk program bantuan sosial agar tidak terjadi lagi salah sasaran. Jika ada data yang salah bisa diperbarui, tapi tidak bisa ditutupi “jejaknya”. Berbeda dengan memperbaiki di database yang bisa dihapus begitu saja.

“Rencananya tahun depan mungkin di internal dulu sistem kita uji coba. Kita Kita juga ingin mengembangkan blockchain agar bisa diakses menggunakan NIK untuk public service,” pungkas Setiaji.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE