Bahayanya Dampak dari Kecanduan Pornografi!

Oleh: Dinda Karunia Putri
Rabu, 2 Oktober 2024 | 15:02 WIB
Pornografi

Pornografi semakin banyak memakan korban mulai dari pemerkosaan anak dibawah umur hingga pembunuhan. Di tengah kemajuan teknologi dan akses internet yang mudah, pornografi semakin tersebar luas. 

Pornografi, memberi efek domino pada kejahatan remaja. Hal ini dikarenakan di usia ini, remaja mengalami perubahan emosional, kognitif, dan psikis. Salah satu perubahan yang tidak bisa dihindari adalah motivasi dan rasa keingintahuan yang tinggi terhadap berbagai hal yang menimpa dirinya termasuk yang berhubungan dengan seksualitas.

Pasalnya adiksi atau kecanduan pornografi saat ini masih belum dapat disembuhkan menggunakan obat-obatan dan hanya dapat dilakukan dengan terapi CBT (Cognitive Behavioural Therapy).

Menurut data Penegak Hukum Pornografi Tahun 2024 Bareskrim Polri menunjukkan terdapat 1.433 jumlah kasus pencabulan terhadap anak, sebanyak 271 jumlah kasus pornografi online, sebanyak 2.896 jumlah kasus persetubuhan terhadap anak, dan sebanyak 32 jumlah kasus pornografi online terhadap anak. Dalam lima tahun terakhir ada sekitar 2,7 juta konten negatif yang sudah di-take down dan diblokir, pemberantasan pornografi ini Kemenkominfo sudah bekerja keras dengan Polri, BSSN, dan Kementerian PPPA. 

Akibat dari kecanduan pornografi bagi penyitas dan orang-orang di sekitarnya, seperti:

Pornografi merupakan adiksi yang tidak tampak, namun menimbulkan kerusakan otak yang permanen bahkan melebihi kecanduan narkoba. 

Selain Itu, Apa Saja Dampak Pornografi?

Berkurangnya Motivasi
Studi dalam JAMA Psychiatry (2014) menemukan bahwa terlalu sering menonton video porno dapat membuat volume otak pada bagian striatum mengalami penyusutan. Striatum merupakan suatu bagian dari otak yang berkaitan dengan motivasi dan penghargaan.

Merusak Daya Ingat dan Konsentrasi 
Nonton porno berlebihan dapat mengganggu fungsi kognitif, termasuk memori dan konsentrasi. Studi menemukan bahwa kecanduan pornografi bisa mengurangi volume materi abu-abu (grey matter) di otak yang merupakan bagian penting untuk proses kognitif.

Karena sifat pornografi yang merusak otak, ini membuat orang yang terlalu sering menonton video porno kesulitan untuk memfokuskan perhatian dan mengingat informasi tertentu.

Kesulitan Membuat Rencana dan Mengambil Keputusan
Video porno menyebabkan kita hilang kendali dalam mengontrol diri untuk berhenti, bahkan kesulitan untuk mengatakan tidak pada sesuatu yang tidak kita inginkan. Bagian otak lain yang paling rentan untuk mengalami kerusakan adalah prefrontal cortex (PFC). PFC yang rusak dapat membuat seseorang kesulitan untuk membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, serta mengambil keputusan.

Mudah Depresi
Beberapa orang yang sudah kecanduan pornografi akan mengalami depresi meskipun orang tersebut hanya menghadapi permasalahan yang sepele. Dopamin yang dilepaskan saat menonton film porno bisa mengurangi sensitivitas otak terhadap kesenangan alami. Di samping itu, rasa bersalah dan malu setelah menonton video porno juga dapat memperburuk gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.

Berisiko Melakukan Kejahatan Seksual
Pecandu pornografi membutuhkan rangsangan yang lebih besar. Mereka cenderung mengakses jenis-jenis pornografi yang lebih ekstrim dan melakukan perilaku berisiko untuk mendapatkan sensasi yang lebih kuat melalui ketakutan korban. 

Disfungsi Ereksi
Film porno juga memiliki efek jangka panjang pada aktivitas seksual. Remaja yang kecanduan film porno, kemungkinan aku sulit mendapatkan kepuasan pada pasangannya. Mereka membutuhkan lebih banyak dopamin untuk bisa terangsang secara seksual. Dengan begitu, seseorang pun akan memiliki keinginan lebih banyak untuk menonton film porno. Pecandu pornografi menjadi kurang peka terhadap seks nyata dengan pasangan mereka dan membutuhkan lebih banyak rangsangan untuk mencapai orgasme. 

Penting untuk diingat bahwa setiap orang dapat merespons pornografi dengan cara yang berbeda. Meski demikian, pornografi perlu dihindari terutama bagi anak-anak dibawah umur. Perlu pendampingan orang tua dan aktivitas positif agar anak terhindar dari pornografi. Orang tua juga harus lebih ekstra memantau tayangan yang ada di gadget anak.

 

Sumber Artikel: