Sand Batteries Bakal Jadi Pembangkit Listrik Masa Depan?

Oleh: Claudia Tari Aplabatansa
Kamis, 24 Agustus 2023 | 11:00 WIB

Sand battery atau baterai pasir adalah konsep yang masih dalam pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ide di balik baterai pasir adalah menggunakan pasir, atau lebih tepatnya silikon yang merupakan komponen utama dalam pasir, sebagai bahan aktif dalam sel baterai.

Baterai tradisional umumnya menggunakan bahan seperti logam, seperti lithium atau nikel, untuk menghasilkan reaksi kimia yang menghasilkan aliran listrik. Namun, baterai pasir berupaya menggunakan silikon karena sifatnya yang melimpah di alam dan kemampuannya untuk menyimpan energi lebih tinggi daripada bahan-bahan yang saat ini digunakan dalam baterai.

Negara pertama yang gunakan energi termal berbasis pasir adalah Finlandia, dan dikembangkan oleh Polar Night Energy. Apakah Indonesia juga akan menggunakannya? Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menjadikan pasir sebagai penyimpan energi yang baik.

Baca juga: Punya Kendaraan Listrik? Ini 3 Jenis SPKLU Yang Ada di Indonesia

Apabila teknologi baterai pasir atau "sand batteries" menjadi salah satu sumber energi yang digunakan di masa depan, ini dapat memiliki dampak signifikan yang baik di berbagai aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Berikut adalah beberapa potensi dan dampak dari penggunaan baterai pasir jika menjadi sumber energi listrik:

1. Ketersediaan Bahan Baku

Pasir dan silikon sebagai bahan baku utama baterai pasir melimpah di alam, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan-bahan langka dan mahal yang saat ini digunakan dalam baterai, seperti lithium dan kobalt.

2. Kapasitas Penyimpanan Energi yang Lebih Tinggi

Silikon memiliki kapasitas penyimpanan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan-bahan saat ini. Ini bisa berarti baterai dengan daya tahan lebih lama dan lebih besar untuk aplikasi seperti kendaraan listrik, penyimpanan energi dari sumber terbarukan, dan sebagainya.

3. Pengurangan Emisi Karbon

Jika teknologi baterai pasir dapat dikembangkan dengan efisiensi tinggi dan biaya yang terjangkau, ini bisa mendukung pengurangan emisi karbon. Penerapan yang lebih luas dari kendaraan listrik dan penyimpanan energi terbarukan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Baca juga: Masa Depan Sektor Kelistrikan di Era Electricity 4.0

4. Penyimpanan Energi Terbarukan yang Lebih Efisien

Salah satu tantangan utama dalam energi terbarukan adalah fluktuasi dalam produksi, seperti kekurangan pasokan listrik saat matahari tidak bersinar atau angin tidak bertiup. Baterai pasir dengan kapasitas penyimpanan yang lebih tinggi dapat membantu mengatasi masalah ini dengan menyimpan energi berlebih selama periode produksi berlebihan dan melepaskannya saat dibutuhkan.

5. Infrastruktur Energi yang Lebih Stabil

Dengan adanya teknologi penyimpanan energi yang lebih baik, jaringan listrik dapat menjadi lebih stabil dan lebih responsif terhadap permintaan dan fluktuasi dalam pasokan energi. Pengembangan teknologi baterai pasir dapat mendorong inovasi lebih lanjut dalam bidang penyimpanan energi, kimia bahan, dan teknologi baterai secara keseluruhan.

6. Dampak Lingkungan

Meskipun baterai pasir memiliki potensi positif dalam hal ketersediaan bahan baku dan pengurangan emisi, masih diperlukan penilaian menyeluruh terhadap dampak lingkungan dari ekstraksi bahan baku, produksi, dan pembuangan baterai pasir.

Harap diingat bahwa implementasi teknologi baru sering kali melibatkan tantangan dan perubahan yang kompleks. Namun, jika teknologi baterai pasir berhasil dikembangkan dan diadopsi secara luas, dapat berkontribusi pada transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.