Efek Negatif dan Positif dari Deepfake yang Perlu Kamu Ketahui!

Oleh: Dinda Karunia Putri
Rabu, 11 September 2024 | 13:04 WIB
Deepfake

Di jaman teknologi yang semakin berkembang dan canggih, banyak teknologi menimbulkan dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Belakangan ini teknologi yang sedang ramai dibicarakan adalah teknologi deepfake (AI - Artificial Intelligence). Dampak dari perkembangan deepfake  juga semakin terasa dalam berbagai aspek, mulai dari politik, bisnis, hingga hiburan. 

Saat ini deepfake menjadi fokus utama teknologi yang berkembang seputar keamanan dan privasi, mengingat deepfake dapat berpotensi untuk menyebarkan informasi palsu atau merusak reputasi seseorang secara signifikan. Pengguna internet dihimbau untuk lebih waspada melindungi diri dan meminimalkan dampak negatif terhadap potensi ancaman yang dihadirkan oleh deepfake

Baca juga: Google Translate Tambah 110 Bahasa Baru dengan Dukungan AI Terbaru

Apa itu Deepfake?

Deepfake merupakan istilah yang berasal dari gabungan kata “deep learning” dan “fake”. Ini merujuk pada teknik pembuatan konten multimedia palsu yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi deep learning.

Deepfake pertama kali muncul pada tahun 2017 dan sejak itu telah menjadi perhatian dunia, teknologi digunakan untuk menggantikan wajah aktor dalam film ilegal. Namun, seiring berjalannya waktu, deepfake berkembang menjadi ancaman terhadap keamanan dan kepercayaan pengguna internet maupun teknologi.

Sejarah perkembangan deepfake dimulai dari penggunaan teknologi kecerdasan buatan dan algoritma pemrosesan citra untuk menggabungkan wajah seseorang ke video lainnya. Seiring waktu, teknologi ini semakin berkembang dengan kemampuan yang semakin canggih dalam mengubah wajah dan suara seseorang dalam video. 

Dampak Negatif Deepfake

Teknologi deepfake mampu memanipulasi video maupun audio untuk menampilkan adegan hingga suara seolah-olah berasal dari orang yang sebenarnya. Hal ini, menimbulkan dampak negatif, yaitu:

Dalam konteks keamanan, deepfake menjadi senjata yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau video manipulatif. Ini berpotensi untuk merusak reputasi seseorang, bahkan penyalahgunaan untuk tujuan kriminal seperti penipuan atau pemerasan terhadap korban yang dituju. Tidak hanya itu, deepfake juga bisa diarahkan untuk meretas sistem keamanan yang menggunakan teknologi pengenalan wajah atau suara. 

Pada sisi privasi, deepfake memberikan ancaman besar dengan kemampuannya memalsukan video atau audio yang menampilkan seseorang dalam situasi yang sebenarnya tidak terjadi. Ini dapat merugikan individu secara pribadi dan profesional, menciptakan kerentanan terhadap potensi manipulasi dan pelecehan terhadap individu.

Perkembangan teknologi deepfake berpotensi untuk merusak citra dan reputasi seseorang. Konten yang menampilkan seseorang dalam situasi atau perilaku yang tidak benar dapat menciptakan konsekuensi serius terhadap persepsi masyarakat terhadap orang tersebut. Selain itu, deepfake dapat memicu perdebatan hak cipta yang kompleks dalam pemanfaatan materi yang asli tanpa izin.

Kontroversi dan tantangan etika muncul seiring penggunaan deepfake yang tidak etis dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap informasi dan media. Hal ini dapat menimbulkan masalah hukum dan regulasi terkait privasi dan keamanan. Penggunaan teknologi ini jika digunakan secara tidak benar dapat menciptakan kerentanan terhadap dampak sosial dan kebijakan yang mungkin merugikan. 

Baca juga: Revolusi AI: Profesi Apa Saja yang Berpotensi Digantikan?

Dampak Positif Deepfake

Meski demikian, deepfake tetaplah memiliki dampak positif bagi pengguna internet. Selain untuk hiburan, deepfake juga bisa digunakan untuk pendidikan hingga bisnis. Berikut penggunaan deepfake yang positif dalam kehidupan sehari-hari.

Sisi positif deepfake bisa digunakan untuk pendidikan untuk pelajaran sejarah. Siswa bisa berinteraksi dengan tokoh sejarah yang selama ini hanya bisa dilihat lewat foto atau buku pelajaran. Dengan adanya deepfake, foto tokoh sejarah bisa diubah menjadi video yang menjelaskan materi sejarah. Sehingga, siswa bisa berinteraksi dengan tokoh sejarah tersebut.

Hal ini masih menjadi perdebatan karena deepfake dapat menggantikan pekerjaan manusia. Namun, sebenarnya deepfake untuk customer service perlahan-lahan diadopsi menjadi virtual customer service atau  call center.

Di Indonesia, sejumlah perusahaan telah memanfaatkan virtual influencer atau brand ambassador untuk merepresentasikan produk mereka. Biaya untuk influencer virtual disebut-sebut lebih murah daripada influencer nyata karena seluruhnya menggunakan teknologi dari AI. Selain lebih murah dan mudah, virtual influencer sangat bisa dilatih untuk mempelajari konsumen, sehingga market yang dituju lebih tepat sasaran. Deepfake juga bisa menggantikan peran model saat pembuatan video campaign produk tanpa harus syuting. Video campaign dapat dibuat sepenuhnya menggunakan teknologi.

Deepfake dapat menjadi dampak negatif dan positif apabila digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Namun, tidak menutup kemungkinan jika deepfake bisa juga digunakan untuk hal-hal positif dan hasil yang positif. 

Meskipun teknologi dan sistem keamanan cyber terus berkembang, namun ekosistem digital masyarakat harus dibangun dengan baik untuk mengurangi risiko penipuan dan kejahatan cyber. Pentingnya ada regulasi yang lebih tegas agar mampu memberikan perlindungan yang lebih baik dari ancaman deepfake yang semakin canggih dan meresahkan.

 

Sumber artikel:

https://www.cloudcomputing.id/pengetahuan-dasar/apa-itu-deepfake-bahaya#:~:text=Namun%2C%20dampak%20negatif%20dari%20deepfake,dan%20bahkan%20memicu%20konflik%20sosial

https://vida.id/id/blog/apakah-deepfake-selamanya-merugikan

 
https://www.cloudeka.id/id/berita/web-sec/deepfake/