Pesatnya perkembangan teknologi menjadi salah satu pendorong menggeliatnya industri kuliner Tanah Air. Makanan pun kini bukan sekadar kebutuhan saat perut lapar, tapi lebih kepada bagian dari gaya hidup. Buktinya, semakin banyak restoran dengan konsep unik bermunculan dan berbagai inovasi kuliner unik di pasaran.
Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik tahun 2016 lalu, usaha kuliner termasuk salah satu pendorong utama ekonomi kreatif di Indonesia. Sub-sektor kuliner menyumbang sekitar 41% kepada PDB ekonomi kreatif.
Chief Commercial Expansion Go-Jek, Catherine Hindra Sutjahyo, mengakui pertumbuhan ekonomi di sektor kuliner menunjukkan tren positif setiap tahunnya. Sepanjang 2017, menurut Catherine, Go-Food telah menjual 3 juta martabak dan 2 juta porsi ayam geprek.
"Sejak dilaunching dua tahun lalu, konsumen yang memesan makanan melalui aplikasi kami terus mengalami peningkatan. Belum ada tanda-tanda penurunan, karena memang pertumbuhannya sangat konstan. Sekarang kami bahkan telah memiliki 125 ribu merchant yang pada awalnya hanya 10 ribu," tutur Catherine, dalam konferensi pers Malam Juara Go-Food, di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2018).
Baca juga: Membidik Peluang Bisnis Kopi Lewat E-Commerce. Berapa Omzetnya?
Menariknya, data internal Go-jek per 2017 menyebut 60-65% konsumen yang menggunakan aplikasi pengiriman makanan online justru berasal dari luar Jabodetabek.
"Kami sempat terkejut. Kami kira hanya Jakarta saja yang paling banyak demandnya karena faktor macet dan lain sebagainya. Tapi angka terbesar itu justru dari luar Jabodetabek, tepatnya di kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, dan Medan. Ini membuktikan bwah orang Indonesai itu di mana-mana memang suka makan," tambahnya.
Baca juga: Nadiem Ceritakan Serunya “Ketagihan” Go-Food
Lebih lanjut, Catherine mengungkapkan karakteristik dan ketertarikan masyarakat saat pemesan makanan online di Indonesia pun cukup beragam, dan terbagi menjadi beberapa kategori termasuk waktu pemesanan.
“Paling rame makan malam dan weekend. Itu untuk pattern makanan berat, untuk makanan ringan atau minuman pasti agak beda. Ke depannya, kami memprediksi bahwa masyarakat Indonesia akan lebih banyak memesan menu makan siang, khususnya bagi mereka yang sudah bosan makan di kantor," pungkas Catherine.
Baca juga: Dukung Ekonomi Kreatif, Go-Jek Berikan Apresiasi Bagi UMKM Kuliner