Salah satu dampak kemajuan teknologi di Indonesia adalah berubahnya kebiasaan masyarakat dalam berbelanja. Masyarakat kini lebih nyaman belanja online karena lebih praktis, murah, dan banyak variasi produk.
Kepraktisan mendapatkan kebutuhan sehari-hari turut didukung menjamurnya e-commerce di tanah air. Riset baru Google dan Gfk menunjukkan bahwa berbelanja secara online menjadi hal yang umum di Indonesia. Data menunjukkan meskipun persentase belanja online di Jakarta cukup tinggi, yakni 66%, ternyata Medan menyentuh angka 68%, dan Surabaya 71 % bahkan lebih tinggi lagi.
Dilihat dari waktu yang dihabiskan untuk belanja online, warga Jakarta yang menghabiskan waktu 4,7 jam ternyata juga tidak menempati posisi pertama. Faktanya, warga Surabaya menghabiskan waktu 5,8 jam dan Bodetabek 5,2 jam berbelanja online lebih lama.
Riset tersebut membawa wawasan menarik mengenai hal-hal yang penting bagi konsumen online dan bagaimana pelaku usaha sebaiknya menjalankan bisnis mereka untuk menarik konsumen. Berikut temuan menarik dari riset tersebut.
Konsumen mulai beralih metode pembayaran
Dengan semakin seringnya mereka berbelanja online, konsumen mulai beralih dari sistem Cash on Delivery (COD) atau bayar di tempat ke Internet Banking dan transfer ATM.
Inovator (pendapatan lebih tinggi, banyak perangkat)
Sebanyak 64% konsumen lebih suka mendapatkan informasi langsung dari toko online. Sementara itu, 74% konsumen lebih tertarik membeli barang murah.
Early adopters (pendapatan lebih tinggi, banyak perangkat)
Terdapat 46% konsumen di kategori ini lebih suka mencari info secara online menggunakan mesin telusur, sementara 66% konsumen lainnya dapat terpikat dengan harga murah.
Gaptek (pendapatan lebih tinggi, 1 perangkat)
Di kategori ini tercatat 36% konsumen lebih suka mendapatkan info langsung dari brand, tetapi lebih memilih membayar lewat ATM. Faktor ini mungkin disebabkan belum familiar dengan Internet Banking.
Late Bloomers (pendapatan lebih rendah, 1 perangkat)
Tipe konsumen late bloomers cenderung lebih senang menunggu informasi. Tercatat sebanyak 58% konsumen mementingkan kemudahan sedangkan 74% lainnya sangat mengutamakan harga murah.
Para pengusaha online tentu bisa memperoleh manfaat optimal dengan mengembangkan pola bisnis dan menerapkan prinsip lebih dari sekadar menjual. Alternatif lainnya bisa dilakukan dengan memperluas target konsumen online di Indonesia atau mengoptimalkan aplikasi dan platform belanja online.