Indonesia memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekspor di Indonesia. Negara kepulauan yang kaya Sumber Daya Alam dan Budaya menjadikan produk-produk Indonesia layak dipasarkan ke kancah internasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$20,46 miliar pada Februari 2022 atau 6,73% dibanding bulan sebelumnya (month to month/m-to-m). Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor nasional tumbuh 34,14% (year on year/YoY).
Secara kumulatif periode Januari-Februari 2022, nilai ekspor Indonesia tumbuh 29,75% menjadi US$ 39,64 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (cumulative to cumulative/c-to-c). Adapun, ekspor migas periode Januari-Februari 2022 tumbuh 8,69% (c-to-c) menjadi US$ 1,89 miliar dan ekspor nonmigas tumbuh 31,02% (c-to-c) menjadi US$ 37,74 miliar.
Untuk terjun ke ranah ekspor, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan memahami berbagai aspek perdagangan berkelanjutan agar produk Ekspornya bisa diterima di berbagai negara.
“Bisnis harus bersama-sama menjaga ekosistem agar tetap berkelanjutan. Tidak hanya tujuan ekonomi. tetapi juga dalam tujuan lingkungan dan sosial dengan menghubungkan kebutuhan global seperti memenuhi syarat negara tujuan ekspor untuk green business,” kata Ketua ABDSI Cahyadi Joko Sukmono.
Baca juga : Dukung UMKM Go Ekspor, BNI Siapkan Program Xpora pada Inacraft 2022
Meskipun isu green business belum menjadi perhatian signifikan di sektor UMKM, Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) mengungkap isu keberlanjutan menjadi satu kebutuhan dalam beberapa waktu terakhir. Pelaku usaha harus melihatnya sebagai hal yang bersifat jangka panjang.
Prinsip-prinsip sustainability meliputi tiga aspek yang meliputi sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Ketiga prinsip tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan perubahan atau perbaikan internal maupun eksternal perusahaan.
Kegiatan berkelanjutan antara lain pelatihan dan pengembangan karyawan, pengelolaan limbah produk atau kemasan, penghematan energi dan air di lokasi pengolahan, penggunaan pemasok lokal, dan pelatihan masyarakat lokal untuk menjadi karyawan.
Mendukung usaha strategis pemerintah, PT Bank Negara Indonesia Tbk, membangun BNI Xpora. BNI Xpora merupakan bentuk dukungan BNI terhadap pelaku usaha nasional khususnya UMKM untuk mengembangkan usahanya agar Go Global.
"BNI Xpora juga kami canangkan menjadi orkestrator ekosistem bisnis nasional yang mampu memfasilitasi UMKM dan Diaspora Indonesia sebagai buyer dan seller, serta menyiapkan enablers bagi transaksi ekspor-impor lainnya, melalui kolaborasi dengan seluruh stakeholders dan strategic partner," ungkap Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi.
Baca juga : Maksimalkan Kekuatan Produk Indonesia di Pasar Ekspor
Tidak hanya pengetahuan mengenai pembangunan bisnis sustainable, peningkatan kelas UMKM menjadi fokus utama melalui kemitraan dan kolaborasi dengan perusahaan besar dan masuk dalam rantai pasar global. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk nasional dan membangun kemandirian ekonomi nasional.
Melalui BNI Xpora, dengan tagline Ekspor Jadi Mudah, BNI memberikan layanan terintegrasi dan pendampingan kepada UMKM menjadi lebih produktif (Go Productive), meningkatkan literasi, inklusi, dan kapabilitas digital (Go Digital), serta mampu mengembangkan usahanya hingga menembus pasar global (Go Global).
Peran penting dalam upaya mendorong ekspor dan memperkuat fungsi BNI Xpora adalah dengan adanya kantor cabang BNI di 6 pusat keuangan dunia. Melalui kantor BNI di Singapura, Hong Kong, Seoul, Tokyo, London, dan New York upaya membuka akses ke pasar global semakin dipertajam.
Untuk menjawab kebutuhan ekspor, pelaku UKM dapat melihat program melalui https://xpora.bni.co.id/