Jasa ekspedisi pengiriman sebagai bagian industri logistik di bisa dibilang tak pernah sepi, terlebih sejak perdagangan digital atau e-commerce berkembang di Indonesia. Namun, proses perjalanan barang ke tempat tujuan ternyata tak sesederhana yang dibayangkan.
Banyak kendala di lapangan yang membuat konsumen tidak puas, sementara tarif yang harus dibayar tak sedikit. Alasan tersebut mendorong Oki Earlivan mendirikan startup logistik Triplogic yang menawarkan pengiriman same delivery service
“Faktor utama time delivery yang pasti lebih dari satu hari karena mereka biasanya memasukkan barang dulu ke pool distribution mereka, sementara kita meng-cut chain proccesor tersebut menjadi cuma dua chain sementara mereka punya empat sampai lima chain,” papar Oki Earliven, Founder dan CEO Triplogic Indonesia.
Oki juga berpendapat kalau biaya logistik saat ini masih tinggi karena belum ada yang men-disruptive dan semuanya aset milik sendiri. Berbeda dengan Triplogic yang menggandeng traveler sebagai mitra sehingga tarif bisa dipangkas hingga Rp10.000 per kilogram.
Hadirnya startup logistik seperti Triplogic sebenarnya bisa menjadi solusi dalam hal pengiriman barang karena prosesnya bersamaan dengan traveler tiba di tujuan. Namun, Oki mengakui startup perlu berkolaborasi untuk memanfaatkan network yang dimiliki perusahaan logistik konvensional, khususnya di wilayah timur Indonesia.
“Karena kita memang harus berkolaborasi dengan seluruh perusahaan yang ada. Sebenarnya logistik itu tidak mempunyai border terhadap perusahaan apa pun baik itu dari industri makanan, hotel, barang, semua terbuka sekali,” tambah Oki.
Menjawab hal ini Agusnur Widodo, COO JNE yang ditemui di acara Fintech Connect di Jakarta, mengatakan pihaknya terbuka bagi startup untuk berkolaborasi dan memberi solusi agar startup logistik seperti Triplogic agar pengiriman sesuai dengan peraturan pemerintah.
Agusnur juga berpendapat bisnis yang disruptive kesannya melanggar peraturan sehingga untuk berkolaborasi harus bertolak dari peraturan yang ada. Selain peluang kolaborasi, diharapkan nantinya konsumen, seperti e-commerce dan lainnya bisa memiliki alternatif cara pengiriman barang di samping menciptakan pasar baru yang sebelumnya tak terjangkau perusahaan logistik konvensional.