Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan lima subsektor industri yang akan menjadi penggerak utama ekonomi digital dan industry 4.0 antara lain sektor elektronika, makanan dan minuman, tekstil, otomotif, dan kimia.
“Potensi dari kelima industri tersebut, di antaranya mampu menyumbang sebesar 70 persen terhadap PDB manufaktur, kemudian sekitar 60 persen untuk kontribusi ekspor manufaktur dan 65 persen pada penyerapan tenaga kerja sektor industri,” ungkap Menperin pada acara peresmian Bandung Techno Park (BTP) beberapa waktu lalu.
Untuk memuluskan langkah Indonesia dalam menghadapi era industry 4.0 Kemenperin menurut Ailangga telah menyusun peta jalan industry 4.0 yang mana terfokus pada artificial intelligent (AI), internet of things (IoT), wearable gadgets, advance robotics, dan 3D printing.
“Artinya, implementasi Industry 4.0 itu menjadi masa depan bagi industri kita. Karena penerapannya akan meningkatkan produktivitas dan menekan biaya, yang tentunya akan sangat menguntungkan bagi industri nasional,” tegas Airlangga.
Airlangga menambahkan bahwa upaya penting yang telah dilakukan Kemeneperin untuk mendukung era ekonomi digital dan Industry 4.0 antara penguatan sektor hulu, penguatan dan identifikasi rantai pasok global dan zona industri, penguatan akses pasar melalui program e-Smart IKM, serta mengusulkan pemberian insentif fiskal khusus untuk industri yang melakukan investasi di inovasi dan vokasi.
“Yang paling penting langkah-langkah tersebut akan mendorong entrepreneur, penguasaan market, dan pengembangan fintech. Kita tidak perlu khawatir digital ekonomi akan mengurangi lapangan kerja, karena online marketplace dan business process outsourcing (BPO) bisa melibatkan ribuan orang,” tegasnya.