Film Mission Impossible menjadi inspirasi ilmuwan Lee Seok Woo dalam penemuan terbarunya, yakni baterai ultra tipis untuk lensa kontak pintar. Dalam film keempat dari seri, seorang agen memakai lensa kontak yang mampu mengenali wajah dan melacak mata. Lee ingin membuat lensa itu menjadi kenyataan.
“Saya berpikir, bagaimana saya bisa bekerja di bidang lensa kontak pintar ini?” ujar profesor dari Fakultas Teknik Elektro dan Elektronika Universitas Teknologi Nanyang tersebut, menurut laporan CNBC internasional, Kamis (6/6/2024).
Keahlian Lee dalam komponen baterai berfungsi sebagai titik awal untuk terjunnya ke teknologi yang dapat digunakan (wearable). Dia menyadari lensa kontak pintar membutuhkan baterai yang aman dan ringkas, untuk memajukan pengembangan perangkat ini.
Baca juga: Ini Dia Wujud Cincin Pintar Galaxy Ring
Lensa kontak itu sendiri sangat tipis yakni berukuran 0,5 mm, sehingga dibutuhkan ukuran baterai yang lebih tipis untuk mencegah ketidaknyamanan pengguna. Sehingga Lee dan timnya berupaya membuat baterai yang memiliki tipis 0,2mm.
"Ketebalan baterai kami sekitar 0,2 mm, yang kira-kira dua kali ketebalan rambut manusia," kata Lee.
Lee dan timnya menemukan baterai yang dapat ditenagai menggunakan larutan garam yang biokompatibel sebagai alternatif baterai lithium-ion. Ini ada baterai yang lebih aman dibandingkan lithium-ion yang mengandung bahan yang mudah terbakar.
Baterai baru ini dapat diisi menggunakan metode kawat konvensional, atau metode kimia. Baterai dilapisi dengan glukosa dan, ketika dicelupkan ke dalam larutan garam, glukosa akan bereaksi dengan ion natrium dan klorida untuk mengisinya.
Setelah delapan jam pengisian bahan kimia, baterai dapat mencapai 80% dari kapasitas penuhnya. Kemudian, dapat digunakan selama beberapa jam di siang hari.
Namun, ada cara lain yang tidak biasa untuk menyalakan baterai.
Baca juga: Revolusi Aksesoris Wanita, Anting Pintar Pendeteksi Suhu dan Ovulasi
“Larutan air mata ini mengandung glukosa. Itu berarti, saat kamu memakai lensa kontak, air mata kamu juga dapat mengisi daya baterai,” kata Lee. "Jika kamu menangis lebih banyak, maka kamu bisa mengisi daya bateraimu lebih banyak."
Saat ini, kapasitas dan tegangan baterai masih sangat rendah. Menggunakan dua metode tadi, baterai hanya dapat menghasilkan tegangan sekitar 0,3V - 0,6V, sangat rendah dibandingkan baterai AA yaitu 1.5V.
Pada tahap ini, output itu tidak cukup untuk menyalakan penyimpanan data atau koneksi internet, tetapi tim sedang bekerja untuk mengembangkan spesifikasi baterai.
Terlepas dari potesi inovasi ini, Lee berpikir bahwa biaya harus tetap rendah, mengingat kapasitas baterai, "Begitu masuk ke komersialisasi yang sangat serius, biaya baterai seharusnya hanya beberapa dolar."