Emoji sebagai Bahasa Periklanan, Apa Untungnya?

Oleh: Ana Fauziyah
Jumat, 5 Januari 2018 | 01:58 WIB
Bagi sebagian besar generasi milenial, emoji telah menjadi bahasa yang penting dalam komunikasi sehari-hari mereka

Bagi sebagian besar generasi milenial, emoji telah menjadi bahasa yang penting dalam komunikasi sehari-hari mereka. Menurut Newswhip, penggunaan emoji pada media sosial telah meledak sebesar 766 persen dalam beberapa tahun terakhir.

Hal tersebut membawa pada premis agar strategi pemasaran bisa menjangkau pasar anak muda, merek Anda harus belajar berbicara dalam bahasa mereka, yaitu emoji. Berikut adalah keuntungan pemasaran menggunakan emoji seperti dilansir dari Tech Wire Asia (Kamis, 04/01).

1. Keterlibatan lebih tinggi

Postingan yang disertai konten gambar dan video mendapat lebih banyak perhatian daripada postingan yang hanya berupa teks. Penelitian terbaru oleh Quintly menyebutkan penggunaan emoji meningkatkan keterlibatan konsumen terhadap merek produk dengan cara lebih menyenangkan dan kreatif.

2. Menyederhanakan komunikasi

Evolusi di bidang ekosistem digital semakin memendekkan rentang perhatian manusia rata-rata dari 12 detik pada tahun 2000 sampai 8 detik. Karena itulah diperlukan bahasa pemasaran yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh audiens.

Domino's adalah salah satu contoh merek yang memanfaatkan kekuatan emoji dalam beriklan dan berkomunikasi dengan pelanggan. Pada tahun 2015, kampanye pengiriman pizza Domino menggunakan emoji. Melalui iklan itu, Domino memungkinkan pelanggan memesan pilihan pizza mereka dan menghubungkan Twitter Domino dengan akun mereka. Kampanye tersebut cukup sukses menjaring banyak pelanggan.

3.Bahasa universal

Sebuah pepatah mengatakan bahwa sebuah gambar bernilai seribu kata. Emoji menghadirkan cara sempurna bagi merek untuk berkomunikasi dan terhubung dengan audiens mereka melampaui batasan bahasa. Dengan ribuan emoji yang tersedia, Anda bisa memasarkan merek Anda ke seluruh dunia tanpa terhalang perbedaan bahasa.

4. Lebih menyentuh emosi

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumen mengandalkan emosi daripada alasan logis saat memutuskan membeli sebuah merek. Emoji dapat membawa pesan-pesan dengan lebih efektif tanpa terkesan beriklan namun mampu menyentuh sisi emosi mereka.