Bagi yang sudah lama melibatkan diri dalam dunia penanaman modal, istilah ‘berinvestasi’ bukanlah sesuatu yang asing. Namun bagi kamu yang baru ingin memulai lembaran baru, apakah tahun 2021 menjadi tahun yang tepat untuk berinvestasi?
Tahun 2020, mungkin menjadi tahun yang serba ‘dag-dig-dug’ antara ingin menjual atau mempertahankan portofolio untuk masa-masa yang akan datang. Jika kamu salah satu orang yang masih bertahan, selamat, kamu lolos. Namun jika kamu sudah menjual portofolio investasi mu di pertengahan tahun, mulailah investasi kembali dari sekarang.
Co-Founder Tanam Duit, Muhammad Hanif, menjelaskan dalam keadaan yang dinamis investasi menjadi peluang yang tepat menjelang 2021. Berikut 3 alasan kenapa kamu harus berinvestasi dari sekarang.
“Buy On fear, Sale On Greed” – Burren Buffet
Data menyebutkan, data index harga saham gabungan pada awal tahun sebelum pandemi, turun ke level 3900 tapi sekarang naik hingga 5600 atau lebih dari 30%. Naik turunnya harga saham ketika pandemi membuat banyak orang panik, dari paniknya orang tersebut menjadi kesempatan yang baik untuk berinvestasi.
“Justru pada saat pandemi ini saat harga sudah tertekan, itu saat yang paling bagus untuk berinvestasi. Jadi ketika orang lagi panik, beli asetnya, saat orang lagi greed, pajaknya beli, harganya jadi mahal, dan pada saat itu lebih baik jual. Justru saat pandemi ini adalah opportunity, kesempatan yang bagus sekali untuk bisa berinvestasi di aset-aset yang murah,” kata Hanif.
Sebelum keadaan semakin normal, kamu bisa mulai berinvestasi dari sekarang. Ketika orang-orang menjual investasinya, banyak aset yang di jual murah, kamu bisa membelinya, dan terima manfaatnya di masa mendatang.
Vaksinasi adalah peluang investasi
Hanif menilai, saat ini pun masih menjadi kesempatan untuk berinvestasi karena upside nya lebih besar dibandingkan dengan downside. Apalagi vaksin telah ditemukan akan membuat nilai saham akan semakin stabil.
“Di tahun 2021 ini keadaannya akan lebih baik dari 2020, kemungkinan besar vaksin segera diedarkan, itu udah game changer, jika vaksin sudah ditemukan berarti mobilitas masyarakat akan jadi tinggi, mobilitas tinggi berarti ekonomi akan berjalan, demand atau permintaan yang sebelumnya tertunda itu akan menjadi tinggi, ekonomi jadi naik, atau inflasi,” kata Hanif.
Inflasi menjadikan suku bunga meningkat, maka harga saham beberapa perusahaan cenderung turun. Ini menguntungkan kita bagi seorang investor, ketika mobilitas naik, ekonomi meningkat, harga saham pun naik.
Bunga di Indonesia stabil
Ketika pandemi tingkat bunga beberapa negara maju mengalami penurunan, Indonesia sendiri tingkat bunga masih cenderung stabil. Hal ini juga bisa kita rasakan ketika inflasi terjadi dimasa mendatang.
“Stimulus pemerintah kita masih jalan ya, tingkat bunga kita masih rendah, tingkat bunga US dollar turun, kemarin diturunkan bahkan hanya menjadi 0,25%. Jadi selama tingkat bunga dollar itu masih turun, investor-investor yang pegang dollar itu akan mengalokasikan investasinya ke non dolar, salah satunya ke margin market negara-negara berkembang seperti Indonesia,” kata Hanif.
Kita akan diuntungkan dengan bunga yang stabil, jadi apapun yang terjadi, kekhawatiran tersebut akan ditutupi dengan regulasi pemerintah yang melindungi aset kita.
Hanif mengingatkan, Indonesia adalah satu tempat yang baik untuk investasi jadi, kesempatan ini perlu dimanfaatkan, “Indonesia adalah satu tempat yang bagus untuk investasi, jangan sampai asing yang masuk kesini mereka yang menikmati, kita yang disini tidak menikmati,” katanya.