Kementerian Koperasi dan UKM menghadiri ASEAN-Australia Workshop bertema "Future of Digital Transformation among ASEAN MSMEs" yang dihadiri perwakilan pemerintah dan private sector yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand, 12-13 Februari 2018. Workshop tersebut membahas tantangan yang dihadapi UMKM ASEAN dalam menghadapi digitalisasi serta peran pemerintah dan private sector menghadapi tantangan tersebut.
Kementerian Koperasi dan UKM diwakili oleh Sekretaris Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Rosdiana Veronica Sipayung mengatakan tahun 2016 terdapat 260 juta pengguna internet di ASEAN. Diperkirakan terdapat 4 juta pengguna internet baru tiap bulannya sehingga tahun 2020 mencapai 480 juta pengguna internet. Pada 2016 transaksi online di ASEAN mencapai US$30 miliar atau kisaran Rp 413 miliar.
Baca juga: Manfaatkan Teknologi, Omzet UMKM Bisa Naik Dua Kali Lipat
Rosdiana mengemukakan UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian di ASEAN berkontribusi pada GDP dan penyerapan tenaga kerja serta pembangunan negara harus siap menghadapi era digital ini.
"Tantangan UMKM dalam era transformasi digital ekonomi adalah rendahnya kemampuan sumber daya manusia menghadapi metode perdagangan dari cara berbisnis secara konvensional menjadi online bisnis," kata Rosdiana dalam siaran pers, Kamis (23/2/2018).
Karena itu, ASEAN membahas upaya-upaya mendorong UMKM menghadapi teknologi digital untuk dapat mengekspor dan memberi peluang bagi UMKM berkontribusi dalam rantai suplai global. Selain itu, dengan digitalisasi UMKM, produk dapat terjual lebih cepat dan mengurangi biaya operasional.
Baca juga: Genjot Kapasitas Bisnis UMKM Di Indonesia Lewat Fintech
Dunia digital juga berarti keterbukaan, bagaimana perlindungan terhadap data, pembayaran digital, perlindungan terhadap hak cipta, pajak yang akan mucul dalam transaksi lintas batas. Hal ini menjadi kendala dikarenakan masih kurangnya regulasi.
Dinilai sangat penting kolaborasi antara pemerintah dan private sector untuk meningkatkan kemampuan digital bagi UMKM. Pemerintah harus menciptkan lingkungan yang mendukung UMKM berkembang melalui digitalisasi dan mengajak private sector untuk menyiapkan teknologi digital yang aman dan mudah digunakan bagi UMKM.
Sejumlah rekomendasi dihasilkan dalam workshop ini yang selanjutnya menjadi masukkan dalam ASEAN-Australia Summit di Sydney Maret 2018, yakni:
(1) Peningkatan produktivitas, teknologi, dan inovasi dimana perlunya pengembangan kapasitas bagi UMKM yang difokuskan pada peningkatan produktivitas, sharing best practice antar UMKM yang telah beralih ke digital.
(2) Peningkatan akses keuangan dimana perlunya menciptakan lingkungan yang mendukung dana modal ventura yang berfokus pada UMKM, memperluas penggunaan pembayaran digital oleh UMKM melalui reformasi kebijakan dan peraturan, mendorong penggunaan electronic receipt dan electronic signature serta verifikasi identitas.
(3) Peningkatan akses pasar dan internasionalisasi dimana perlunya memperluas marketplace untuk membantu UMKM dan startup dalam memperoleh pelanggan, mendorong pemerintah untuk mengembangkan roadmap e-commerce dan memantau kemajuan implementasinya, mendorong penggunaan media social oleh UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
(4) Peningkatan kebijakan dan peraturan yang kondusif dimana penting bagi pemerintah untuk memiliki peraturan pengelolaan, keamanan dan privasi data yang memungkinkan aliran data lintas batas, pemerintah harus mempertimbangkan untuk memberikan keringan pajak dan insentif lainnya bagi UMKM untuk masuk dalam ekonomi digital, penting untuk memberlakukan kebijakan hak cipta yang tidak membebani UMKM.
(5) Mempromosikan kewirausahaan dan pengembangan sumber daya manusia dimana perlu diperhatikan bahwa kurangnya keterampilan dan kemampuan teknologi digital menjadi kendala utama UMKM.
Baca juga: Bos Alibaba, Jack Ma Resmi Jadi Penasihat E-Commmerce Indonesia