TikTok baru saja mengumumkan automatic 60-minute daily screen time atau limit otomatis layar harian setiap 60 menit sekali untuk semua pengguna di bawah 18 tahun. Penerapan ini dikabarkan akan bekerja lebih baik daripada mengingatkan pengguna lewat Pop Up untuk istirahat.
Seperti yang kita tahu, pengguna TikTok banyak dari kalangan remaja. Dikutip dari Techcrunch TikTok adalah aplikasi sosial yang paling banyak digunakan anak-anak dan remaja sepanjang hari, bahkan melampaui YouTube. Oleh karena itu TikTok membuat beberapa peraturan yang baik dilakukan untuk Remaja.
Setiap akun milik pengguna di bawah usia 18 tahun akan merasakan terkuncinya akun TikTok mereka ketika menonton TikTok selama 60 menit. Ya, fitur ini secara otomatis memberi limit harian layar harian 60 menit. Setelah batas 60 menit, remaja akan diminta memasukkan kode sandi untuk melanjutkan bermain TikTok.
Sementara untuk pengguna pengalaman TikTok di bawah 13 tahun, batas waktu layar harian juga akan ditetapkan menjadi 60 menit. Jika batas waktu pemakaian perangkat sudah memenuhi batas, orang tua bisa menyetel atau memasukkan kode sandi yang ada untuk mengaktifkan waktu tonton tambahan selama 30 menit.
Baca juga : VIDA Tegaskan Pentingnya Tingkatkan Digital Trust di Kalangan Gen-Z
Pada bulan pertama pengujian perusahaan, ditemukan bahwa pendekatan ini meningkatkan penggunaan dalam manajemen waktu layar mereka sebesar 234%. TikTok juga akan mengirimi setiap akun remaja notifikasi kotak masuk mingguan dengan rekap waktu layar mereka.
"Penelitian menunjukkan bahwa jika kita lebih sadar tentang bagaimana kita menghabiskan waktu maka kita dapat terbantu untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Jadi kami mendorong remaja untuk menetapkan batas waktu layar harian mereka ke 60 menit daripada menghabiskan lebih dari 100 menit di TikTok dalam sehari." kata Cormac Keenan, TikTok Head of Trust and Safety.
Selain mendorong pengguna untuk menetapkan batas harian menonton, platform media sosial TikTok ini juga mengumumkan perlindungan lain untuk pengguna remaja.
TikTok menambahkan fitur baru ke alat Family Pairing, yang memungkinkan orang tua menautkan akun mereka ke akun remaja mereka untuk mengaktifkan konten dan pengaturan privasi. Fitur ini juga bisa membantu orang tua memfilter video dengan kata-kata atau tagar yang tidak ingin mereka tonton oleh remaja mereka.
Baca juga : Begini Cara Mendapat Centang Biru di TikTok
Dalam perkembangannya TikTok bekerja sama dengan organisasi pengasuhan anak, pemuda, dan masyarakat sipil untuk merancang fitur ini.
Perkembangan fitur yang dilakukan, karena melihat banyak pakar media sosial dan aktivis pemuda terus memperdebatkan efek media sosial terhadap kesehatan mental kaum muda. Dikutip dari Mashable, The Centers for Disease Control and Prevention mengungkap bahwa tingkat bunuh diri di kelompok usia 10 hingga 24 tahun meningkat sebesar 56% dari tahun 2007 hingga 2017, menjadikan bunuh diri sebagai penyebab utama kematian kedua setelah kecelakaan.
Tidak diketahui secara pasti apa penyebab krisis ini, tetapi beberapa ahli mengaitkan sebagian dari krisis ini adalah media sosial. Karena Menurut Pew Research Center , hampir dua kali lebih banyak remaja menggunakan internet "hampir terus-menerus" pada tahun 2018 dibandingkan pada tahun 2014.
Pada saat yang sama, penelitian menunjukkan bahwa membatasi waktu layar memiliki kemampuan untuk membuat kaum muda merasa sedikit lebih baik untuk diri mereka sendiri. Tidak jelas seberapa besar pengaruh batas waktu dan kapan fitur ini berada di Indonesia, tetapi yang jelas TikTok selalu berusaha membangun media sosial yang aman bagi semua kalangan.