Pernah mendengar Generative Artificial Intelligence atau Generative AI? Generative AI semakin familiar sejak kehadiran Chat GPT. Platform besutan Open AI, ChatGPT memang telah menjadi salah satu contoh gelombang kehadiran Generative AI yang sukses belakangan ini. Lantas apa itu Generative AI dan apa fungsinya?
Pengertian Generative AI
Generative AI adalah jenis teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menghasilkan output baru, seperti gambar, musik, teks, atau bahkan video. Jika kamu pernah mendengar suara Presiden Joko Widodo menyanyikan lagu Asmalibrasi dari Soegi Bornean itulah hasil dari kemampuan Generative AI.
Apni Jaya Putra Praktisi Media Digital memberi gambaran bagaimana proses pembuatan lagu lewat kloning suara ini dilakukan hanya dengan teknologi AI Voice Generator. Hal tersebut adalah gabungan dari sintesa suara yang sudah bekerja, sehingga membuat suara-suara sintesis yang mirip sekali dengan tokoh aslinya.
"Sekarang juga buat presenter berita tinggal di kloning, dibuat suara sintetis. Jadi presenter nggak usah ngomong pakai bahasa asing. Jadi ada satu mesin presisi banget dengan permodelan kalimat atau bahasa, jadi presenter saat ini sudah bisa bicara dengan 8 bahasa yang sangat bagus. Itu dari sisi teknologi suara," ungkap Apni.
Perkembangan teknologi AI memang kian mengagumkan. Generative AI menggunakan algoritma pembelajaran mesin (machine learning) yang kompleks untuk mempelajari pola-pola dalam data yang ada dan kemudian membuat prediksi atau menciptakan output yang baru berdasarkan pola-pola tersebut.
Agar memiliki kemampuan dahsyat, algoritma Generative AI harus melalui tahap “pembelajaran” yang insentif. Algoritma ini harus belajar data dalam jumlah yang masif agar dapat mempelajari pola dari data tersebut. ChatGPT misalnya, harus belajar 175 miliar parameter data dan 300 miliar kata-kata.
Baca juga : Ini Alasan Kenapa Harus Upgrade ke ChatGPT Plus
Akan tetapi, data saja tidak bisa langsung membuat algoritma Generative AI menjadi pintar. Salah satunya adalah kemunculan teknik Natural Language Processing (NLP) bernama Transformer yang membantu AI dalam memahami teks secara kontekstual. Karena itulah, algoritma Generative AI seperti ChatGPT pun semakin pintar, baik saat belajar maupun saat memberikan jawaban.
Manfaat Generative AI
Generative AI memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, di antaranya; menciptakan karya seni, membantu medis mendiagnosis penyakit dan pengembangan obat, meningkatkan keamanan di berbagai sektor, seperti deteksi kecurangan, penipuan, dan ancaman keamanan lainnya, selain itu generative AI juga dapat membantu guru dalam membuat rencana pelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi siswa.
Apni Jaya Putra Praktisi Media Digital juga memberi gambaran tentang perkembangan AI di Indonesia. Ia berharap nantinya bagian omnichannel dan perusahaan sudah memanfaatkan teknologi AI, sehingga mempercepat pengambilan keputusan.
"Misalnya diperusahaan bagian omnichannel dan helpdesknya mengarahnya kesana (Pemanfaatan AI). Sehingga misalnya pelayanan aduan itu bisa di formulasikan lewat analitik tertentu dan memberi hasil secara realtime, para pengambil keputusan pun lebih cepat mengatasi permasalahan publik," ungkapnya.
Baca juga : 7 Perkembangan AI di Tahun 2023
Langkah keamanan Generative AI
Meskipun Generative AI dapat menghasilkan hasil yang sangat mengesankan, teknologi ini juga menimbulkan beberapa kekhawatiran terkait penggunaannya, seperti potensi penyebaran informasi palsu atau manipulasi citra.
Potensi penyebaran informasi palsu atau manipulasi citra dari Generative AI adalah masalah serius yang dapat membahayakan keamanan dan privasi seseorang. Namun Apni mengungkap tren AI yang berkembang di masyarakat saat ini janganlah dibatasi dulu oleh peraturan. Hal ini agar masyarakat bisa lebih banyak mengeksplor teknologi baru ini, sehingga menciptakan sumber daya yang lebih siap.
"Bicara soal keamanan, kalau sekarang memang masih lawless ya belum ada aturan, tapi menurut saya jangan dibatasi dulu biarkan masyarakat kita bisa eksplor perkembangan teknologinya terlebih dahulu, baru pemerintah bisa melihat batasan-batasan mana yang boleh dan tidak," ungkap Apni.
Apni mengingatkan jangan ragu untuk mencari tahu tentang perkembangan AI. Namun perlu di tegaskan gunakanlah software AI seperti Chat GPT dengan bijak. Jangan menjadikan kecanggihan AI untuk tujuan kejahatan seperti menghasut publik, memfitnah dan menjatuhkan tokoh tertentu. Indonesia adalah negara hukum, jadi manfaatkanlah teknologi baru dengan sebaik-baiknya.
"Gunakan chat GPT itu secara bijak untuk mengasah ide-ide Anda selanjutnya, lalu Anda kembangkan sendiri untuk hasil yang lebih luar biasa" ungkap Apni.