LogoDIGINATION LOGO

4 Jalan UKM Hadapi Skandal Facebook

author Oleh Sukindar Kamis, 5 April 2018 | 11:57 WIB
Share
Facebook bukan lagi hanya menjadi media sosial, namun juga media sebagian pelaku usaha menyasar pasar, terkhusus usaha kecil menengah (UKM)
Share

Facebook bukan lagi hanya menjadi media sosial, namun juga media sebagian pelaku usaha menyasar pasar, terkhusus usaha kecil menengah (UKM).

Bahkan, fenomena jual beli barang melalui Facebook bukan hal yang asing lagi, baik jual beli online maupun jual beli dengan sistem COD (Cash On Delivery).

Dilansir E-Commerce Times berdasarkan survei G2 Crowd eMarketer, 80% perusahaan kecil Amerika Serikat menggunakan Facebook untuk media pemasaran.

Perusahaan kecil yang dimaksud dalam laporan tersebut merupakan perusahaan dengan kapasitas pekerja kurang dari 250 orang.

Data survei Clutch juga menunjukkan, 71% perusahaan dengan pekerja kurang dari 500 orang menggunakan media sosial, dengan 86% di antaranya memanfaatkan Facebook.

Baca Juga:
Lewat Facebook Messenger Usaha Kecil Bisa Go Digital

Namun, beberapa waktu belakangan ini, Facebook sedang diterpa dengan permasalahan terkait dengan konsultan politik Cambridge Analytica.

Kepopuleran Facebook nampaknya harus meredup karena terdapat pengumpulan data pengguna tanpa sepengetahuan mereka melalui tes kepribadian online.

Menurut juru bicara Clutch Kristen Herhold dalam E-Commerce Times, Isu Cambridge Analytica ini dapat berdampak pada bisnis kecil yang sepenuhnya beroperasi dengan sistem online.

David Thomas, CEO Evident ID, juga menegaskan bahwa pengungkapan Cambridge Analytica mengurangi kepercayaan pengguna terhadap Facebook.

Hal tersebut dapat memberikan penurunan kemampuan UKM untuk secara yakin menjangkau target pasarnya melalui Facebook.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh para pelaku UKM berbasis online untuk mengatasi ketakutan tersebut?

Baca Juga:
Facebook Larang Iklan tentang Mata Uang Digital, Kenapa Ya?

Melibatkan Pelanggan Secara Proaktif

Thomas menjelaskan, pengguna harus dilibatkan dengan memberikan akses kontrol lebih untuk mengelola bagaimana dan kapan data dapat digunakan.

Dengan melakukan hal ini, komitmen perlindungan data perusahaan akan meningkat seiring terminimalisirnya potensi pelanggaran.

Memprioritaskan Keamanan Data

Thomas juga menyarankan untuk menerapkan kebijakan data yang ketat, melatih karyawan untuk mengenali risiko dan ancaman, serta mengevaluasi kembali bagaimana data disimpan dan ditangani.

Bahkan beberapa perusahaan kini tidak lagi hanya menggunakan satu basis penyimpanan data, untuk memperketat ases data sensitif penggunanya.

Membangun Web Terpisah

Bagi sebagian orang, Facebook bukan lagi tempat untuk menghabiskan waktunya. Kini, tidak semua orang berada di Facebook atau ingin menggunakan Facebook.

Fratto dari Global Data menyebutkan, pelaku usaha telah melakukan sebuah kesalahan ritel online jika hanya memanfaatkan Facebook dalam menjalankan usahanya.

Seiring menjaga konsistensi perusahaan di Facebook, pelaku usaha sebaiknya memiliki tempat sendiri yang bisa dikontrol secara mandiri.

Dengan memiliki web sendiri, pelaku UKM dapat secara jelas memaparkan tentang penggunaan data yang telah mereka kumpulkan.

Membentuk Tim Respon

Rob Enderle, principal analyst di Enderle Group, merekomendasikan perusahaan untuk membentuk tim penanggulangan krisis.

Selain itu itu, Enderle juga menyarankan agar perusahaan mengembangkan ketrampilan pemasaran initi dengan dana dan sumber daya yang ada.

  • Editor: Wicak Hidayat
  • Sumber: E-Commerce Times
TAGS
LATEST ARTICLE