Adanya pandemi Covid-19 di Indonesia yang memaksa masyarakat untuk melakukan aktivitas secara online, membuat popularitas dunia blockchain di Indonesia juga ikut meningkat. Ketertarikan masyarakat terhadap aset kripto semakin tinggi, yang pada gilirannya meningkatkan pencarian informasi tentang teknologi blockchain.
Apa itu Blockchain?
Secara sederhana, blockchain dapat dijelaskan sebagai sebuah database atau buku besar yang terdistribusi di antara jaringan komputer. Fungsinya adalah menyimpan data dalam bentuk digital dengan cara yang aman dan terdesentralisasi. Salah satu penggunaan terkenal dari teknologi blockchain adalah dalam sistem aset kripto seperti Bitcoin, di mana catatan transaksi dapat dipelihara dengan aman dan terverifikasi tanpa perlu kepercayaan pada pihak ketiga.
Baca juga: Bitcoin Tembus US$31.000, Waspadai Aksi Profit Taking
Perbedaan dengan Database Biasa
Perbedaan utama antara blockchain dan database konvensional terletak pada cara data disusun. Blockchain mengumpulkan data dalam blok-blok yang kemudian terhubung satu sama lain membentuk rantai data. Setiap blok memiliki kapasitas penyimpanan tertentu, dan setelah diisi dengan data, blok tersebut ditutup dan ditautkan ke blok sebelumnya. Rantai data ini disebut sebagai blockchain. Sementara itu, database konvensional biasanya mengorganisir data dalam tabel.
Penggunaan Blockchain di Luar Aset Kripto
Meskipun crypto asset menjadi perhatian utama dalam penggunaan blockchain, teknologi ini memiliki potensi yang jauh lebih luas. Beberapa contoh penggunaan blockchain di luar transaksi antar individu adalah sebagai berikut:
- Mencatat transaksi secara berurutan dan aman untuk menghasilkan jejak audit yang tak terbantahkan.
- Melacak proses bisnis untuk mengetahui asal-usul pengiriman data dan mengurangi risiko pembocoran data.
- Mendukung penggunaan smart contract, yaitu program yang secara otomatis menjalankan transaksi berdasarkan kriteria kontrak yang telah ditetapkan.
Potensi dan Tantangan Blockchain
Dengan hadirnya Bitcoin dan crypto asset, blockchain telah mendapatkan pengakuan yang lebih luas. Banyak implementasi blockchain di dunia nyata yang telah dilakukan dan sedang dieksplorasi. Menurut Reza Yuriputra, Direktur Morfolabs, "implementasi teknologi blockchain akan menjadi solusi aktif dalam menyelesaikan masalah transparansi di berbagai bidang dan industri di Indonesia. Namun, seperti teknologi lainnya, blockchain juga memiliki kelemahan dan tantangan yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum diadopsi secara luas. Pertanyaan yang muncul saat ini bukan lagi apakah perusahaan akan mengadopsi teknologi blockchain, melainkan kapan kita siap memasuki dekade ketiga teknologi ini."
Baca juga: Tiga Hal Penting Sebelum Melakukan Aktivitas Day Trading
Peran Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I)
Untuk mempercepat perkembangan sektor blockchain di Indonesia, sejumlah perusahaan teknologi blockchain telah membentuk Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I). A-B-I bertujuan untuk menjadi wadah bagi korporasi dalam memajukan teknologi ini di Tanah Air. Organisasi ini didirikan pada 18 Januari 2018 dan saat ini dipimpin oleh Chairwoman Asih Karnengsih.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I), Kamu bisa kunjungi website resmi mereka di asosiasiblockchain.co.id.