Tetra Pak perusahaan global terkemuka yang bergerak di bidang pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman, baru-baru ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman mengenai komitmen keberlanjutan yang mereka terapkan.
Dari survei tersebut, diketahui bahwa sebagian besar perusahaan makanan dan minuman sedang berupaya untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan mereka. Berikut hasil survei Tetra Pak:
Konsumen cenderung membeli barang dengan kemasan ramah lingkungan
Sekitar 42% konsumen menyatakan bahwa mereka bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk produk yang mengedepankan keberlanjutan dan memiliki dampak lingkungan yang positif.
Temuan ini sejalan dengan hasil studi konsumen terkait kemasan yang sebelumnya dilakukan oleh Tetra Pak, dimana 75% responden memiliki kecenderungan untuk membeli produk yang telah menyoroti isu lingkungan.
Loyalitas bisnis terhadap solusi bisnis keberlanjutan
Berdasarkan data survei, 77% perusahaan juga menyatakan kesiapan mereka akan biaya yang ditimbulkan dalam implementasi solusi manufaktur dan pengolahan berkelanjutan, di tengah tantangan makro ekonomi yang dihadapi. Hal ini sejalan dengan hasil penyelenggaraan COP28, konferensi perubahan iklim yang diadakan beberapa waktu lalu di Dubai, bahwa pelaku bisnis memiliki komitmen dalam penerapan bisnis berkelanjutan, termasuk Tetra Pak yang memiliki inisiatif dalam mentransformasi sistem pangan.
Baca juga: Punya Modal Rp20 juta? Berikut Daftar Franchise yang Bisa Kamu Gandeng
Penerapan praktik dekarbonisasi
Perusahaan dan bisnis yang memiliki dampak terhadap lingkungan terus didorong untuk mengadopsi praktik yang men-dekarbonisasi sistem pangan dunia. Praktik dekarbonisasi sistem pangan ini diperkirakan akan meningkat hingga 10% dalam 5 tahun mendatang, menjadi sekitar 59%. Saat ditanya bagaimana perusahaan pengemasan dapat berkontribusi, 65% perusahaan menyebutkan pentingnya inovasi maupun upaya bersama dalam mengatasi perubahan iklim.
Terrynz Tan, Sustainability Director for ASEAN, Tetra Pak, mengungkapkan, “Hasil penelitian tersebut menegaskan pergeseran peran konsumen atau pelanggan yang berkaitan dengan lingkungan. Konsumen sekarang ini menginginkan merek makanan atau minuman yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Kemasan yang berkelanjutan tidak hanya tentang menjadi ramah lingkungan, namun sebuah kesempatan bagi produsen untuk terkoneksi dengan pelanggan secara bermakna. Dengan memilih bahan yang dapat diperbarui, sebuah merek memiliki keunggulan dan bisa menarik konsumen dengan kesadaran lingkungan yang sama. Di Tetra Pak, kami bersemangat untuk menciptakan kemasan produk yang mendukung berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang bisnis, namun komitmen perusahaan terhadap kemasan yang dihasilkan secara bertanggung jawab, bisa didaur ulang dan netral karbon.
Baca juga: Tren Belanja Online yang Perlu Diketahui oleh Pelaku Usaha
Sementara itu Gilles Tisserand, Vice President Climate & Biodiversity, Tetra Pak, mengatakan, “Industri makanan dan minuman saat ini berada dalam masa yang sangat penting, dengan mempertimbangkan ulang bagaimana menjalankan bisnis bisa membantu mengatasi persoalan iklim dunia dan menghadapi dampak yang ditimbulkan. Perusahaan juga mengandalkan mitra mereka sehingga bisa tetap berjalan bahkan meningkat di pasar yang kompetitif. Untuk itu Tetra Pak menegaskan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi sehingga bisa mengembangkan berbagai penelitian terbaru, menciptakan ekosistem kolaborasi, termasuk dalam hal penawaran produk.”
Sebagai langkah mendukung sustainability, Tetra Pak berkomitmen menjalankan bisnis berkelanjutan, dengan menghadirkan upaya penciptaan kemasan ramah lingkungan dan netral karbon.
“Inovasi kami berdasarkan nilai-nilai produk yang dapat diperbaharui dan didaur ulang, memastikan dekarbonisasi dan keberlanjutan terhadap kebutuhan bahan dasar kemasan yang digunakan.” Temuan seperti kemasan karton dianggap sebagai yang paling mendukung keberlanjutan oleh konsumen, sedangkan plastik sebaliknya, telah menunjukkan bahwa perusahaan telah berada di jalur yang tepat. Bahkan perusahaan berhasil menjual 46% lebih banyak kemasan polimer dengan bahan baku nabati pada tahun 2023, dan jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 yang menunjukan komitmen industri makanan dan minuman untuk bergerak mendukung keberlanjutan.