Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rudiantara, memberi sinyal akan ada lagi perusahaan rintisan atau startup yang sudah siap melakukan Initial Public Offering (IPO), tapi pihaknya masih merahasiakan.
"I have to zip my mouth karena nanti akan memengaruhi valuasi. Kalau saya bicarakan lebih terbuka lagi kasihanlah temen-temen investornya. Tapi secara umum kita bicara dengan unicorn. Kan nanti juga ada waktunya. Saya bicara dengan unicorn," ungkap Rudiantara di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Baca juga: Siapkan Aturan Baru, BEI Targetkan 35 Startup IPO Tahun Ini
Lebih jauh, kata Rudiantara, tantangan untuk meng-IPO-kan startup unicorn Indonesia memang banyak tapi tidak membuat BEI dan pemerintah menyerah. Pihaknya pun telah menyampaikan rencana IPO tersebut ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan akan mengadakan pertemuan antara pihak BEI dan startup.
"Hanya bentuknya seperti apa saya belum tahu. Artinya digital masuk ke capital market. Kan menjadi perusahaan di bursa enggak bisa 'sak dek sak nyet' (secara tiba-tiba). Ada proses, evaluasi, prospektusnya, dinilai OJK," lanjut pria yang akrab disapa Chief RA ini.
Ia menekankan startup yang ingin listing di BEI harus mempunyai prospek baik ke depan dan mengerti mekanisme pasar. Sebab ke depannya, valuasi startup sepenuhnya akan bergantung pada penilaian penilaian pasar dan hal itu di luar kendali pemerintah.
"Ternyata market hanya meng-apreciate Rp 70. Itu kan bussiness judgement. Padahal itu kan mau saya Rp 100, harusnya saya naik jadi Rp 150. Nah ini kan pemerintah tidak bisa mengatur yang di situnya. Nah itu mekanisme pasar," pungkasnya.