Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dari keseluruhan produk yang dijual di pasar online hanya 6-7% yang merupakan kontribusi produk lokal. Sebagian besar produk yang listing di online marketplace di Indonesia merupakan produk impor.
Fakta tersebut tentu saja mengkhawatirkan karena spending investasi startup e-commerce yang besar akhirnya justru secara tidak langsung mempromosikan produk impor, sehingga dilematis bagi startup e-commerce. Masyarakat Indonesia pun hanya menjadi konsumen dari produk-produk luar yang membanjiri pasar dalam negeri.
Melihat hal tersebut, Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA) melihat perlunya langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam jangka pendek juga jangka panjang dalam menghadapi gempuran produk impor dan menjadikan produk nasional tuan rumah di negeri sendiri, langkah-langkah tersebut antara lain:
Jangka pendek
- Membendung produk impor barang jadi dalam bentuk partai besar
- Mendata secara terstruktur, sistematis, detail dan berkesinambungan UMKM dan produknya
- Fasilitasi UMKM, IKM, fresh food product (pertanian, peternakan, perikanan) go online segera di platform e-commerce
- Fasilitasi edukasi dan pendanaan UMKM dan IKM startup produk lokal dan fresh food product
- Sinergi modern market dan pasar tradisional produk FMCG lokal dengan platform e-commerce
- Mendorong startup e-commerce yang fokus solusi pasar tradisional
Jangka panjang
- Membuka secara terbatas dan spesifik produk impor barang jadi
- Membangun jejaring fasilitator edukasi peningkatan daya saing UMKM dan IKM
- Mendorong konsumsi domestik terhadap produk UMKM dan IKM
- Membangun fasilitas agegator produk lokal dan fresh product go online di platform e-commerce
- Perbesar porsi skema pendanaan UMKM, IKM dan startup produk lokal dan fresh food product
- Membangun inkubator startup startup e-commerce yang fokus solusi pasar tradisional di semua kota.