Ingat tidak ekstrakulikuler basket adalah ekstrakurikuler yang paling banyak diminati saat jaman sekolah? Ternyata tidak hanya diminati di lingkungan sekolah, olahraga basket juga memiliki penggemar yang abadi lho!
Menurut survei Sports Browser, kepopuleran permainan bola basket dibuktikan dengan 2,2 miliar penggemar di seluruh dunia. Negara dengan penggemar bola basket terbanyak adalah Amerika Serikat, Kanada, Cina, dan Filipina. Olahraga ini sendiri diciptakan oleh James Naismith pada tahun 1891.
Sejarah bola basket di Indonesia sendiri tak lepas dari pengaruh Amerika Serikat dan Cina. Pada tahun 1894, YMCA mengutus Bob Baily ke Cina untuk mengenalkan olahraga bola basket ke Asia. Hingga pada tahun 1920, perantau Cina datang ke Indonesia berperan dalam penyebaran bola basket di Indonesia. Para perantau membangun sekolah Tionghoa dan mengajarkan permainan bola basket yang kemudian menjadi olahraga wajib.
Setelah olahraga basket tersebar di Indonesia, liga basket akhirnya dibentuk oleh Persatuan Basketball Se-Indonesia, dengan nama Indonesian Basketball League (IBL). IBL sendiri telah menjadi suatu liga terbesar di Indonesia, meski memiliki banyak rintangan, namun IBL mampu bertransformasi dan menghadirkan sejarah baru di dunia olahraga basket.
Berikut linimasa sejarah IBL :
Sejarah IBL di Indonesia
Bola basket terus berkembang di Indonesia. Pada tahun 1930-an, perkumpulan bola basket mulai terbentuk di kota Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan.
Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, olahraga basket semakin dikenal hingga diadakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 1948 di Solo. PON saat itu merupakan acara bersejarah di mana bola basket dimainkan untuk pertama kali di level nasional.
Baca juga : Sudah Siap Menghadapi ‘Bisnis’ Metaverse 2022?
Pada PON II, cabang olahraga ini mulai dimainkan untuk putra dan putri, dan tim yang dikirimkan sudah mewakili provinsi seperti, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Utara.
Di tahun itu juga, Maladi Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI), meminta Tony Wen dan Wim Latumeten untuk membentuk organisasi Bola Basket Indonesia. Atas prakarsa tersebut terbentuklah Persatuan Basketball Seluruh Indonesia pada 23 Oktober 1951. Lalu di tahun 1955, nama tersebut disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia disesuaikan menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi).
Tahun 2003, kompetisi profesional Indonesian Basketball League (IBL) diselenggarakan oleh Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) dan diikuti oleh 10 tim papan atas di Indonesia. Namun sayangnya perkembangan IBL tidak berjalan sesuai harapan, setelah berkali-kali ganti promotor, liga itu terancam bubar di penghujung 2009.
Mulai 2010, IBL berubah nama menjadi National Basketball League (NBL) Indonesia. Sejumlah perubahan pun dilakukan, mencoba meningkatkan lagi jumlah pertandingan, mendekatkan lagi liga ini dengan penggemarnya. Namun perjalanan NBL juga tidak semulus itu, pada 2015 IBL kembali muncul dengan IBL Reborn yang menghadirkan persaingan panas antar tim terbaik di Indonesia.
Tantangan IBL menghadapi Covid-19
Setelah 6 tahun berjalan sebagai IBL Reborn, situasi pandemi Covid-19 menjadikan penyelenggaraan kompetisi berlangsung dengan inovasi baru yaitu sistem bubble.
IBL 2021 yang berlangsung pada 10 Maret hingga 10 April, diikuti 12 peserta. Keikutsertaan tim nasional muda ditujukan untuk meningkatkan jam terbang seiring dengan persiapan menuju penyelenggaraan kejuaraan bola basket dunia di Indonesia tahun 2023.
Dengan sistem buble dan tanpa penonton di lapangan, IBL 2021 tetap berlangsung meriah karena penggemar bisa tetap terlibat lewat virtual cheers di setiap pertandingan. Antusiasme penggemar basket juga tak berkurang pada IBL Pertamax 2021. Jumlah penonton streaming membludak hingga lebih dari 30 ribu secara langsung dan secara rata-rata penonton meningkat hingga 4-5 lipat dibandingkan musim sebelumnya.
NFT, Sejarah Baru IBL
Selain menghadirkan inovasi baru sistem bubble, IBL juga meluncurkan IBL NFT pada Kamis 28 Oktober 2021 di The Bucketlist Indonesia di Bogor IBL NFT sendiri merupakan sejarah baru pada basket Indonesia kerja sama antara IBL dan Kolektibel.com.
Baca juga : Jangan Lewatkan! Kolektibel Hadirkan NFT Event Pertama di Indonesia
NFT ini menjadi cara strategis untuk mendekatkan penggemar dan IBL beserta para atletnya untuk memenuhi kebutuhan penggemar basket Indonesi. Selain itu, NFT ini diyakini akan semakin memperluas pangsa pasar IBL di Tanah Air.
IBL NFT ini berupa kartu digital yang bisa dikoleksi para penggemar IBL. Kartu ini berisikan moment-moment menakjubkan pertandingan tim basket atau pemain basket ternama di Indonesia. IBL NFT sendiri dapat ditemui di marketplace NFT yaitu Kolektibel.com.
Untuk mengetahui lebih dalam sejarah baru IBL di NFT, yuk simak pemaparan dari Rhein Mahatma, Co-Founder Kolektibel dan Raihanda Rafi Brand Representative Indonesian Basketball League (IBL) di Live Digital DNA Jum’at 22 April 2022 di Youtube Digination.id