Resiko Tak Terduga Jika Mengubah Foto Jadi Gambar Studio Ghibli

Oleh: Dini Adica
Kamis, 10 April 2025 | 15:47 WIB
Mengubah foto menjadi animasi bergaya Studio Ghibli memang seru, tapi ketahui juga resiko besarnya!

Akhir-akhir ini, media sosial lagi rame banget dengan tren gambar AI bergaya Studio Ghibli. Sejak OpenAI meluncurkan image generator Ghibli-style di ChatGPT minggu lalu, banyak orang —dari selebriti sampai pengguna biasa— ikutan mencoba dan membagikan hasilnya. Elon Musk juga nggak mau ketinggalan, karena Grok 3 dari xAI sekarang punya fitur serupa.

Buat yang belum tahu, fitur ini memungkinkan pengguna mengubah foto pribadi menjadi karya seni ala Hayao Miyazaki, founder Studio Ghibli di Jepang. Keren sih, tetapi di balik keseruannya, ada potensi bahaya yang perlu kita waspadai.

Soal Data Privasi

Di tengah euforia ini, beberapa aktivis privasi di platform X mulai angkat bicara. Mereka mengingatkan bahwa OpenAI mungkin menggunakan tren ini buat mengumpulkan ribuan foto pribadi untuk melatih AI mereka. Dengan kata lain, tanpa sadar kita bisa saja menyerahkan data wajah kita secara gratis ke OpenAI!

Baca juga: Image Generator ChatGPT Bikin FOMO, Raih 1 Juta Pengguna dalam Sejam!

Luiza Jarovsky, salah satu pendiri AI, Tech & Privacy Academy, mengatakan ketika kita mengunggah gambar-gambar ini secara sukarela, artinya kita memberikan persetujuan kepada OpenAI untuk memprosesnya.

Ini beda dari data yang dikumpulkan secara otomatis dari internet, yang masih harus melewati berbagai regulasi ketat seperti GDPR (General Data Protection Regulation) atau Regulasi Umum Perlindungan Data.

Dengan cara ini, OpenAI bisa menghindari batasan hukum yang biasanya diterapkan pada pengambilan data secara massal.

“Selain itu, kebijakan privasi OpenAI secara eksplisit menyatakan bahwa perusahaan mengumpulkan data pribadi yang dimasukkan oleh pengguna untuk melatih model AI-nya saat pengguna belum memilih keluar,” tulis Luiza.

Kalau kita nggak baca kebijakan dengan teliti, bisa jadi foto kita dipakai tanpa kita sadari.

Luiza Jarovsky lebih lanjut mengatakan OpenAI mendapatkan akses gratis dan mudah ke gambar pribadi milik pengguna, dan hanya mereka yang akan memiliki gambar aslinya. Platform media sosial dan perusahaan AI lainnya hanya akan melihat versi “Ghiblified”.

“Selain itu, tren ini sedang berlangsung, dan orang-orang belajar bahwa saat mereka menginginkan avatar diri mereka yang menyenangkan, mereka cukup mengunggah gambar mereka ke ChatGPT. Mereka tidak lagi membutuhkan penyedia pihak ketiga untuk itu,” katanya.

Baca juga: Teknologi AI Ini Bisa Deteksi Kanker Kulit dalam Hitungan Detik

Himachal Cyber Warriors, yang mengaku sebagai tim pakar keamanan siber, menulis:

Pikirkan dulu sebelum Anda #Ghibli. Swafoto ala Ghibli yang lucu itu? Mungkin biayanya lebih mahal dari yang Anda kira. Foto Anda dapat disalahgunakan atau dimanipulasi. AI dapat melatihnya tanpa persetujuan Anda. Pialang data dapat menjualnya untuk iklan bertarget. Tetaplah cerdas di dunia maya. Privasi Anda penting."

Apa yang Dikatakan ChatGPT?

OpenAI belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang keamanan data pribadi pengguna yang menggunakan versi seni gambar AI ala Studio Ghibli. Namun, jika kamu memasukkan prompt yang menanyakan kepada ChatGPT apakah aman untuk mengunggah foto pribadi di generator seni Ghibli, begini jawabannya:

Tidak, tidak aman untuk mengunggah foto pribadi ke alat AI mana pun kecuali Anda yakin tentang kebijakan privasi dan praktik penanganan datanya.

"OpenAI tidak menyimpan atau menggunakan gambar yang diunggah di luar sesi langsung, tetapi sebaiknya hindari berbagi gambar sensitif atau pribadi dengan layanan AI.

Jika privasi menjadi perhatian, pertimbangkan untuk menggunakan alat atau aplikasi offline yang dirancang khusus untuk pemrosesan gambar yang aman.

Bagaimana dengan Kebijakan Grok 3?

Sementara itu, kebijakan Grok 3 dari xAI juga masih samar-samar. Belum ada pernyataan resmi yang menjelaskan apakah mereka menyimpan atau menggunakan foto yang diunggah untuk melatih AI di masa depan.

Beberapa pengguna X mencurigai Grok 3 bisa saja menggunakan gambar yang kita unggah sebagai data pelatihan secara default, tapi belum ada bukti konkret.

Yang lebih mengkhawatirkan, ada risiko lain seperti kebocoran data. Kalau sistem mereka diretas, foto-foto pribadi yang kita unggah bisa saja tersebar atau disalahgunakan. Jadi, sebelum ikut-ikutan tren ini, ada baiknya kita pikir dua kali.

Baca juga: Elon Musk Menjual X ke Perusahaannya Sendiri, xAI, Seharga Rp547 Triliun

Cara Melindungi Data Pribadi

Sebelum kamu buru-buru mengubah foto jadi karakter Ghibli, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

Pikir dua kali sebelum mengunggah foto pribadi. Kalau memang ingin mencoba, lebih baik pakai foto yang nggak terlalu sensitif.

Hindari mengunggah foto resolusi tinggi di media sosial. Foto dengan resolusi tinggi lebih mudah digunakan untuk pelatihan AI atau bahkan deepfake.

Gunakan kata sandi atau PIN daripada face recognition untuk membuka perangkat. Ini mengurangi risiko data wajah kita disalahgunakan.

Cek perizinan aplikasi di ponsel kamu. Pastikan hanya aplikasi terpercaya yang bisa mengakses kamera dan foto.

Tren AI gambar Ghibli memang seru dan menarik, tetapi jangan sampai kita mengorbankan privasi hanya demi kesenangan sesaat. Kalau memang mau coba, pastikan kita paham risikonya dan mengambil langkah-langkah perlindungan yang diperlukan.

Jadi, sebelum mengunggah foto kamu ke ChatGPT atau Grok 3, tanya diri sendiri dulu: Apakah ini benar-benar worth it?

Sumber: Hindustan Times