Perusahaan modal ventura Jungle Ventures memprediksi perusahaan rintisan (startup) di kategori teknologi pendidikan (edutech) dan teknologi kesehatan (healthtech) akan mempertahankan kesuksesannya pada tahun 2021, seiring adopsi penggunaan yang masif dan cepat selama tahun 2020 akibat dorongan pandemi COVID-19.
Managing Partner Jungle Ventures, David Gowdey menyatakan bahwa sektor pendidikan dan kesehatan mengalami transformasi besar-besaran karena Edutech dan Healthtech memiliki salah satu pertumbuhan tertinggi, yang diperkirakan mencapai tingkat adopsi pengguna tiga kali lipat dan empat kali lipat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurut Gowdey, peluang untuk sektor edutech dan healthtech tercermin dari angka rasio perbandingan jumlah dokter dan tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk yang tergolong rendah.
"Sektor-sektor ini sudah sangat membutuhkan transformasi digital dengan cepat. Semakin banyak startup yang didanai untuk membantu mengatasi transformasi digital ini dan sekarang ada arah yang lebih tepat dalam upaya adopsi pelanggan dan monetisasi platform tersebut," katanya.
Sepanjang tahun 2020, pandemi telah menciptakan dampak yang luar biasa bagi umat manusia di seluruh dunia, tetapi satu sisi positifnya adalah dalam hal digitalisasi. Gowdey mengatakan pada tahap awal, kurva tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap layanan online dari masyarakat yang pertama kali bersentuhan dengan dunia digital masih rendah.
"Namun seiring dengan kebiasaan dan proses pembelian online yang mereka lakukan, tingkat kepercayaan terhadap layanan tersebut akan semakin tinggi,” papar Gowdey.
Hal tersebut menjadi bukti akselerasi proses yang sedang terjadi di Indonesia, yang didukung oleh tingkat adopsi terhadap sistem pembayaran online yang semakin meningkat, serta peningkatan layanan digital lain, seperti layanan video streaming untuk kategori entertainment, ruang belajar virtual di kategori edutech dan layanan pemeriksaan kesehatan digital lewat kategori healthtech.
Aplikasi pendidikan Ruangguru misalnya, berperan penting untuk kegiatan belajar mengajar secara digital ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan sekolah dari rumah. Terlebih, startup lokal Indonesia itu juga menggelar pelatihan guru secara gratis yang diklaim telah diakses oleh lebih dari 200.000 guru di Indonesia.
Sementara itu, dua aplikasi healthtech seperti Alodokter dan HaloDoc juga mengalami lonjakan trafik yang signifikan hingga 600 % sejak Maret 2020. Hal itu juga tercermin dalam Laporan Marketing Aplikasi Indonesia 2020 rilisan AppsFlyer yang menyebutkan bahwa terdapat lonjakan pembelian dalam aplikasi dalam sektor Healthtech pada bulan Juni 2020 menjadi 16.5%.
Dengan konsekuensi jangka panjang ekonomi dari pandemi yang berdampak negatif pada banyak negara di dunia, adopsi digital menjadi krusial bagi pelaku bisnis dan konsumen. Hal itu tentunya meningkatkan peluang startup untuk mengembangkan kemampuan mereka sekaligus berkontribusi untuk menggerakkan perekonomian negara dimasa depan.
"Startup di sektor kesehatan dan pendidikan akan membutuhkan transformasi digital yang cepat. Semakin banyak startup yang didanai untuk membantu mengatasi transformasi digital ini dan sekarang ada arah yang lebih tepat dalam upaya adopsi pelanggan dan monetisasi platform tersebut," tegas Gowdey.